"She smiled, and all I could this was 'OH SHIT'" - Mark Lee
***
Sepulang sekolah tadi Mark memang berniat ingin menghampiri Lami dan mengajaknya pulang bersama, tapi saat ia akan menghampiri gadis itu dilihatnya Jaemin langsung menarik paksa lengan Lami dan juga mereka langsung menaki bus yang berhenti didepan halte sekolah mereka. Mark kemudian berlari saat dilihatnya pintu bus itu sudah hampir tertutup, Mark benar benar bersyukur sang supir bus melihatnya dan kemudian membukaan pintu untuknya. Suasana bus sore ini benar benar sesak, dia bahkan hanya dapat berdiri tak jauh dari pintu bus, dilihatnya Lami dan juga Jaemin yang berdiri dibagian belakang bus, posisi mereka memang membelakangi Mark, beberapa kali dia mencoba memanggil gadis itu, tapi hasilnya nihil, sepertinya Lami tak mendengar panggilannya.
Saat bus sedang melaju cukup kencang dan tiba tiba sang supir menginjak rem secara mendadak entah karna apa Mark tidak terlalu memperhatikannya, yang Mark tau hanyalah gadis itu yang hampir terjatuh lalu kemudian dengan sigap teman pria nya itu memeluk pinggang Lami dan untuk cukup lama masih saja tak melepaskan pelukannya dipinggang Lami, padahal bus sudah berjalan dengan stabil. Mark mengepalkan tangannya menahan dadanya yang tiba tiba terasa sesak saat melihat Jaemin mendekatkan wajahnya kearah Lami, posisi mereka mereka terlihat sangat intim, setidaknya itu yang terlihat dimata Mark sekarang.
Tapi tak berapa lama kemudian Lami sepertinya sudah menyadari keberadaanya, dilihatnya gadis itu sontak melepaskan tangan Jaemin yang ada dipinggangnya kemudian berjalan mendekat kearahnya, walaupun beberapa kali dimarahi oleh penumpang lain yang juga berdiri karna merasa terganggu tapi yang dia lihat gadis itu hanya terus berjalan sambil tersenyum kearahnya. Mark dengan refleks mengulurkan tangannya untuk membantu gadis itu dan langusung disambut dengan dengan senang hati oleh Lami. Detik itu juga saat tangan mereka untuk pertama kalinya saling menggenggam, tiba tiba saja sesak yang tadi sangat mengganggu Mark lenyap begitu saja dan digantikan dengan debaran yang menyenangkan, debaran yang sampai saat ini Mark masih tidak mengerti kenapa dan mengapa.
***
Mark ternyata begitu keras kepala, Lami sudah melarang nya untuk tak usah mengantarkannya pulang, lagi pula ada Jaemin yang menemaninya tapi Mark tetap saja memaksa untuk mengantarnya sampai rumah. Lami sebenarnya sangat senang dengat itu, tapi disisi lain dia juga tak enak hati dengan Jaemin yang semenjak turun dari bus mendiamkan nya dan berjalan mendahuluinya, Lami masih menebak nebak sebenarnya apa salahnya? Apa karna tadi dia meninggalkan Jaemin dan lebih memilih menghampiri Mark? Tapi sepertinya bukan itu, bukankah Jaemin tau kalau dia sedang mencoba mendapatkan hati Mark, seharus nya temannya itu mengerti bukannya malah mendiamkannya seperti ini.
Lami akhirnya menyerah dan membiarkan Mark mengantarkan nya pulang, dia memilih untuk tidak memikirkan tentang Jaemin dulu.
"Sepertinya temanmu itu marah" Mark memulai percakapan.
"Biarkan saja oppa. Dia memang sangat kekanak kanakan" Lami mendenggus kesal.
"Kalian begitu romantis tadi dibus" Mark mulai menyinggung perihal yang di bus tadi.
"Aniya. Dia hanya menolongku agar tidak jatuh" Benarkan dugaan Lami ternyata Mark melihat semuanya.
"Kami benar benar hanya teman sejak kecil" Lami terlihat panik saat menjelaskannya. Dia benar benar takut Mark salah paham.
Tapi respon yang diberikan Pria itu benar benar diluar dugaan Lami, Mark malah terkekeh geli Lami benar benar merasa tidak ada ada yang lucu dari ucapannya.
"Tak usah panik begitu Lami~ya.. aku hanya bercanda, aku tau dia hanya mencoba menolong mu tadi" Mark tersenyum menenangkan Lami.
"Kau mau berkencan denganku besok? Bukankah besok weekend?" Mark benar benar santai saat mengucapkannya, berbanding terbalik dengan detak jantungnya yang mulai menggila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come A Little Closer
FanficLami pikir ini hanya rasa ketertarikan sementara. Tapi seiring berjalannya waktu dia sadar dia jatuh cinta. Jatuh cinta dengan kakak kelasnya yang diinginkan nyaris seluruh gadis disekolahnya. Mark tidak masalah jika para gadis itu terus mengikutin...