2

1.1K 63 1
                                    

Hari pertama aku masuk SMP disambut dengan cuaca pagi yang cerah. Kulihat lewat jendela mobil yang dibuka banyak anak-anak memasuki gerbang sekolah. Kami kemudian berhenti persis didepan gerbang. Akupun segera turun dari mobil Toyota Camry warna hitam yang dikendarai Julliane.

"Aku pergi Bu." kataku sambil menutup pintu mobil.

"Gia," --panggil Julliane dari bangku kemudi-- "nanti sepulang sekolah Ibu jemput." Lanjutnya seraya melanjutkan obrolan diponselnya dengan entah siapa sedari tadi, mungkin kliennya pikirku.

"Ya." balasku dengan wajah murung.

Julliane menoleh. "Hei, kamu kenapa?"

Aku hanya membalas dengan geleng kepala.

"Gia," --Julliane menutup ponselnya-- "Kamu tidak perlu khawatir. Semua akan baik-baik saja okay."

"Okay." balasku dengan senyum tipis.

"Ibu harus pergi sekarang sayang, kamu tidak apa-apa ibu tinggal?" kata Julliane.

"Ya." balasku seraya mengangguk.

"Selamat bersenang-senang disekolah." katanya sambil melambaikan tangan kearahku, kemudian memacu kemudi ke arah jalan raya dan menghilang disudut jalan.

~~

Aku menyusuri lorong kelas dimana banyak siswa yang bergelut. Dapat langsung aku kenali wajah para siswa baru dari gaya berpakaian mereka yang amat rapi maupun tingkah kikuk mereka.

Aku terus saja berjalan dengan tatapan merunduk melihat lantai.

"Gia!" Teriak seorang cewek dari belakang yang mengagetkanku.

Belum sempat aku berbalik untuk melihatnya, tiba-tiba dia memelukku dari belakang. Aku kebingungan, dia memelukku sangat erat, sementara disekeliling kami orang-orang menatap kebingungan. Kurasakan punggungku mulai basah, dan terdengar isak tangisnya.

"Hey kamu kenapa?" Tanyaku cemas.

Pelukannya melemah, memberiku kesempatan melepaskan diri kemudian berbalik ke arahnya. Alangkah terperanjatnya aku saat menatapnya. Dia se-tinggi aku, namun tubuhnya lebih berisi.

Ku tatap dalam-dalam kedua bola mata abu-abu dengan alis pirang senada dengan rambutnya yang berponi menyamping sama denganku, namun rambutnya dibuat ikal sebahu sedangkan aku tetap mempertahankan rambut lurus panjangku. Bibirnya yang pink bergetar hebat melepaskan isak tangisnya.

"Alice ..." panggilku lirih.

Bersusah payah ku tahan. Pandanganku yang sejak awal melihatnya langsung kabur, bertumpah ruah menandingi deras air matanya. Kupeluk dia erat tidak perduli dengan pandangan orang sekitar.

Akhirnya ketemu, belahan jiwa, cintaku, saudari kembarku.

~~

Alice memiliki popularitas tinggi disekolah, luwes dan gampang bergaul, berbanding terbalik denganku. Kami bersahabat sangat dekat, selalu kemana-mana bersama seperti saudari kembar, plus kami saudari kembar sungguhan.

"Gi, nanti kita ikut kegiatan ekstra yah sepulang sekolah." ajak Alice.

"Gak, malas." jawabku spontan.

Alice langsung menoleh, "Kamu gak boleh kayak gini, iya kita ini kutu buku, tapi jangan jadi nerd." --tangan kanannya menutup buku yang dari tadi aku baca-- "Pokoknya, kamu ikut aku saja, juga bareng sama teman-teman geng kita, ok," lanjutnya.

Aku mengangguk pasrah.

~~~

Sekarang
2.30pm

The Perfect StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang