Aku jatuh berulangkali. Untukmu.
Aku kotor berulangkali. Untukmu.
Ingatkah dulu, tangismu berubah menjadi gelak tawa ketika aku mengerjai anak badung yang menghina kuncir rambutmu.
Saat kamu menjatuhkan ice cream strowberry-mu dan aku membagi milikku.
Saat kamu merusak pajangan koleksi antik Ayah, dan aku yang mengaku.
Saat suara petir besar menyambar, kamu memelukku erat.
Atau saat kita bersembunyi dibawah ranjang, kamu yang ketakutan sehingga aku menutupi kedua telingamu dan membiarkan diriku mendengar keburukan mereka.Sadarkah kamu, aku telah menyerahkan hidupku kepada orang jahat itu demi melindungimu.
Aku kira pengorbananku akan membuatmu selalu disisiku dan percaya aku. Seperti dulu.
Tapi tidak.
Kenapa? Kenapa kamu sama seperti mereka!
Padahal kita adalah satu.Mungkin. Mungkin kamu benar.
Aku ini makhluk hina yang menjijikkan.
Aku tidak pantas bersama kalian.
Lebih baik aku menghilang.
Kamu pasti bahagiakan?
Adikku.~~~
*Rumah Gia
Aku tersentak. Weker menunjukkan pukul 2AM. Ha~ ini gegara Hot Chocolate yang Ayka suguhkan di apartemennya tadi. Padahal aku biasa meminumnya disaat pagi, karena sudah dibuatkan sayang kalau tidak diminum hehe.
Terngiang pengakuanku pada Ayka. Apakah ini benar? Atau salah? Seharusnya tidak aku bilang Arrrgh. Lamunku sambil menggaruk kepala membuat rambut kusutku semakin awut-awutan.
Haus.
Dengan berat aku turun dari ranjang dan berjalan gontai keluar kamar turun menuju dapur. Sesampaiku di ujung anak tangga, ku dengar suara mengerikan dari bawah.Aku bergidik, cepat aku kembali ke kamar mengambil tongkat baseball besi di basket dekat pintu. Memang sengaja aku siapkan di sana selain sebagai pajangan tapi juga untuk menghadapi hal-hal seperti ini.
Ku turuni anak tangga dengan perlahan sambil menjinjit kaki yang dipeluk sepasang sandal panda biru putih berbulu lembut.
Sekarang aku sudah di lantai satu. Suaranya semakin kuat. Daerah dapur? Bukan. Dari arah depan.Ku pegang tongkat itu erat dengan kedua tangan seperti seorang samurai. Hey jangan salah, aku menguasai beladiri jijutsu, taekwondo, kendo, wushu, sempat beberapa kali meng-K.O preman kelas kacang tanah sampai kelas bubur kacang. Tapi aku tetaplah cewek yang 'lemah' dengan hal kemistisan.
Mengintip.
Terlihat sesosok hitam duduk membelakangiku di ruang tamu yang gelap itu.
What the hell isss that!? Human or hiiuman?Ok, relaks.
Banyakkan artist yang mempunyai fans fanatik banget, diterror, dikuntit, diancam orang terdekatnya, sampai rumah mereka dimasuki. Mungkin kejadian juga malam ini.
Suara berisiknya menghilang. Perlahan aku mendekat, dan berhenti persis di belakangnya.
"Ngggggrroookkk..."
Kaget.
Pletakkk!
Langsung ku pukuli dia. Sosok itu meronta-ronta kesakitan, tapi tak membuatku berhenti, kebetulan ada sarana amarahku malam ini.
"Ampun stop! stop! ampun~"
Tunggu. Suaranya familiar. Kuhidupkan lampu yang menyinari sosok tubuh tergelepar di lantai sambil meringis memegangi kepalanya.
"OMG Joe! Are you okay?!" sambil membantu mendudukkan Joe di sofa.
"Aduh Gi, lihat nih wajah aku bonyok. Dipukul pake ginian lagi aduh." kesalnya, merebut tongkat yang ku pegang dan membuangnya ke lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Star
RomanceAku kini seorang aktris, tapi ini bukan tentang itu ataupun kisah cinta yang halu. Ini hanyalah kisah sedih penggalan masa lalu, aku dan saudara kembarku. Profil: Nama: Gia Shannon Pekerjaan : Aktris - Penyanyi - Penulis lagu - Designer Golongan da...