Gelap berganti terang.
Begitupun malam berganti pagi.
"Udah aku aja yang bikin susunya, Stey. Kalian berdua, lebik baik bangunin dua kebo itu. Seperti biasa, kita bagi tugas."
Pagi ini Abel sibuk mempersiapkan sarapan untuk semua. Saking semangatnya, ia tidak ingin dibantu orang lain sekalipun itu Steya.
Yang dimaksud Abel dua kebo tadi itu adalah Aren dan Rizky. Sedangkan kalian berdua adalah Steya dan seseorang yang berdiri disebelahnya.
Steya berdecak, ia angkat tangan, "Iya deh iya. Tapi semuanya harus udah siap sebelum kita kesini ya."
"Iyaaa."
Teringat sesuatu, Abel mendongak dari omelete terakhir yang baru saja akan ia taruh di piring kosong dengan cengiran lucu, "Jangan lupa kasih bumbu buat yang satu ya, Stey."
Steya mengedipkan sebelah matanya jahil, "Sip, tenang aja."
Steya dan seseorang itu pergi bersama menuju kamar Aren dan Rizky yang bersebelahan sekaligus berhadapan dengan kamar Lolyta. Biarpun berhadapan, jarak mereka bisa dibilang sangatlah lapang sehingga mungkin saja masih bisa dijadikan tempat untuk berkumpul jika digelar karpet atau semacamnya.
Sebelum masuk, Steya membisikkan sesuatu pada seseorang itu kemudian barulah mereka berpisah.
Seseorang itu masuk perlahan. Berusaha tidak mengeluarkan bunyi sedikitpun yang nantinya akan mengganggu Aren.
Ya.
Ia dapat bagian Aren.
Seseorang itu tersenyum ketika mendapatkan pemandangan langka di hadapannya. Aren yang tertidur sambil memeluk boneka besar entah milik siapa itu benar-benar merupakan hal baru. Ah lupakan posisi imut itu, wajah tampan Aren bahkan kini lebih menggoda untuk dipandang lama.
Sadar bahwa bukan itu tujuan utamanya, seseorang itu menggoyangkan bahu Aren lembut, "Aren bangun, udah jam tujuh."
Aren tidak bergeming.
Terkekeh, seseorang itu kembali menggoyangkan bahu Aren lebih keras lagi, "Areeeenn, banguuun."
Kening Aren mengerut bertanda sebal mimpi indahnya telah diganggu. Tapi setidaknya, ada kemajuan.
Entah setan dari mana yang menghasutnya, seseorang itu mendekatkan dirinya ke Aren, mencium bibir cowok itu sekejap sebelum berbisik, "Bangun, Aren. Atau nanti aku cium kamu lagi."
Wajah seseorang itu sontak memerah.
Sungguh, seseorang itu sendiripun tidak menyangka mengapa ia bisa melakukan hal dan berkata seperti itu dengan seenaknya. Yang pasti, perbuatan usil ini sangat bukanlah dirinya. Dan memang tidak akan! cukup kali ini saja!
Aren tidak terbangun seperti yang diduga seseorang itu. Ia malah bergelung, kemudian perkataan igauannya sangat mengejutkan, "Aku tidak akan bangun kalau begitu. Supaya bisa merasakan bibir manis itu lagi."
Wajah seseorang itu kian merah. Merasa dirinya malu tingkat dewa, tanpa sadar, tangannya meninju perut Aren hingga cowok itu bangun dengan kesakitan, "BANGUN."
"Ughh."
Seseorang itu tergelak, "Ups."
Ia bergerak mendekat, mempertipis jarak diantara mereka khawatir, "Aduh maaf, Aren, aku nggak sengaja, aku hanya-"
"Lolyta?"
Perkataan seseorang itu terhenti mendengar namanya dipanggil. Ia mendongak, menatap wajah Aren hanya berjarak sepuluh senti dihadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rosalie
FantasyNamaku Rosalie, Aku hanya boneka yang tak bernyawa, Namun, Aku ingin merasakan gimana rasanya cinta dan kasih sayang... © by SunfLavend.-2014 Rosalie