"Rosalie, kamu...boneka?"
Rosalie terdiam di tempatnya, lalu berbalik.
"Dari mana kamu tau aku-" kalimat Rosalie terpotong karena ia melihat tubuh Abel yang menjulang tinggi di hadapannya. Ia mengangkat tangannya dan melihat tangan kainnya.
Ia kembali mendongak menatap Abel yang terdiam kaku. Mulutnya sudah megap-megap bersiap untuk teriak.
"Ssssssstttt, jangan teriak. Biar aku jelaskan, ayo masuk."
=====
"Aku tidak menyangka. Kalau aku kini berteman dengan boneka." Abel menghela nafas panjang, tubuhnya menyerosot di sofa empuk berwarna abu-abu.
"Aku juga. Seharusnya kau berbangga." Rosalie terlihat berfikir keras, lalu ia menepuk dahinya.
Kau memang akan menjadi manusia, Rosalie
Tapi saat matahari tenggelam, kau akan menjadi boneka lagi.
"Bodoh," gerutu Rosalie pelan.
Abel yang heran akan temannya itupun bertanya, "Kenapa?"
"Aku lupa, saat matahari tenggelam aku akan menjadi boneka kembali. Yah, tapi masih bisa hidup. Seperti sekarang." Rosalie mengangkat tangannya dan menggerak-gerakkan lucu.
Abel mengerucutkan bibir, dan mengambil bantal di sampingnya. Lalu menutup wajahnya dengan bantal. "Pantas kau cantik, kau boneka."
"Hihihi, kamu juga cantik kok Abel," kata Rosalie meyakinkan Abel.
Abel membuka bantal yang menutupi wajahnya dan tersenyum lebar. Lalu menyeringai.
"Rosalie. Aku ingin kamu joget kayak sirkus, pertama loncat dari meja, kedua salto, ketiga nari balet. Hehe."
Rosalie terkejut, "Apa? Tidak, aku tidak mau." Ia mengibaskan tangannya, lalu melipat tangan di depan dada tanda kesal.
"Yaaah, pliiiiis Rosalie. Lagipula kau kan boneka, mana mungkin saat terjatuh akan sakit dan berdarah," kata Abel dengan puppy eyes nya.
"Benar juga sih." Rosalie terlihat berfikir.
"Ya, ya, ya? Aku kan belum pernah melihat boneka hidup secara langsung. Kecuali di film-film yang pastinya itu edit an."
"Baiklah."
"Yeay," Abel menjerit tertahan.
Rosalie naik ke atas meja dengan perlahan dan bersiap mengambil ancang-ancang ingin melompat. Ia mulai melompat, dengan gerakan yang indah, dan dihadiahi tepuk tangan dan sorakan senang dari Abel.
"Yang kedua," sorak Abel tak sabaran.
Rosalie membalikkan badannya berkali-kali. Ia sangat bingung, baru pertama kalinya ia salto.
"Kau tidak bisa?" Tanya Abel yang mengangkat ke dua alis tipisnya.
Rosalie mengangguk sebagai jawaban.
"Biar aku tunjukkan." Abel bangkit dari duduknya, membenarkan bajunya. Lalu mulai salto, dan mendarat dengan mulusnya.
Rumah Rosalie yang besar, membuat Abel bisa dengan leluasanya bersalto. Ya, ini rumah peninggalan Resi.
"Oh, itu mudah." Dengan lincahnya ia mengikuti salto seperti yang di ajarkan Abel.
"Waw, mudah sekali bagimu untuk melakukannya. Seperti copy paste saja. Aku saja belajar sebulan baru bisa," Anak berdecak kagum. Matanya berbinar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rosalie
FantasyNamaku Rosalie, Aku hanya boneka yang tak bernyawa, Namun, Aku ingin merasakan gimana rasanya cinta dan kasih sayang... © by SunfLavend.-2014 Rosalie