|Raka POV|
Gue bangun dari tidur gue. Tidak ada cahaya yang menyelinap masuk ke kamar ini, benar-benar pengap. Walaupun tarif nya mahal.
Tadi malam sangat melelahkan. Gue lirik wanita tertidur pulas di samping gue, yang gue tidurin tadi malam.
Gue bertemu dia di Bar, yang letaknya terpencil dari kota. Sepertinya dia mahasiswa. Body nya juga bagus, makanya gue mau bermain bersama dia.
Gue beranjak dari tempat tidur, lalu masuk ke kamar mandi. Gue membasuh seluruh tubuh gue yang terkena cairan kental.
Selesai mandi, gue mengambil seragam yang tergeletak di lantai lalu memakainya.
Sekali lagi gue melirik wanita itu. Dia masih tertidur pulas. Gue membiarkan nya. Lalu pergi dari hotel ini.
Gue menghidupkan mobil, lalu mengendarainya menuju rumah.
*****
Gue memandangi rumah dengan dinding yang sebagian besar di cat dengan warna putih, tampak mewah, yang ada di hadapan gue. Dulu rumah ini bagi gue sangat indah, damai, dan menyenangkan. Tapi sekarang malah sebaliknya nya. Bahkan gue sempat berpikir tidak akan mau menginjakan kaki gue, ke rumah ini lagi. Tapi itu tidak mungkin gue lakukan. Bukan karena gue tidak mau meninggalkan papa. Gue hanya memerlukan uang nya saja.
"DARI MANA SAJA KAMU RAKA? KENAPA BARU PULANG?!" Bentak papa gue yang sudah ada di dekat pintu.
"Dari rumah teman," jawab gue dingin.
"Emm... kamu bau alkohol," kata papa, sambil menutup hidungnya. "JAWAB DENGAN JUJUR RAKA, KAMU DARI MANA. APA KAMU DARI BAR HAH?!" Bentak papa, dan gue sudah gak tahan dengan suara papa yang memekakkan telinga.
Ah, gue lupa. Walaupun gue tadi udah mandi di hotel, itu tidak akan mengurangi atau menghilangkan bau alkohol dari baju gue.
"YA, GUE DARI BAR. TERSERAH GUE MAU KEMANA. DAN ITU BUKAN URUSAN LO," Bentak gue dengan nada tinggi.
"DASAR TIDAK SOPAN, KAU PIKIR INI SIAPA HA? ANAK TAK TAU DIRI," Bentak papa sekali lagi.
Gue tidak menaggapi papa. Gue langsung berlari menuju kamar, dan membanting pintu nya.
Gue lihat jam, jarum nya menujuk angka 07.15, masih ada waktu untuk pergi ke sekolah.
Gue berniat sekali lagi untuk mandi. Karena mandi di hotel tadi tidak cukup. Setelah itu gue memakai seragam gue, yang ada di dalam lemari.
Setelah selesai, gue turun ke bawah. Tidak ada siapa-siapa. Mungkin mereka lagi makan.
Gue gak akan bergabung bersama mereka. Gue akan makan di sekolah nanti.Gue pergi menuju sekolah. Setelah 15 menit, gue tiba di depan sekolah. Gue lihat jam yang ada di tangan gue, sudah jam 07.45, gerbang pun sudah ditutup.
"Pak, buka gerbangnya!" Kata gue kepada satpam dengan nada datar.
"Wah, gak bisa dek." Kata bapak itu sambil menunduk. Terlihat jelas kalau dia takut dengan gue.
"Nih pak," kata gue sambil meyodorkan uang yang nilai nya 100.000,00.
"Hehe... i-iya deh dek, kamu boleh masuk." Katanya lalu membuka gerbang.
Gue, tidak langsung masuk kelas, gue berniat bolos satu pelajaran. Gue pergi ke kantin, untuk mengisi perut gue yang lapar.
"Buk, 1 mangkuk bakso sama jus jeruk gak pake lama!" Teriak gue pada ibuk kantin.
"I-iya nak, t-tunggu sebentar," katanya lalu bergegas mengambil pesanan gue. "I-ini bakso sama jus jeruk nya nak." Ibuk tersebut menyajikan pesanan gue di atas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cute Rascal (Yaoi)
Storie d'amoreWilly Adhelard, Cowok keren, pintar, tampan, keturunan bule, baik, tajir, Ketua OSIS lagi. Tetapi mengapa kesempurnaan nya Tak dapat meluluhkan hati seorang Raka Ernest Cowok brandal berparas imut? Cerita ini betemakan boyxboy and Homosexual| Konte...