..oOo..
Sebenarnya Joshua enggan sekali membawa Kei berkunjung ke rumah neneknya di Mokpo, mengingat kelakukan neneknya yang agak absurd.
"Ya tuhan Joshua! bocah mana yang baru kau nikahi?!"
..oOo..
Memasuki bulan ke - 2, sejak pernikahan Joshua dan Kei.
Menikah dengan gadis mungil itu adalah suatu perjuangan, ketika dia harus menyelesaikan kuliahnya secepat mungkin, begitu pula dengan restu dari kedua orang tuanya, memang ayahnya sedikit pelit, dengan dalih umur Kei -didukung wajahnya- yang belum tepat untuk menikah.
Tapi, tetap saja. Tidak ada yang bisa menghalangi Joshua yang sudah kebelet nikah.
Heh, padahal menikah diumur 22 bukan hal yang aneh lagi. Ayahnya memang sedikit-banyak kuno.
Kembali kesaat - saat pasca menikah, Joshua pikir akan mudah, ya, begitulah pemikiran otaknya yang dangkal, namun siapa sangka itu benar - benar sulit? Kei itu memang manja sekali, bahkan ketika dia harus menanggung bebannya sebagai seorang istri.
Hah, tetap saja. Joshua merasa begitu bahagia ketika akhirnya benar - benar memiliki Kei secara legal.
Pagi itu Joshua sibuk memandangi wajah Kei dengan senyum yang begitu lebar. Jari - jari tangannya dengan usil menusuk - nusuk pipi gemuk milik Kei.
"Ung~ Joshuaaa~ berhentiii." Kei bergumam pelan dengan suara serak, gadis itu berusaha menyingkirkan tangan Joshua dari wajahnya.
Joshua tertawa melihat tingkah Kei, gadis itu menggerung layaknya kucing dengan bibir yang melengkung ke bawah, tangan mungilnya mencoba meraih tubuh Joshua lalu menggesekan rambutnya pada dada Joshua.
Joshua tertawa melihat tingkah istri manisnya. "Bangun Nyonya Hong, kau punya suami yang harus kau beri makan~" kata Joshua dan dengan jahilnya menarik hidung mungil Kei.
Kei kembali menggerung. "Baik - baik! Berhenti mengganggu Kei! Kei akan memberi makan kerbau liar ini!" tukas Kei dengan kasar.
Joshua tertawa, lalu memandang Kei jahil. "Hei, yang kau sebut kerbau itu dirimu sendiri," katanya terus tertawa.
Kei melemparkan guling ke arah Joshua sambil memeletkan lidahnya.
"Meski Kei kerbau, Joshua ada kerbau liar bau yang mesum!"
"Tapi kau suka 'kan?" tanya Joshua seraya menaik - turunkan alisnya.
"Joshuaaa!"
..oOo..
Sesuatu yang membuat Joshua semakin mencintai Kei adalah bagaimana gadis itu berusaha menjadi istri yang baik, meski sifat manja tidak bisa lepas dari sosoknya.
Joshua tertawa kecil melihat Kei yang memandangnya dengan kedua mata yang berbinar - binar, sinar penuh harapan terlihat jelas dari sana.
"Ibu memberi resep baru kemarin." Kei memainkan jari - jari mungilnya. "Kei harap Joshua menyukainya," katanya dengan warna kemerahan yang muncul di kedua pipi gemuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little apple & Choco Pie [Complete]
FanfictionKei dan Joshua . . . . "Makhluk mungil paling menggemaskan dalam hidupnya."