Ciittt...
Gadis itu menginjak rem kakinya cepat, membuat dahinya yang tidak tertutup poni nyaris 'mencium' setir. Beruntung sealt belt yang dipakainya menarik tubuhnya kembali ke kursi mobil dengan bantal rilakuma itu.
Ia membuka matanya. Siap-siap merutuk, mengeluarkan sunpah serapah pada seseorang yang beberapa detik lalu membuat rem mobilnya berdecit cukup keras.
Tapi ia tak melihat siapapun.
Basement apartemen itu sepi. Biasanya ada ahjussi yang bertugas sebagai petugas keamanan di gedung apartemennya, memeriksa keamanan basement. Tapi tak mungkin yang tadi memotong jalan mobilnya secara mendadak itu adalah ahjussi itu, sebab sebelum ia masuk ke dalam basement ia melihat ahjussi tersebut sedang duduk bersantai menonton drama kesukaannya di pos jaga depan apartemen.
Lalu, siapa yang lewat tadi?
Mungkinkah....
," Aiisshhh..." ia memukul-mukul kepalanya ," Itu bukan apa-apa.. itu bukan apa-apa..." ia mengulang-ngulang kata-katanya sendiri. Membuang jauh-jauh pikiran aneh di kepalanya dan segera memarkir mobilnya.
Baru beberapa langkah keluar dari mobil ia merasa ada langkah kaki yang mengikutinya dibelakang.
Tubuhnya menegang. Instingnya menjadi sangat waspada. Ia mengatur nafas setenang mungkin. Hal pertama yang ia harus lakukan adalah segera keluar dari basement yang sepi, masuk kedalam gedung apartemen - yang sebenarnya tak kalah sepi.
Ponsel di saku jacketnya bergetar pelan. Nomor tanpa nama.
Wajahmu yang ketakutan itu tampak semakin cantik dimataku.
Yeoja itu mempercepat langkahnya, masuk kedalam lift dan menekan tombol lantai 7. Lift berjalan naik, baru di lantai 3 lift terhenti, pintunya terbuka.
Seorang laki-laki dengan jaket kulit hitam dan topi hitam yang menutupi hampir setengah wajahnya melangkah masuk.
Tubuh Suzy sempurna menegang.
Lift hening mencekam. Suzy menundukkan kepalanya, tangannya sibuk merogoh ke dalam tasnya, mengeluarkan sesuatu - apapun - yang bisa ia gunakan sebagai senjata nanti. Ah, mengapa lantai 7 terasa begitu lama? Rutuknya dalam hati.
Tiba-tiba laki-laki itu berdehem pelan, menoleh ke arahnya ," agashi..."
Suzy spontan berteriak, mengacungkan cutter ," jangan macam-macam. Jangan dekati aku!"
Laki-laki itu tampak kebingungan. Melangkah mundur dari Suzy ," Maaf nona, saya hanya ingin memberikan ini.." setengah takut laki-laki itu menyodorkan sebuah selebaran kepada Suzy yang masih mengacungkan cutternya ," anu.. saya baru membuka restoran tak jauh dari sini."
Sepersekian detik Suzy tercengang. Menatap tangan gemetar yang masih menyodorkan selebaran didepannya ," ah, nee.." ia menggaruk kepalanya kikuk, meraih selebaran yang disodorkan namja itu ," Jusunghamnida.." ia membungkukkan tubuhnya berkali-kali sebelum akhirnya pintu lift terbuka di lantai 7 apartemennya.
," Suzy-ssi.." seseorang menyapanya begitu ia keluar dari pintu lift ," tumben sekali kau sudah pulang jam segini?"
," Ah, nee. Pekerjaanku selesai lebih awal." Jawabnya ," Kau mau pergi keluar?"
Yeoja berumur hampir 30tahun itu tersenyum mengangguk ," namjachinguku tiba-tiba ingin bertemu denganku."
," Ah begitu rupanya." Suzy menganggukkan kepalanya ," kalau begitu selamat bersenang-senang. Aku masuk dulu."
---- ELEVATOR ----
Mimpi indah my sweet angel.
Suzy mendesah. Sms tanpa nama itu sudah hampir 1 bulan masuk ke ponselnya. Awalnya ia berfikir ulah orang iseng. Tapi akhir-akhir ini is isms "fans gelap"nya itu semakin menjadi, membuatnya ketakutan setengah mati. Ia tak mungkin mengganti nomor ponselnya. Sebab dalam sebulan ini ia sudah 3 kali mengganti nomornya. Membuat orang-orang terdekatnya mengomelinya habis-habisan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serial Stalker: ELEVATOR
Mystery / Thriller"I must stop it, but those beautiful eyes of yours asked me to have it" "I'm your secret admirer, i'm your lover, and you are mine"