," Sepertinya kau kebosanan didalam, sweety?"
Suzy terhenyak. Langkahnya terhenti. Ekor matanya takut-takut melirik, mendapati sosok namja berkulit putih pucat itu sudah berjarak 5 meter dari tempatnya, dan kakinya terllau nyeri untuk dipaksakan berlari.
Lengan namja itu melingkar dilehernya. Membuat Suzy kesulitan bernafas.
," Kau harus tetap bersamaku, sayang."
Well, sekarang bukan hanya kakinya saja yang nyeri.
---- Elevator ----
," Dimana Suzy? Tolong selamatkan anakku..."
Minho baru saja keluar dari memeriksa unit apartemen yang ditinggali Myungsoo ketika seorang wanita separuh baya mendatanginya dengan wajah sembab. Airmata masih mengalir di wajahnya.
," selamatkan dia, inspektur." Wanita itu memegangi lengan Minho dengan tatapan memohon.
," Kami sedang berusaha, eommonim." Minho berusaha menenangkan. Tak kuasa melihat wajah lelah eomma Suzy yang sudah kembali berderai airmata.
," eommonim.." Jiyeon setengah berlari mendekat bersamaan dengan tubuh tua wanita itu yang limbung. Minho dengan sigap menahan tubuh eomma Suzy sebelum sepenuhnya melorot ke tanah.
," Jiyeon-ssi, ajak eommonim istirahat dulu." Pinta Minho seraya menyerahkan sebotol air yang ia minta dari salah seorang petugas yang berjaga di apartemen ," Nanti akan aku hubungi jika ada perkembangan."
Jiyeon mengangguk.
," Inspektur, tolong... Suzy harus baik-baik saja."
Minho tersenyum iba berusaha menenagkan wanita setenagh baya yang nafasnya sudah naik turun histeris itu ," Kami akan berusaha sebaik mungkin, eommonim. Suzy akan baik-baik saja."
Eomma Suzy menggenggam tangan Minho erat ," Berjanjilah padaku, inspektur. Kau harus selamatkan puteriku."
Minho menelan ludah. Setengah ragu menanggapi perkataan eomma Suzy.
," Suzy akan baik-baik saja." ujar Minho kemudian ," Dia akan baik-baik saja, eommonim."
---- Elevator ----
," Wae?"
Myungsoo berjalan menjauh dari ruangan dengan ponsel tertempel di telinganya. Ponsel pribadinya dimana hanya ada 2 kontak tertulis disana. Hyung Bedebah dan My Sweet Angel, siapa lagi kalo bukan Sunggyu dan Suzy. Bertanya gusar pada si penelepon di seberang yang telah mengganggu "kegiatannya".
," Bahkan disaat seperti ini kau masih merepotkanku, hyung." Desisnya dengan nada rendah dan datar. Tapi si penelepon tak kunjung bersuara, hanya terdengar helaan nafasnya memburu.
," Kim Myungsoo."
Myungsoo menaikkan sebelah alisnya mendengar nada penuh penekanan di ujung telepon menyebut namanya.
," Aku akan membunuhmu jika kau menyentuh gadis itu."
," Tck." Myungsoo mendesis. Sepertinya inspektur muda itu sudah mengetahui belangnya ," Memangnya kau siapa, inspektur bodoh? Akulah orang yang memiliki Suzy seutuhnya saat ini dan aku akan menikmatinya. Dia gadisku."
," Gadismu? Hey,rupanya kau sombong sekali tuan. Kau fikir gadis itu bersedia menjadi milikmu. Kau selama ini hanya menikmatinya dari jauh, bukan? Kau tak pernah bisa menikmatinya. Kau tak bisa memeluk gadis itu. Kau hanyalah penikmat bodoh yang sombong, Kim Myungsoo."
Gigi-gigi Myungsoo bergemeletuk, ia berteriak mengeluarkan amarahnya. Ponsel ditangannya sudah terlempar menghantam dinding bangunan hingga layarnya retak dan menggelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serial Stalker: ELEVATOR
Mystery / Thriller"I must stop it, but those beautiful eyes of yours asked me to have it" "I'm your secret admirer, i'm your lover, and you are mine"