My Love Likes The Berlin Wall.

2.4K 9 0
                                    

♥ Prologue ♥

Aku normal seperti orang-orang yang sedang melakukan kegiatan mereka. Aku juga seorang seketaris handal dan menurut aku-aku bukanlah perfect yang mereka kira karena aku juga sama seperti mereka yang juga memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Aku hanyalah seorang seketaris yang bekerja dengan giatnya karena aku membutuhkan bonus untuk melengkapi tabunganku.

Karena aku telah berencana liburan di negeri suamiku tercinta.  

Kami berpisah selama hampir satu tahun dan aku ingin membuat sebuah kejutan untuknya dengan kedatanganku ke negaranya.

Kami bertemu dari media internetan dan akhirnya melakukan kopi darat. Dia dulu hanyalah seorang salesman di sebuah kantor cabang terdekat di Jakarta. Tapi akhirnya keluarganya meminta dia untuk pulang dan sampai sekarang suamiku ini belum pernah mengunjungi diriku ini. Kami hanya menikah diam-diam tanpa sepengetahuan keluarga dari pihak kami masing-masing. Dan anehnya sampai sekarang tidak ada kabar darinya sama sekali. Ya aku bisa maklum itu karena biaya pulsa sangatlah mahal untuk sms dan terponan. Tapi di jaring biasanya, dia tetap saja cuek alias tidak mengirim inbox ke facebook.

Nah karena inilah aku ingin mengunjungi dirinya, walaupun nantinya dia akan mengusirku atau kedua orangtuanya tidak mengenal diriku ini. Karena aku telah ambil resiko sendiri. Kenapa aku bisa jatuh cinta setengah mati kepadanya? Aku tidak menyesal kalau aku jatuh cinta kepadanya dan bagiku ini adalah cinta pertamaku dan cinta terakhirku.

Hari ini adalah hari dimana aku mendapat gaji bonus extra karena aku melakukan kerja lembur di dalam kantor. Dari seorang seketaris dan malamnya menjadi office lady. Karena malu aku menerima pekerjaan itu pada malam hari sesudah teman sejawatku pulang semua. Walau ada sedikit gangguan dari yang tidak terlihat, aku membiasakan diri saja karena bagaimanapun 'mereka' itu seperti manusia juga yang sedang melakukan tugas mereka masing-masing. Ada yang jail, gila kerja, dan marah, samakan seperti manusia. Tapi untunglah aku cuma mendengar mesin ketik berderik sendiri dan laptop nyala sendiri. Tapi aku hanya cuek demi bonus. Dan lagi pula malam ini adalah malam jum'at, so pasti mereka akan datang, tapi aku mempercepat pekerjaanku dan segera menuju ke menejer office. Akhirnya bonus dan gaijianku keluar juga dan aku segera pulang dan mengecek hasil yang aku dapati.

Aku cek di nasabahku atau buku tabunganku, kalau di tambah dengan penghasilanku hari ini sepertinya berlebihan banyak.

Tapi, ya syukurlah. Aku sudah rindu setengah mati kepada suamiku. Aku sudah mengirim pesan rinduku kepada suamiku, tapi dirinya tidak balas juga.

Apakah suamiku kini telah bosan kepadaku? Atau dia sudah memiliki yang baru?

Kini pertanyaan itu berputar di kepalaku. Aku langsung tersentak dari tempat dudukku dari ranjangku yang penuh dengan uang dan sebuah buku tabungan di tangan kiriku.

"Tidak mungkin?" Gumamku pada diri sendiri. Aku akan meminta cuti atau berhenti saja karena aku tidak tahu kapan aku bisa kembali ke tanah air tercinta ini.

Inilah rasa cintaku bagaikan di tembok berlin, tapi kini tembok berlin telah runtuh. Tapi bayanganya selalu menghantuiku.

Sudahlah, lupakanlah semuanya biarkan besok yang menjawabnya.

Aku menyimpan uangku dan buku tabunganku kedalam peti rahasia atau celengan yang berbentuk aneh dari persegi empat yang terbuat dari kayu. Seperti kota perhiasan beserta kunci mini dan gembok. Kota itu adalah peninggalan dari leluhurku yang di wariskan turun-temurun. Akupun membaringkan diriku yang malas mandi dan makan itu karena aku sedang di landa malas dan capai atau lelah yang begitu beratnya. Pagi harinya aku langsung terbangun dari suara jam alarm ku dan aku segera mandi dan setelah itu membuat sarapan untukku sendiri. Setelah itu aku langsung bergegas bekerja. Hari ini aku tidak bekerja aku meminta penguduran diri kepada menejerku. Aku tidak peduli apa yang akan di bicarakan oleh mereka tentang aku. "Baru saja mengambil gajian, sekarang minta berhenti." Aku tidak peduli karena tekadku sudah bulat dan mencari suamiku.

My Love Likes The Berlin Wall.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang