4

36 3 2
                                    

[[Mulmed : Lauren Bonell as Rena ]] + ps. kalau gak tahu Lauren, dia itu youtuber juga kalau nggak tahu cari aja di google :"p

N o r m a l . p o v

XII.1
Tepat di bangkunya, di pojokan belakang kelas, Calvin stress memikirkan tentang perkenalannya tadi malam yang dilakukan oleh keluarganya dan keluarga cewek itu. Entah itu bagaikan keberuntungan bagi dirinya atau tidak, sudah lama ia mengubur perasaannya tapi tanpa ia kontrol, perasaan itu tumbuh lagi dengan sendirinya. Tanpa ia sadari.

'Kenapa hal baik selalu akan berakhir buruk? 'pikir lelaki berambut coklat itu sambil menopang dagunya.

It's inevitable everything that's good comes to an end,

It's impossible to know if after this we could still be friends, yeah.

I know you're saying you don't want to hurt me,

and maybe you should show a little mercy,

the way you look I know you didn't come to apologize.

Malam kemarin adalah malam yang akan membuat hidup Calvin kembali pada masa lalu.

--- another place ---

XII.2

Rena mencoret-coret lembaran kertas paling akhir di bukunya, perempuan berambut merah jambu - karena di cat- itu sangat sebal pada orang tuanya yang berniat mengadakan acara perjodohan segala, apalagi dengan orang yang berasal dari masa lalunya. Ia sangat membenci malam kemarin, dimana malam itu yang sepertinya akan membuatnya kembali terbayang-bayang masa lalu.

"Hei, pagi-pagi saja sudah mengkerut begitu keningnya," celetuk seseorang sembari meletakkan tasnya di samping bangku Rena, tanpa menoleh ke belakang pun ia tahu siapa yang berada di sampingnya. Siapa lagi orang yang selalu akrab dengannya? Gila bersamannya? Tumbuh remaja bersamannya?

Lucas.

"Memang kenapa?" balas Rena sewot, Lucas mengganggu pikirannya yang sedang melayang ke masa lalunya.

"Nanti tambah tua lho," lelaki berambut blonde itu malah menjahili Rena bahkan sambil mencolek dagu Rena  dan mengedipkan sebelah matanya.

"Whatever lah. Btw, bagaimana dengan pekerjaan orang tua lo?" tanya Rena menopangkan dagunya menatap iris mata biru Lucas, dengar-dengar orang tua Lucas dipindah kerjakan kembali ke negara asal mereka, Australia.

"Well, orang tua gue jadi pindah dan mau gak mau gue harus ikut," Lucas menundukkan kepalanya, rasanya sedih ketika harus meninggalkan sahabatnya yang sudah ia anggap seperti saudara sendiri. Badboy begitu, Lucas mempunya jiwa Juliet yang mendalam. Abaikan.

"Yha, lo ninggalin gue, dong? Tapi, kan lo bakal balik sama tiga orang sahabat lo di Australia?" Lucas menganggukan kepalanya mengingat tiga bocah idiot yang ia tinggalkan di Australia sana.

"Jangan sedih lha. Btw, gue ada rencana hang out bareng selama seminggu, mau gak? Sebelum gue pergi kita santai berdua," seketika senyum sumringah terlukis pada wajah Rena.

"Janji ya, jerapah?"

"Iya janji,"

"Ren, kantin yok,"

"Anjir, traktir gue ya,"

Mereka tertawa terbahak-bahak tanpa alasan yang penting mereka ingin menghabiskan waktu mereka dengan canda tawa.

-- Pulang Sekolah--

"Lucas, kali ini kita akan pergi ke mana?" Rena mulai menaiki motor ninja kepunyaan Lucas, sahabatnya yang sebentar lagi akan pergi meninggalkannya di Indonesia.

"Bagaimana kalau kita pergi ke Timezone?" usul Lucas sambil memanasi motornya, Rena menganggukkan kepalanya, kemudian mereka tanjap gas menuju Mall.

Setelah menempuh beberapa menit perjalanan dari sekolah, akhirnya mereka pun sampai di Mall untuk bersenang-senang.

"Lucas, bagaimana jika sekalian gue mewarnai rambut lagi?" Lelaki blonde itu menoleh sebentar.

"Ide bagus. Kali ini warna apa?"

"Coklat," jawab Rena mantap.

"Ya udah, tapi kita makan dulu. Gue laper," Lucas menepuk-nepukkan perutnya sambil memajukan bibirnya 5cm.

.
..
...

"Lucas, ini warnanya keren gak sih?" tanya Rena sambil mempehatikan pantulannya di kaca, rambutnya baru saja di warnai lagi dan kali ini warna pilihannya adalah coklat. Lucas yang sedari tadi memainkan iPhonenya akhirnya memperhatikan Rena yang sekarang tidak berambut merah jambu lagi.

"Bagus kok, tapi, gue saranin jangan pakai cat rambut terus, emang mau rambut lo habis semua? Apalagi kalau sampai kecanduan seperti teman gue di Australia, Michael," jelas Lucas panjang lebar menasehati Rena, sedangkan yang dinasehati hanya memutar bola matanya saja. Bosan, nasehat itu sudah berapa kalimasuk ke kepung kanannya dan keluar ke kuping kirinya dan selalu berasal dari mulut yang berbeda-beda.

"Btw, Ren, lo tadi malam follow Ig Calvin, ya?" Rena membulatkan matanya karena terkejut. Dari mana Lucas tahu?

"Well, gue tahu dari Calvin pas di toilet,"

damn. Calvin emang ember. pikir Rena.

"Jujur aja lah. Lo suka sama Calvin, kan?" Lucas bangkit dari sofa santai di salon untuk berdiri di dekat Rena yang masih menunggu pewarnaan rambutnya selesai sepenuhnya.

"Gak. Gak akan pernah, lo gila kali gue suka Calvin? Cupu gitu di sekolah," bantah Rena sembari menggeplak dahi Lucas pelan.

"Itu omongan kebalikan entar, hati-hati," ejek Lucas memamerkan cengiran idiotnya.

Kemudian hening di antara mereka, Lucas memilih untuk kembali di sofa yang tadi ia duduki saambil memainkan iPhonenya lagi, berniat untuk menyapa teman-teman idiotnya di Australia sekaligus memberitahukan bahwa sebentar lagi ia akan kembali. Lain halnya dengan Rena yang memimirkan tentang perjodohannya dan perasaannya kepada Calvin.

Sebenarnya ia hanya sekedar suka atau cinta?

🐗 vomments please

Tinggalin jejak kalau abis baca please dan ada yang mau ngasih kritikan tentang penulisan ceritanya? Btw, judul ceritanya diperhatiin ya "You.Might.Be.The.One"  --- might ---
ini w ngode ceritanya 😁😁

anaaa

26 Maret 2016

You Might be The One (pending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang