-s a h a b a t ?N o r m a l . p o v
Lucas : Ingat ya besok ke bandara pas jam 10, dadah dadah ke gue sebelum pulang ke Australia. :*
Rena : IYEP gue gak lupa kok tuan penguin.
Rena melempar asal ponselnya asal ke kasur setelah membalas chat sahabatnya, seperti ada perasaan tidak rela untuk membiarkan cowok itu pulang ke negara asalnya tapi di sisi lain ia tidak bisa mengutarakan perasaannya. Perasaan tidak relanya Rena membiarkan Lucas pergi.
Lucas : Eh Rena, btw, Calvin tadi nanyain lo dan sekarang dia lagi ada di rumah gue.
Dahi Rena mengkerut, memangnya ada apa dengan cowok berambut coklat itu hingga menanyakan tentang dirinya.
Rena : Seriusan? Ini bulan April bukan?
Lucas : Eh, nggak nggak. Gue nggak nyariin lo, tenang aja dan please jangan buat masalah lagi dengan gue.
Hah?
Rena lagi-lagi mengkerutkan dahinya ketika membaca balasan chat dari Calvin, mungkin?
Di lain tempat ...
"EH, Vin, demi gue keceplosan bilang kalau lo nyariin Rena," ucap seorang yang sedang memperhatikan lekat-lekat layar handphonenya, seketika itu pun Calvin langsung meninggalkan permainan ps-nya dan segera menghampiri Lucas sekaligus merebut hpnya kemudian mengetik sesuatu di ponselnya.
"Lucas bego! Kalau Rena sampai cari masalah sama gue gimana?!" hardik Calvin sambil mengembalikan handphone Lucas dengan kasar, perlahan ia mengusap wajahnya pelan.
Teman ember, pekiknya dalam hati.
"Vin, ini Rena nanyain kok balesan chatnya aneh," Calvin menghela nafas melihat kelakuan temannya, mulai dari hari kemarin ia sudah malas berhubungan dengan perempuan yang bernama Rena itu sejak di mall , cewek galak itu bertengkar dengan Inggrit, ya ... sebenarnya salah Inggrit juga yang tidak bisa menjaga bicaranya tapi tidak seharusnya kan Rena mencakar wajah Inggrit di tengah keramaian?
"Emangnya dia bales apaan? Dah males gue berhubungan sama tuh cewek, galak," Lucas memutar bola matanya agak kesal mendengar penuturan cowok di hadapannya sambil menyodorkan ponselnya pada Calvin. Menurutnya, tidak ada yang boleh menghina sahabatnya itu kecuali dirinya. Hanya dirinya seorang, tidak boleh ada lelaki lain.
"Ck, sampai kapan sih lo mau jadi anak sok alim di sekolah?" sebal Lucas lagi-lagi menatap tajam seorang Calvin yang tengah mendecak kesal - karena hal lain-.
"Ya, sampai tamat. Kapok gue dijaman-jaman SMP dulu pindah-pindah sekolah karena di D.O," balas Calvin sambil mengetik sesuatu di ponsel Lucas.
Lucas : Abaikan chat gue barusan.
Oke gue akuin gue salah pakai akun punya orang lain, Calvin berucap dalam hati.
"Yha, tapi jangan sampai jadi anak cupu juga kali, gak enak dipandang mata," Calvin hanya menghela nafas mendengar penuturan beruntun teman bawelnya ini.
"Serah apa kata lo deh, gue juga besok sekalian nganterin Inggrit ke bandara, dia mau balik ke Singapore," kata Calvin setelah akhirnya ia membaringkan badannya di kasur milik Lucas.
"Btw, Lucas, lo yakin cuman sahabatan sama Rena?" celetuk Calvin tiba-tiba, sepertinya ia ingin membalas dendam. Membalas pernyataan atau pertanyaan beruntun yang tadi dilakukan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Might be The One (pending)
Teen Fictionini cerita abal-abal bener :') gak gue lanjutin lagi, kalau pun iya ingin dilanjutin pasti bakal gue rombak besar-besaran huhuhu😢