- C e m b u r u
N o r m a l . p o v
Saat ini Rena dan Lucas akan pulang ke rumah, tentunya Lucas mengantar Rena terlebih dahulu, tapi sepertinya ada yang aneh dari gerak-gerik Lucas dari tadi menurut Rena. Macam cacing kedinginan,eh.
"Kenapa lo Lucas?" lelaki blonde idiot itu malah menampilkan cengiran lebarnya sambil memberikan isyarat tidak jelas sedangkan Rena hanya melongo melihat kelakuan sahabatnya.
"Gue sebenarnya mau pipis dan entah kenapa pantat gue juga gatel," bisik Lucas pelan setelah sebelumnya ia melihat keadaan sekitarnya, jangan sampai ada orang lain mendengarnya tapi memang idiot malah bisikan yang menurutnya pelan itu malah nyaring. Lihat saja, ada seorang anak perempuan yang umurnya sekitar 5 tahun sedang menertawakannya.
"Ma, masa kakak pirang itu pantatnya gatal!" lapor anak kecil itu pada ibunya yang tadinya sibuk pada telepon genggamnya.
Lucas menoleh sebentar ke belakang untuk melihat anak tengil itu, kalau bukan masih di dalam gedung Mall pasti sudah ia keluarkan misah-misuh tidak jelasnya. Lain halnya dengan Rena dan ibu anak tersebut yang malah tertawa, menertawakan keidiotan seorang Lucas Hemmings.
"Ya udah sono lo pergi buang air. Jangan lupa, sekalian lo garuk pantat lo, tapi ingat abis itu cuci tangan," perintah Rena sambil mendorong Lucas menjauh darinya.
"Ya udah, gue pegi dulu. Jangan kemana-mana lo,"
R e n a . p o v
Saat ini aku sedang berdiri seorang diri di tengah keramaian orang dalam Mall. Aku tidak mengerti lagi dengan sahabatku yang satu itu, dia sangat memalukan.
Mataku menyusuri seluruh penjuru mall ini dan seketika pandanganku terfokuskan pada sepasang kekasih, mungkin? Seorang lelaki berambut coklat dengan perawakan yang sama persis seperti Calvin dan seorang perempuan berambut hitam gelap ombre coklat memakai sebuah kacamata, mirip seperti Lily tapi bukan Lily karena perempuan itu sangat tinggi sedangkan Lily pendek.
Entah kenapa, seperti ada perasaan yang mengangguku. Semacam cemburu? tapi, masa iya? kenapa? maksudku kenapa harus cemburu melihat Calvin bersama perempuan lain.
C a l v i n . p o v
Aku hanya menatap bosan perempuan pendek di sampingku yang dari tadi mengoceh tidak jelas padaku, sempat berpikir untuk jatuh hati padanya lagi tapi sgera kuurungkan setelah melihat dia yang sekarang.
"... akhirnya gue mutusin buat balik ...., jadi menurut kamu gimana, Calvin?" tanyanya yang tiba-tiba membuatku linglung karena terkejut ketika ia bertanya padaku pasalnya aku tidak menyimak apa yang dikatakan. Masa bodoh dengan Inggrit, biarkan aku fokus dengan seorang gadis yang berdiri seorang diri tak jauh dari tempatku.
Terlihat seperti Rena, tapi rambutnya? Rena kan berambut merah jambu tapi perempuan di sana berambut coklat, tapi wajahnya sangat mirip dengan Rena.
Akh, terlalu banyak tapi.
Tanpa sadar tatapan mataku bertubrukan dengan perempuan yang mirip Rena itu, jika tak salah lihat sepertinya pipinya memerah, apakah dia memakai make up atau ... entahlah? Dan tiba-tiba saja seorang lelaki yang sangat kukenali menghampiri perempuan itu.
Tak salah lagi, lelaki itu Lucas.
Dan, berarti ... perempuan itu?
N o r m a l . p o v
"Lucas, lo gak lupa cuci tangan, kan?" tanya Rena melihat jijik tangan Lucas, siapa tahu jika lelaki idiot itu lupa untuk mencucinya setelah dipakai you-know-what-I-mean lah.
Lucas terbegong sebentar kemudian menepuk jidatnya,"Ups, lupa," ucapnya dengan wajah polos, baru saja Rena akan mengeplak wajah Lucas tapi sahabat pirangnya itu menyambung kata-katanya secara ringan dan tanpa beban.
"Maksud gue lupa buat gak nyuci tangan," Lucas menyengir lebar tak sengaja pandangannya tertuju pada satu sosok berambut coklat di tengah keramaian.
"Calvin!" panggil Lucas melambaikan tangannya tanpa tahu malu, padahal banyak pasang mata yang menatapnya risih.
"Tenang aja, nanti kalau gue jadi orang terkenal bakal banyak yang lihat-lihat gue," ucap Lucas enteng sambil membusungkan dadanya di hadapan Rena. Sosok yang dipanggil oleh Lucas itu pun datang dengan senyum tipis di wajahnya.
Well, setidaknya ada yang menyelamatkannya dari seorang Inggrit Rerana, pikir Calvin.
"Apa kabar bro?" Lucas menepuk punggung Calvin sebagai salam pertemuan.
Biasa cowok, Rena memutar bola matanya bosan.Sepertinya ia akan minggir diantara percakapan mereka. Tak lama kemudian, seorang perempuan yang dipanggil Inggrit tiba-tiba muncul di antara mereka.
Perempuan tinggi berkacamata itu bergelayut manja di lengan Calvin.
Huh, menyebalkan sekali. Tapi, untungnya saja Calvin terlihat risih, entah alasan apa yang membuatku senang itu tapi di sisi lain juga aku merasakan api cemburu yang sedang membakarku. - Rena
Wait ...
Pikir Rena, itu cemburu?
"Umh, kamu Rena, kan? Yang pernah bully Calvin dulu?"
deg ...
Rasanya kedua bola mata Rena mau copot saja mendengar penuturan itu, apalagi ada orangnya di hadapanya tengah berdiri tegak, dan juga tangannya sedang gatal ingin menggaruk wajah menyebalkan perempuan yang bahkan tak ia tahu siapa ini.
👻 vomment please 👻
Ga ada kuota jadinya jarang update walaupum gue tau ini cerita ga ada yang baca dan nungguin tapi gue bakaln nulis semampu gue, semau gue, gak peduli apa ada yang baca atau nggak yang penting gue mau ngeluarin seluruh imajinasi punya w dari yang normal sampai liar(?)
Vote dan commentnya kalau mau, kalau ada kritik dan saran w seneng tapi dilihat-lihat dulu (?) *ababil*
Anaaa-lupa tanggal berapa selesai diketik, Maret, 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
You Might be The One (pending)
Teen Fictionini cerita abal-abal bener :') gak gue lanjutin lagi, kalau pun iya ingin dilanjutin pasti bakal gue rombak besar-besaran huhuhu😢