😞-,

3.7K 134 14
                                    

Alhamdulillah acara maulidnya selesai, dan berjalan dengan lancar. Semua pengisi acara tertata rapih, apalagi pas tadi aku liat pidato bahasa arab dari ka riski, yg bikin semua orang mendengarnya tercengang karna tidak mengerti apa artinya. Tapi menurutku sangat bagus.

***

Via berbaring di tempat tidurnya sambil membayangkan yg terjadi tadi pagi, sungguh indah ciptaan Allah andai dia menjadi milikku, aku pasti akan menjadi wanita yg paling beruntung. Hayal via.


***

Tak terasa waktu terus berputar, hari terus berganti siang berganti malam dan malam berganti siang, sampai pada akhirnya via dipisahkan dengan riski. Sungguh berat rasanya dipisahkan dengan seseorang yg sangat dicintai.

Hari ini tepat jam 10:00 adalah pengumuman kelulusan SMA, semua siswa termasuk riski berkumpul disekolah untuk menunggu hasil sekolahnya selama ini. Semua murid terlihat tegang, ketika melihat kepsek keluar dari ruangan rapatnya itu.

Perlahan kepsek membuka lembaran kertas yg di genggamnya itu, tak lama kepsekpun mengumumkan kepada semua siswa bahwa hasilnya adalah...
.
.
.
.
.
.
Semua siswa/siswi LULUS..

Yap terlihat dari raut wajah siswa siswi bahagia terutama riski.

"Wesss bro kita lulus" ucap dion sambil memeluk riski.
"Alhamdulillah bro" menepuk pundak dion.

Selepas pulang ada beberapa bagian anak yang merayakan kelulusannya dengan cara berdemo.

Riski tidak mengikuti demo yg diadakan teman temannya itu, riski lebih memilih untuk berdoa untuk kelanjutannya nanti, karena menurutnya corat coret yg dilakukan teman temannya itu, hanyalah sekedar kebahagiaan yg tidak bermanfaat.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Riski berbaring ditempat tidurnya itu, sambil mengotak atik handphonenya.
Terlihat notif dari gmailnya.

Riski melihat bahwa ia mendapatkan beasiswa di tiga universitas "Alhamdulillah" teriaknya.

Tak ingin senang sendiri riski segera memberitahukan kepada kedua orangtuanya agar mereka ikut senang.

"Mah, pah riski mau ngomong nih"

"Mau ngomong apa? Kayanya kamu bahagia banget deh" ucap mamah riski.

Tak ingin terlalu lama riski segera to the point
"Riski dapet beasiswa di tiga universitas mah"

Mamah riski langsung meneteskan air mata, tapi tidak segampang itu riski harus menerima beasiswa di tiga universitas.

"Alhamdulillah, tapi kalau kamu ingin kuliah, seharusnya dokter ris, lagi pula kamu kan dari ipa, papah maunya kamu jadi dokter"

Ibu menganggukkan perkataan ayah, dan membuat riski bingung dengan keadaan ini, beasiswa yg riski dapat tidak ada yg sama sekali memberikan jurusan dokter.

"Tapi pah, jurusan riski tidak ada yg memberikan jurusan dokter"
Ujar riski.

"Pokoknya papah cuma mau kuliah kamu kedokteran!!" tegas papah.

Perkataan papahnya membuat riski bingung dengan semua ini, sebenarnya riski ingin mengambil salah satu dari beasiswa itu, tapi papah tidak mengizinkan riski untuk mengambil jurusan itu.

Apakah aku tetap harus mengambil beasiswa ini? Atau aku harus menerima kenyataan ku untuk tidak berkuliah? Ya allah berikanlah aku petunjukmu. Keluh riski dalam hati.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Keesokan harinya riski menyepakati bahwa dirinya rela melepas ketiga beasiswa itu. Walaupun riski harus kehilangan cita citanya.

***


makan malam kali ini terlihat hening, meski riski sudah ikhlas dengan apa yg telah terjadi.

"Ris?" Panggil papah

"Iya" jawab riski

"Gimana dengan beasiswa kamu? apakah kamu ambil? Setelah papah fikir fikir sebenernya kuliah itu apa saja tidak musti kedokteran, toh lagi pula itu kamu yg menjalankan lumayan juga"


Deggg........ sakit rasanya, ketika papah menyampaikan kata kata itu, ingin rasanya marah didepan papah, beasiswa yg sudah riski batalkan, tidak akan bisa diambil kembali. Kenapa aku terlalu gegabah dalam mengambil keputusan? Aku bodoh sungguh bodoh hayal riski.

"Ris?" Ibu menepuk bahu riski.

"Eh iya mah? Riski sudah membatalkan beasiswa yg kemarin" spontan riski.

"Ko bisa?" Tanya papah.

"Iya pah setelah riski fikir fikir lebih baik riski kerja saja, lagi pula riski sudah mendapat panggilan kerja"

"Oyah? Sungguh beruntung kamu nak" jawab mamah

Riski tidak ingin melanjutkan pembicaraannya lagi, setelah makan riski langsung memasuki kamarnya dan berbaring.

"Gw benci kuliaaaaaah" teriak riski.

"Ya allah kenapa mesti riski yg dapet beasiswa? Kenapa? Kenapa ga mereka aja yg membutuhkan? Haaaaaaaaaaaaaahhhh???"

Astagfirullah ucap dalam hati Riski, ia hilaf dengan ucapannya tadi.

***

VIA POV

Via membuka akun fb yg sudah lama via tidak membukanya.
Via melihat status riski yg terlihat galau.

Status riski >kuliah ga penting!!

What? Ka riski kenapa? Dia ga kuliah? Kenapa? YaAllah aku baru tau, pasti dia sedang sedih deh, kasian ka riski, sabar ya ka 😂. Ucap via dalam hati.

***


Ramadhan sudah di depan mata, H-1 via mengechat riski lewat akun fbnya. Via berniat ingin minta maaf, tapi sebenernya via juga ingin melihat respon riski terhadapnya.

Via > Assalamu'alaikum ka, marhaban yaa Ramadhan, maafkan ke salahan via yah.

Riski > Wa'alaikumsalam de, iya maafkan kaka juga yah. Kamu apa kabar?

Via > Alhamdulillah, baik ka 😊

Riski > Alhamdulillah, klo gitu de hehe

Via > gimana nih kelanjutannya? Asiik deh yang mau kuliah.

Riski > haha kaka mah ga kuliah de, kaka benci kuliah

Via > loh ko? Maksud kaka apa?

Riski > jadi gini de, kaka dapet beasiswa salah satunya di luar negeri, tapi kaka malah ga di bolehin.

Via > sabar yah ka, semua pasti ada jlnnya ko. Pasti kaka kuliah ko

Btw, lanjutannya besok ya say. Maaf kalo tulisannya agak berantakan. Dan sorry part ini blm selesai hehe. Jangan lupa vote + komen yg positif, buat kelanjutan cerita ini yah thx

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 20, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Imamku pilihankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang