Home Sweet Home...

854 23 5
                                    

Jika kau mencintai sesuatu, jangan sesekali kau mengurungnya di sebuah sangkar. Sekali pun sangkar itu terbuat dari emas 24 karat, tetap saja itu sangkar!!!! Lepas saja ia biarkan ia terbang berkelana ke semua tempat yang ia suka. Menghirup udara di tempat yang berbeda. Melangkah menyusuri berbagai tempat rahasia. Biarkan saja bebas sebebas-bebasnya. Satu hal yang harus kau tahu, dia tak akan pernah melupakan kemana ia harus pulang. Dia tahu tempat paling aman dan nyaman yang dia miliki.

^^

Hari yang begitu melelahkan. Bagaimana tidak, rutinitas yang menyita waktu ditambah Lili terlihat menghindariku akhir-akhir ini. Sebenarnya bukan menghindari, dikarenakan jadwal kita tak pernah sesuai, jadi kita tak punya waktu untuk sekedar berbincang ringan sambil minum secangkir teh hangat. Lili berangkat disaat aku masih terlelap, meeting dengan beberapa klien penting membuatnya harus berangkat lebih pagi. Tidak lucukan jika berangkat setengah jam dari waktu yang dijanjikan di tengah-tengah rutinitas pagi yang begitu padat. Dia akan mengecup keningku dan meninggalkan notif di atas nakas jika dia sudah menyiapkan sarapan pagi. Lalu kemudian, dia akan pulang larut malam atau bahkan bisa tak pulang sama sekali. Jika sudah begini apa bedanya dengan keberadaannya di Jepang dan disini? Bukankah sama saja?

Setelah kejadian beberapa hari yang lalu di perkemahan Lili tak pernah mengungkitnya lagi. Termasuk perihal kepulangannya ke Jepang. Aku tak tahu apa yang dia pikirkan. Yang jelas aku tak pernah mau untuk mengingatkannya lagi. Yang ada dia akan semakin marah. Aku tak mau itu terjadi. Diamnya Lili itu lebih menyeramkan dibandingkan apapun. Jika disuruh memilih aku akan lebih memilih Lili mengumpat di depan mukaku untuk menyalurkan amarahnya di bandingkan jurus diamnya itu.

LDR waktu ternyata lebih menyakitkan dibandingkan LDR jarak.

Menarik napas dalam, tak lupa mengucap syukur untuk hari ini. Akhirnya selesai juga untuk kegiatan hari ini di sekolah. Jam 05.00pm.

''Ka, gue duluan ya.'' Ujar beberapa temanya.

Aku hanya menganggukan kepala sekilas untuk menjawabnya.

''Ka.'' Panggil seseorang.

Mendongakan kepala, ''Hei Sejak kapan disitu? Udah lama?'' Tanya Tika.

''Nggak kok, baru dateng.'' Jawabnya.

''Ada apa, Ngga?'' Tanya Tika penasaran, ''Duduk dulu sini.'' Menepuk bangku kosong di sampingnya.

''Gak usah, gak bakalan lama kok. Ini ada titipin dari nyokap buat lu katanya. Nih.'' Menyodorkan bingkisan bertuliskan sebuah brand terkenal.

''Eh kok repot-repot si, Ngga.''

''Jangan pernah terlintas untuk menolaknya.'' Sela Rangga. ''Kau tahu kan, Mamah akan sangat tidak suka jika kau menolak apapun pemberian darinya.'' Rangga segera meletakkan bingkisan itu di depan Tika. ''Gue duluan ya, mau ngajakin balik juga kayaknya suasana hati lu lagi gak enak.''

Tika hanya terkekeh mendengar tebakan Rangga yang memang tak pernah meleset ini.

''Bye.'' Rangga melambaikan tangan.

''Makasih ya, titip salam buat mamah. Hati-hati. Bye.''

Setelah kepergian Rangga, aku masih duduk di kelas. Memejamkan mata dan menikmati suasana sunyi yang ku butuhkan. Begitu terasa menenangkan. Ku rasakan ada sebuah lengan yang membelai rambutku. Ketika membuka mata, sudah ada Lili disini. Aku meraih tangannya di kepalaku, mengecupnya sekilas. Tersenyum senang melihatnya berada disini sekarang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 26, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LDR [Long Distance Relationship]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang