*AUTHOR
Tika terlihat sedang mondar-mandir gak jelas di dalam kamarnya. Matanya sesekali melihat layar komputer yang sedang tersambung ke jaringan internet. Dia terlihat sedang gelisah, seperti menunggu sesuatu yang sedang dinanti-nantikan dan tak kunjung datang. Dia kembali duduk di depan layar komputernya dan melihat nama seseorang di jejaring sosial. Ternyata nama yang dia cari sedang tidak aktif. Dia membuka semua jejaring sosial yang dia punya. Mungkin saja nama orang yang dia cari aktif di salah satu jejaring sosial itu.
Setelah beberapa saat, Tika kembali memutuskan sambungan ke internet dan mematikan komputer.
"arggg...... Sebenarnya kemana dia? Sudah berapa lama dia tidak menghubungiku? Bahkan sekarang pun jejaring sosialnya tidak ada yang aktif sama sekali. Apa dia mau membunuhku dengan kerinduan ini?" gerutu Tika.
*TIKA POV
Aku masih menunggu di depan layar komputerku. Berharap namanya muncul di line yang sedang aktif. Tapi ternyata tidak, setelah aku membuka semua jejaring sosial yang ku punya dia tidak terlihat aktif di salah satu jejaring itu. Sesibuk apa dia disana? Sampai dia tega tidak menghubungiku sama sekali. Dia sudah berjanji kepadaku jika ada waktu luang pasti dia akan mengabariku walau hanya beberapa menit. Jadi, kesimpulannya dia sekarang tidak ada waktu luang?
Oh GOD! Harus bagaimana ini? Apa aku harus menghubunginya terlebih dahulu? Aku memang mempunyai no. ponsel dia yang disana. Tetapi, tidak tidak! Aku tidak boleh menghubunginya lebih dulu. Aku sudah mempunyai keputusan setelah kepergiannya ke Jepang, jika dia tidak menghubungiku terlebih dulu aku tidak akan menghubunginya.
Walaupun aku sedang dilanda rindu yang sangat dahsyat. Aku tidak akan menghubunginya terlebih dulu. Biarkan saja dia yang menghubungiku. Salah sendiri, kenapa dia pergi ke Jepang lebih dulu. Kenapa tidak menungguku? Aku memang egois, dan itulah sifatku. Egois dan sangat egois.
Tapi, jika aku boleh jujur. Aku sangat, sangat dan teramat merindukannya. Lebih rindu dari biasanya, dan lebih kangen dari biasanya. Cukup lama dia tidak menghubungiku. Aku harus siap jika nanti ada kabar bahwa Lili mempunyai koibito (kekasih) baru disana. Karena itu berawal dari kesalahanku. Aku pernah beberapa kali mempunyai hubungan dengan orang lain tanpa sepengetahuan dia. Tapi, tetap saja tidak ada yang bertahan satupun. Aku hanya bisa bertahan untuknya dan hanya kepadanya. Walaupun jarak yang jauh memisahkan kita. Tetapi tidak untuk hati dan perasaan kita.
Betapa bodohnya aku. Kenapa aku dulu pernah merajut hubungan dengan orang lain. Berharap bisa mengobati kesepianku karena tidak ada dia. Tetap saja, orang lain tidak akan pernah bisa menjadi dia. Dan dia hanya akan menjadi dia. Dia yang mempunyai karakter dan ciri khas yang unik. Menyebalkan, bawel, manis, manja, dan yang lebih bahaya adalah dia mampu membuatku kangen setengah mati kepadanya. Senyumannya masih melekat erat di fikiranku. Cara dia memanggil namaku, dan cara dia merayuku. Akh.... kenangan itu. Ingin rasanya mengulang semua itu dan tidak mau berada terlalu jauh darimu Lili.
Oh GOD! Kenapa waktu seakan berjalan dengan pelan? Aku ingin segera menyusulnya, menyusul ke tempat dia berada sekarang. Dan cukup! Aku tak mau berada jauh darinya lagi. Jika hanya Jakarta - Bandung itu tidak jadi masalah. Tapi, ini berbeda. Ini Indonesia - Jepang. Oh GOD! Berapa samudera yang harus aku lewati dan berapa benua yang harus aku jelajahi? Sebenarnya, kendala dan masalah utama bukan itu. Tetapi, sekolahku. Aku tidak mungkin pergi kesana dengan meninggalkan sekolahku. Karena aku ingin menetap disana untuk beberapa tahun dan kembali lagi ke Indonesia lebih tepatnya di Bandung.
Bandung adalah tempat dimana aku dilahirkan. Sebagus apapun Jepang, semegah apapun Amerika, dan senyaman apapun Singapura. Aku pasti akan merindukan Bandung dan ingin kembali lagi kesana. Karena dia adalah saksi bisu perjalananku untuk meraih mimpiku.

KAMU SEDANG MEMBACA
LDR [Long Distance Relationship]
Teen FictionJarak yang jauh tidak akan melunturkan semua ini. Semua yang sudah dirajut dengan sedemikian rupa. Gedung yang ku bangun sudah kokoh berdiri menantang langit biru. Jika hanya angin yang menerpanya, dia tidak akan sanggup meruntuhkan dan menghancurka...