#1

44 5 0
                                    

Sekarang sudah pukul 08.00 pagi, seharusnya para siswa berada di sekolah untuk menuntut ilmu. Namun, sepertinya itu tidak berlaku bagi seorang Jeff Diego. Remaja berumur 17 tahun ini seharusnya berada di dalam kelas duduk manis mendengarkan pelajaran bukannya malah duduk sangat manis di bangku paling pojok cafe dekat sekolahnya.

Ponselnya berdering. Ia hanya melongoknya, tidak diangkat. Lalu tersenyum kecut. Buat apa sekolah? Terlalu banyak peraturan! Toh sekolah gratis ini. Batinnya.

Jeff sedang melihat keluar jeendela. Ia melihat seorang gadis berpakaian minim sedang berjalan sempoyongan di trotoar.

Ck, haruskah gadis itu mengobral tubuhnya? Ingin ku giring saja rasanya ia ke apartmen ku, hehe. Jeff geleng-geleng sendiri dengan apa yang dipikirkannya.

Tiba-tiba semua orang berhampuran ke jalanan. Ke jalan utama lebih tepatnya. Rupanya layar besar yang terdapat di jalan utama yang biasanya menampilkan iklan-iklan kini menampilkan sederet orang menggunakan jas hitam formal dengan logo 'peace' di pojok kanan atas layar.

Jeff mengangkat satu alisnya meremehkan apa yang sedang terjadi, ia sama sekali tidak berniat untuk keluar dari cafe bahkan rasanya bokongnya sudah lengket di bangku yang ia duduki hingga sulit sekali untuk beranjak.

Terlihat seorang pria tampan berjalan dengan angkuh ke arah Jeff. Lalu duduk di bangku yang berhadapan dengan Jeff, menyeruput kopi milik Jeff tanpa izin terlebih dahulu.

Siapa lagi kalau bukan seorang Matthew John. Satu-satunya orang yang berani meminum minuman Jeff Diego tanpa izin terlebih dahulu.

"Kau tak ada niatan untuk melihat isi lapangan golf bergambar itu? Sepertinya penting. Tapi, aku meragukan itu," ucap Matthew setelah menghabiskan kopi milik Jeff. Jeff mengangkat sebelah alisnya seakan berkata "kenapa?"

"Memangnya sejak kapan Tighton punya hal yang penting?" pertanyaan yang lebih menjururs ke pernyataan. Keduanya tertawa.

Memang benar apa yang diucapkan Matt. Tighton sepertinya tidak punya hal penting. Sekolah gratis. Lho, bukannya bagus apabila sekolah itu gratis? Sangat bagus hingga hampir seluruh pelajar di negara ini memanfaatkan hal itu untuk hal yang tidak sama sekali tidak bermanfaat. Walaupun banyak dari mereka tergolong kurang mampu, mereka sangat meremehkan apa yang disebut sekolah. Pasalnya, rata-rata dari mereka menguasai teknologi dan membuat mereka merasa sudah amat sangat cerdas. Karena semboyan 'peraturan dibuat untuk dilarang' sepertinya memang berlaku di negara ini. Banyak peraturan, dan jika dilanggar seharusnya mendapatkan hukuman seperti apa yang tertulis pada Undang-Undang. Tapi, nyatanya itu tidak terjadi.

Di sisi lain, di jalan utama. Semua orang terfokus menatap layar besar itu. Semuanya menampakkan wajah kebingungan. Apa yang dilakukan serentetan pria di layar besar itu?

"Ekhheeem," salah seorang dari pria yang ada layar itu berdehem menandakan ia akan memulai berbicara.

"Terima kasih kalian sudah mau berkumpul di depan layar ini. Saya Kepala Organisasi Kedamaian Dunia ingin mengumumkan suatu hal yang amat sangat penting. Saya telah mencopot presiden lama kalian yang telah membuat semua kebebasan ini dari jabatannya. Dan saya telah mengangkat seseorang untuk menggantikan presiden kalian. Dan orang itu ...." Kepala Organisasi menggantungkan kata-katanya membuat semua yang melihat video live itu ikut menahan nafas mereka.

"Orang itu ialah Mr. Fernando. Beliau yang akan menjabat menjadi presiden kalian mulai detik ini juga. Mungkin ada beberapa hal yang akan disampaikan oleh beliau," Kepala Organisasi bertukar tempat oleh Mr. Fernando.

Jeff yang mendengar nama Fernando itu disebut, ia langsung membelalakkan matanya tidak percaya. Apakah Mr. Fernando yang dimaksud tadi adalah seorang Fernando Gardio? Orang yang dulu pernah sangat berarti di dalam hidupnya tapi malah mencampakkannya begitu saja dengan membuangnya di negara yang asing ini.

Jeff langsung keluar cafe dengan tergesa-gesa. Matt yang melihat itu merasa kebingungan sekaligus jengkel. Pasalnya, kakinya diinjak oleh Jeff tadi.

"Dasar aneh. Tadi gak penasaran sekarang kepo nya kayak orang kebelet buang hajat gitu. Aduuh, ancur deh jempol kaki gue diinjek gajah bercula satu," rintih Matt sambil mengusap kakinya.

Jeff langsung membulatkan matanya. Mengucek-uceknya berkali-kali memastikan indera penglihatannya baik-baik aja dan tidak bermasalah. Memastikan apa yang dilihatnya adalah benar dan bukan sekedar halusinasi semata.

"Baiklah, sepertinya kalian sudah tau aku siapa. Sekarang, lanjutkan aktivitas kalian yang penuh kebebasan itu. Besok peraturan baru untuk Tighton akan mulai berlaku. Kalian akan menerima e-mail yang berisikan peraturan-peraturan apa saja yang harus patuhi. Terima kasih atas perhatian kalian semua, kalian diperbolehkan bubar sekarang," pidato singkat dari Mr. Fernando dengan wajah tenang namun tersirat unsur diktator di dalam kata-katanya.

Sedangkan Jeff yang juga menyaksikan video itu tetap diam di tempat ketika semua orang meninggalkan tempat itu dan kembali beraktivitas walaupun diselimuti kebingungan.

Matt yang melihat Jeff dari dalam cafe merasa kebingungan menyaksikan tingkah sahabatnya itu. Dia pun menghampiri Jeff.

Oh, no. Batin Matt.

Jeff mengepalkan tangannya hingga buku-buku jarinya memutih. Rahangnya mengeras. Giginya bergemeletuk saking menahan emosinya.

"Hei, Jeff. Are you okay?" tanya Matt dengan amat sangat hati-hati.

IMPERFECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang