Jeff menatap gedung putih di depannya. Apa aku yakin dengan keputusan ini?
----------
Jeff's POV
Satu kata untuk mendeskripsikan suasana di sini.
Ramai.
Terlihat orang-orang berkumpul di depan podium yang letaknya di halaman Istana Presiden.
Beberapa orang yang ku lewati terlihat secara terang-terangan memasang wajah kebingungan. Ada yang pura-pura menjelaska apa yang terjadi agar mereka "terlihat" paham betul keadaan yang sesungguhnya. Dan ada beberapa yang memasang ekspresi tenang seakan telah tahu dan siap menerima apapun yang terjadi.
Aku sendiri sangat gusar. Ekspresi dengan tatapan kosong dan tubuh yang tak berhenti celingukan seperti bocah yang kehilangan ibunya di pasar. Pikiranku menerawang jauh ke depan. Meyakinkan diri bahwa ini adalah hal yang terbaik. Namun, tetap saja aku ragu. Bukan ragu, lebih tepatnya tidak menerima kenyataan ini.
Jika kau jadi aku, apa yang akan kau lakukan jika orang yang dulu menelantarkan mu dan membiarkanmu lontang-lantung di kota asing dengan tingkat individualisme yang cukup tinggi dan sekarang dia datang untuk menjadi pemimpin dan seolah melupakan bahwa ia pernah membuang anak nya di kota ini?
Aku masih berjalan, mencari tempat yang nyaman untuk mendengarkan ocehan si presiden baru. Dan aku baru sadar, aku telah terpisah dari Matt.
Tuk .. tuk .. tuk ....
Suara microphone yang diketuk berhasil memfokuskan sesaat semua orang yang tadinya sibuk masing-masing. Mr. Presiden sudah berdiri di belakang podium dengan jas parlentenya dan di kawal oleh dua orang paspampres di samping kanan dan kirinya memegang senapan jenis MP5K di tangannya seakan siap menembak siapapun yang mengacau.
Aku remeh menatap mereka. Hanya untuk menakuti saja, paling itu senjata kosong tanpa peluru, haha. Batinku.
"Ekheeem .." Mr. Presiden berdehem menandakan ia akan mulai berbicara.
"Selamat sore, rakyatku. Salam sejahtera untuk kita semua dan semoga negri ini senantiasa diberkahi oleh-Nya. Saya yakin kalian sudah tahu mengapa kalian berkumpul di sini, bukan? Ah, kita langsung saja ke pokok pembahasan, saya tidak suka basa-basi. Kalian sudah menerima e-mail yang berisikan peraturan-peraturan baru yang mulai berlaku esok hari. Baiklah, di sini saya akan menjelaskan apa-apa yang menurut saya perlu untuk di jelaskan,"
Sekelompok remaja teerlihat tidak memerhatikan Mr. Presiden. Mereka asik dengan gadget di tangan mereka. Aku bosan, berniat untuk mengerluarkan ponsel pintar ku untuk bermain game mengingat ada jadwal war pada clan COC ku.
Sedikit melirik ke depan memastikan bahwa aman untuk mengeuarkan ponsel. Cemas jika tiba-tiba si ajudan bertubuh kekar itu menghampiriku dan menyita ponselku seperti apa yang dilakukan oleh Mrs. Elly. Terlihat Mr. Presiden masih menyiapkan sesuatu untuk disampaikan lalu melirik ke ajudan di sebelah kanannya . Seakan mengerti, pria besar bersenapan MP5K itu turun ke halaman dan berjalan menghampiri gerombolan remaja itu. Semua orang yang sedari tadi memerhatikan Mr. Presiden kini beralih pandangannya memerhatikan pria itu berjalan. Dan tiba-tiba .....
DOR ... DOR ... DOR ...
Suara tembakan terdengar tiga kali berbunyi. Aku masih menganga menyaksikan apa yang terjadi di depan mata ku sendiri. Ini gila!
Para wanita dan anak-anak lari berhamburan. Menjauh dari TKP penembakan. Merangsek ke pintu keluar. Tapi sayangya, seluruh akses keluar masuk telah ditutup.
"Hei, tenang-tenang!" suara itu tak dihiraukan orang-orang yang masih panik.
DOR ...
Tembakan peringatan ke udara telah dikeluarkan.
"Tenang semua!"
Nada suaranya lebih tinggi dari yang sebelumnya hingga terkesan membentak. Semua diam. Beberapa mengkerut ketakutan. Tapi, masih banyak remaja pembangkak yang menatap remeh ke arah Mr. Presiden termasuk aku dan gadis itu. Ya, gadis yang setengah bugil yang ku lihat di pinggir jalan itu. Sekarang keadaannya lebih berantakkan. Aku bisa menebak apa yang telah terjadi padanya. Aku menyeringai.
"Itu peringatan pertama untuk kalian. Aku tidak sedang bercanda saat ini. Aku bisa saja meledakkan jantung mungil kalian tak memberi kalian kesempatan untuk bernafas dan merusak generasi dunia ini. Baiklah sampai dimana tadi? Oh penjelasan tentang peraturan baru. Kalian simak baik-baik, mungkin kalian perlu mencatat atau merekamnya". Tidak ada respon dari orang-orang. Mereka terdiam setelah tembakan tersebut. Negara ini memang kacau, tapi sama sekali tidak terjadi aksi saling membunuh seperti apa yang mereka lihat barusan.
"Yang pertama adalah tentag society. Terdapat empat society, yaitu sport, health, law dan art. Jadi setiap orang dari kalian wajib memilih satu dari keempat society tersebut. Setiap society mempunyai tugas dan peranannya masing-masing. Setiap seminggu sekali akan turun satu misi dan kalian harus menyelesaikan misi tersebut dalam jangka waktu tiga hari". Terlihat beberapa remaja dengan tatapan malas dan berniat untuk tidak melakukan peraturan ini.
"Kalian paham kan dengan kata'wajib'? Kalian sudah tahu kan bahwa saya sedang tidak bermain-main? Senapan ini bisa saja membolongi jantung kalian". Ucap Mr. Presiden sambil memegang moncong senapan yang dipegang oleh ajudan di sebelah kirinya.
Remaja itu cepat-cepat menelan ludah dan memegangi dada kiri mereka tempat bersemayamnya jantung kesayangan mereka.
"Oke, yang kedua adalah tentang tanda kelahiran. Setiap bayi yang lahir atas izin negara akan diberi tanda berupa gelang dari emas putih yang menempel pergelangan tangan kiri bayi dan akan terbuka secara otomatis jika sang anak sudah menginjak umur 10 tahun. Bagaimana cara mendapatkan izin negara? Caranya sangat mudah, yaitu dengan cara menikah. Ada yang 'berani' protes?". Jeda Mr. Presiden setelah menekankan kata 'berani' dalam penjelasannya. Semua hening. Tak ada yang berani membantah. Mengapa? Karena mereka masih menyayangi jantung mereka.
"Nah, yang ketiga cukup menarik. Tentang sekolah. Kalian yang merasa berumur 8-17 tahun diwajibkan untuk mengikuti kegiatan sekolah mulai pukul 08.00 am hingga 02.00 pm. Tidak ada lagi kata bolos dan kabur saat jam pelajaran. Dan kalian diharuskan mengulang pelajaran dengan belajar di rumah selama dua jam, mulai dari 07.00 pm sampai 09.00 pm. Kalian pasti sudah tahu konsekuensinya jika melanggar".
"Sekian penjelasan tentang peraturan baru yang saya sampaikan. Peraturan ini mulai berlaku pada besok hari. Jadi kalian yang sudah memenuhi syarat umur untuk memilih society nya diharapkan berkumpul lagi di sini pada jam 3 sore. Pikirkan society mana yang akan kalian pilih. Anggap saja ini seperti bermain game action. Menjalankan misi dan mendapatkan hukuman ketika misi gagal. Terima kasih, kalian diperbolehkan untuk bubar". Tutup Mr. Presiden. Massa pun mulai bubar mengarahkan kaki mereka ke arah gerbang utama.
Matt celingukan mencari sahabatnya. Ya, memang mereka terlihat lebih pantas menjadi sepasang gay, wkwk. Tapi, percayalah bahwa mereka lebih manly ketimbang yang kalian pikirkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
IMPERFECTION
FantasyDi era kecanggihan seperti sekarang ini, selain mengundang dampak positif juga memberikan dampak negatif yang begitu besar. Hal ini terjadi pada sebuah negara bernama TIGHTON. Negara tersebut terlihat sebagai negara yang sangat maju dalam hal teknol...