The Girl Who Vanishes.

120 11 8
                                    

Vino POV

Velvet Room lagi. seriously, tiba-tiba dipanggil kayak gini nggak praktis banget. Aku lagi tidur dikelas lagi.

"Tuan Vino, wajah mu sepertinya kesal. Kenapa?" Elizabeth bertanya. mungkin karena wajah kesal yang kubuat.

"Tidak apa-apa. Sekarang, kenapa kalian memanggilku?"

"Informasi sedikit. Sepertinya kau bisa menampung Persona dengan Arcana yang sama dengan jumlah yang tak terbatas dalam dirimu. Kau hanya bisa menampung Fool dan Magician saat ini, tapi itu saja sudah cukup hebat menurutku." Jelas Igor.

"Oke."

"Dan, kau bisa mendapatkan Persona dengan membunuh Shadow. Jika kau beruntung, kau bisa memperoleh salah satu dari mereka."

"Oke-oke, biar kutebak. Shadow tersebut harus ber-Arcana yang sama denganku?" Ujarku.

Mereka berdua mengangguk.

"Baiklah, sampai jumpa Tuan. Hanya itu yang kami sampaikan."

----------------------------------------------------------------------

"Vino! Vino kamu dengar saya?!" Suara seorang perempuan terdengar.

God damn. Itu Bu Susi, Guru Sejarah.....sekaligus Guru paling galak. perasaan tadi masih jam Pak Arez dah?!

"Ibu baru masuk kelas ini, udah ada aja yang ngelanggar peraturan?! sekarang kamu keluar!"

"T-tapi bu..." Lidya berusaha melindungiku, aku menggeleng ke dia. Udah hopeless.

"Keluar sekarang!!"

Sekelas ketawa, dan aku keluar kelas....duduk di koridor ga ada kerjaan. Palingan main hape....damn batrenya abis. Denger mp3 aja lah.

Tiba-tiba aku ngerasa diliatin sama seseorang. Pas aku noleh buat ngeliat....ada bayangan cewek, ngeliatin dari pertigaan koridor. Itu cewek ngapain dah?

Tapi dia langsung kabur ngeliat segerombolan anak cewek kelas 1, dan mereka kelihatan kayak...itu anak gaul atau salah gaul? dandanan nya aneh gitu.

"Eh si Shafa kemana deh? Kita cariin ke kelas dia ga ada mulu." Ujar salah satu dari mereka, kelihatanya sih kayak "leader" mereka gitu.

"Gatau, di taman kali? dia kan suka duduk disitu sambil ngeliatin pohon." Ujar yang lain, sambil tertawa.

"Iya, ngeliatin pohon, jones banget ya" Mereka semua tertawa, lalu berlalu pergi.

Bomat ah. Aku mending tidur dulu mumpung adem.

----------------------------------------------------------------------

"Vin! Bangun woi! Ga pegel apa tidur di koridor?" Ujar Lidya sambil membangunkanku.

"Emmh...Ga pegel sih, laper Lid. Kantin yuk?" Ujarku.

"Tapi janji Vin, jangan kayak gitu lagi. sakit nanti..." Ujarnya, sambil terlihat khawatir.

"Iya-iya Lid, Janji. Udah mending ke kantin sekarang."

Dia mengangguk, lalu kami berdua berjalan ke kantin.

Di kantin aku memesan makanan, makan sambil ngedengerin joke murahan si Lidya. Dia ketawa terus sih, jadi ya enak aja liatnya.

Tiba-tiba di meja sebelah ada suara ribut.

"ADUH! Maaf ya Shaf! aku ga sengaja kok...iya-iya ga sengaja. Panas ya? Aduuuh maaf ya.." Ujar seorang anak kelas 1 yang tadi aku lihat di koridor, kepada temannya. This is obviously bully-ing. Anak itu cuma bisa diam sambil bersihin bajunya.

PERSONA3 (48)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang