05.

13 6 2
                                    

Jantung Anin berdegup kencang saat berada diatas motor ninja Marshall. Marshall membawa nya jauh melintasi ibu kota yang terlihat lengang karena hari ini adalah hari Sabtu.

"Marshall, kita mau kemana sih? Jawab kek elah" dengus Anin.

"Lo bawel juga ya, gue mau ngajak lo romantisan berdua haha" celetuk Marshall.

"Iya emang gue bawel. Mau apa lo?!"

"Bawel aja sayang Rin" batin Marshall.
"Nih udah mau sampe." kata Marshall.

Anin hanya terpongo ketika Marshall memberhentikan dan memarkirkan motornya di lapangan yang terhampar luas.

"Ayo turun biar ga penasaran lagi" ajak Marshall sambil membuka helm nya dan membenarkan rambut jambulnya.

"Ini tempat apaan sih Shall?" tanya Anin.

"Katanya pinter? Masa tempat kaya gini lo gatau" cibir Marshall.

"Apaan sih lo. Ya disini yang gue liat cuma lapangan luas trus disebelah sana ada pohon bakau" tanya Anin sambil kebingungan.

Marshall tidak menghiraukan pertanyaan Anin, ia secara spontan langsung menggandeng tangan Anin dan mengajak nya masuk ke dalam suatu tempat.

"Eh apaan nih maen gandeng aja?!" bentak Anin ketika melihat tangannya sudah digandeng Marshall.

"Gapapa elah Rin, gandeng doang. Ntar kalo lo nyasar gue yang disalahin tante Afifah."

"Hmmm. Dasar modus" batin Anin.

Anin hanya bisa pasrah dan meng-iya kan perkataan Marshall.

Mereka berduapun masuk ke dalam area wisata dengan membayar tiket terlebih dahulu.

"Nih menurut lo kita kemana?" tanya Marshall.

"Yaampun bilang kek dari tadi kalo mau kesini. Gue udah mikir yang ngga-ngga tau dari tadi!"

"Belum pernah kan kesini?"

"Iya belum. Bagus juga ya pemandangannya masih asri, pantai nya juga masih alami banget"

"Emang, btw makasih ya Rin lo udah mau nemenin gue"

"Iya elah lebay lo ah, makasih juga udah bikin gue deg-deg an daritadi"

"Hehehe maaf ya peri kecil gue"

"Stop manggil gue peri kecil kek, gue udah besar kali Shall"

"Yaudah gue manggil lo princess aja ya, karena lo cantik, sabar, dan susah diterka"

"Dih? Kebiasaan baca dongeng ya lo? Haha"

"Baru pertama kali Rin gue liat lo ketawa karena gue. Senyum manis dan ketawa lucu lo udah lebih dari cukup. Gue jatuh cinta dengan semua tentang lo." batin Marshall sambil menatap Anin dengan penuh senyum kekaguman.

"Shall? Kenapa lo ngeliatin gue kaya gitu? Ada yang salah ya sama gue?"

"Iya. Salah kenapa lo unik dan bikin gue penasaran"

"Kayanya lo perlu ke dokter deh. Lo aneh banget dari tadi"

Mereka berbincang-bincang ria sambil menikmati sejuk nya angin di hutan alam mangrove.

Mereka melihat banyak bibit-bibit tanaman bakau yang nanti nya akan menjadi pohon bakau yang besar dan bisa mencegah terjadinya abrasi.
Mereka terus berjalan melewati saung-saung unik yang berdiri diatas air dan melewati jembatan kayu yang juga berada diatas air.

"Shall, boleh minta tolong ga? Fotoin dong hehe" celetuk Anin sambil menyerahkan hp nya ke Marshall.

"Boleh laah, apa sih yang ngga buat lo."

NostalgiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang