Sudah hampir setahun aku mengenal mereka. Sejak hari itu, aku tak lagi takut keramaian, aku tak pernah merasa sendiri lagi, entah bagaimana aku begitu menyayangi mereka, layaknya mereka adalah satu-satunya keluargaku. Dan sejak masalah itu, setiap sabtu malam, kami selalu berkumpul di rumah Afi. Dan hebatnya, kami selalu lengkap.
Beberapa hari lagi adalah hitungan tepat setahunku di Ahaw. Mereka bilang, kami akan merayakannya dengan membuat video khusus untukku. Memang, di setiap hitungan per-satu tahun member, pasti ada acara seperti ini. Aku pernah membuat video untuk 1tahun Kak Daddy, Afi dan beberapa member lainnya di Ahaw. Ini benar-benar keren.
Tepat saat hari itu tiba, mereka memberiku satu cd dan ucapan-ucapan aneh yang lucu menurutku. Aku bahkan tak menyangka bisa berada di Ahaw samapi 1 tahun ini. Kehidupanku di sekolah juga sudah berbeda. Aku lebih mudah berbaur, bahkan aku menjadi ketua dari salah satu eskul di sekolah. Aku sangat amat tak menyangka hal ini terjadi. Tak sampai setahun, aku berubah. Ah iya, kak Dadi, kak Ran dan kak Ervina baru saja lulus dua bulan lalu. Hal itu menandakan bahwa aku akan menjadi senior di sekolah.
Tak masalah dengan itu, setiap sabtu malam kami tetap berkumpul seperti biasanya. Bahkan sekarang, kami lebih sering berkumpul. Terkadang jadwal kumpul menjadi jumat malam dan sabtu malam. Hebat bukan?
Aku membuka laptopku dan memutar cd yang diberi Aya tadi pagi. Lagu mengiringi ucapan-ucapan mereka.
"Hai Sasqiaa!! Uhh udah setahun ya? Udah gak jadi anak diem lagi dong. Ya kan? Ya dong? Kan ada Ahaw ya gak siihh?" Ujar Aver di dalam video itu.
"Selamat satu tahun di Ahaw, Sas. Semoga bisa selamanya ada di Ahaw. Ay jangan miring-miring dong ngamerainnya." Sambungnya.
Aku tertawa melihatnya. Bahkan hampir menangis terharu.
"Alo! Aku Aya. Kau pasti mengenalku kan? Ituloh aku cewek keren itu! Ah iya, selamat satu tahun di Ahaw ya, Sas. Kami mencintaimu, mwaaah" kini giliran Aya.
"Kak Sasqiaa, selamat satu tahun disini ya. Haifa seneng banget loh ada kakak disini, kakak asik sih. Tetap di Ahaw terus ya kak," Haifa begitu ekspresif, terlihat dari gayanya yang melembaikan tangannya berkali-kali.
Dan ya, aku menangis saat melihat ucapan dari Fay.
"Mungkin ini terdengar menggelikan ya, mengingat aku adalah orang cuek. Ah tidak, aku hanya sok cuek. Kau tahu, Sas? Aku pernah bilang bahwa aku sudah yakin kau akan jadi bagian kami. Dan, sebenarnya aku tak memberitahu ini pada anak Ahaw yang lain. Aku mencari tahu semua hal tentang dirimu, uh aku menyeramkan ya? Hmm.. Sebenarnya hanya penasaran. Bagaimana bisa kau betah dengan kesendirianmu itu? Dulu, saat aku sepertimu aku malah bersikap sok cuek seakan aku tak membutuhkan semua orang di dunia ini. Terdengar egois ya atau sok keren? Hahaha. Hmm.. Mungkin aku terlalu banyak omong. Selamat satu tahun di Ahaw. Aku menyayangimu, Sas!"
Cengiran terbit dari bibir Fay di video itu. Pertama kali aku melihatnya. Aku menangis, entah mengapa aku menangis. Bahagia?
Berhubung besok adalah sabtu, aku harus mencari games apa yang akan kami mainkan besok. Sebenarnya ini adalah tugas Ran, aku hanya membantunya.
Sabtu malam.
Semua terlihat bahagia. Entah ini sungguhan atau hanya penglihatanku saja?
"Ay, boleh kutanya sesuatu?" Tanyaku saat kami sedang duduk berdua di atas karpet.
"Hm? Apa Sas?"
"Kau tahu insiden aku pingsan saat acara sekolah tahun lalu?" Tanyaku.
Aya menggeleng pelan. "Aku dan anak Ahaw justru menginap di rumah Afi dan sengaja tidak ikut acara itu. Menurut kami itu tidak penting."
Aku mengernyit bingung. "Ta-tapi, sesaat sebelum aku pingsan, aku seperti melihatmu berlari ke arahku dan meminta bantuan orang lain. Aku yakin itu kau kok. Suaranya sangat mirip." Ujarku meyakinkan.
Aya tersenyum kecil dan mendekatkan bibirnya ke telingaku. "Kau tahu tidak, setiap member Ahaw pernah mendapat bantuan seperti itu sebelum masuk Ahaw. Aku tak tahu mengapa." Aya kembali pada posisi semula.
"Dulu, aku hampir tertabrak mobil karena berjalan sambil melamun, memikirkan kata bullyan dari anak kelasku. Tapi, aku di selamatkan oleh seseorang dan aku yakin 100% itu Paul. Dari wajah, suara, itu sangat mirip. Tapi saat aku masuk di Ahaw, aku bertanya pada Paul dan Paul bilang, di hari itu bahkan dia tak masuk sekolah."
Aku melongo kaget. Ini seperti apa ya? Hebat sekali.
Setelahnya, Ilham mengajak kami untuk berkumpul. Saat kami sedang membuat lingkaran, tiba-tiba Aya, Aver, Ilham dan Paul berdiri dan berjalan menuju tengah dari lingkaran kami. Mata Aver menatap Fay seakan memberi kode. Fay mengangguk. Tiba-tiba suara musik memenuhi ruangan. Mereka berempat bergoyang tanpa arah lalu menarik satu persatu dari kami. Kami memang belum mulai permainan, karena masih menunggu Ran dan Afi yang katanya pergi membeli makanan. Setelah semua berdiri, tiba-tiba pintu rumah Afi terbuka.
"Hello, kami dataang!" Teriak Ran.
Kami semua berlari menuju Ran dan Afi. Mereka hanya membawa sekantung makanan? Kukira banyak.
"Kalian tahu kami bawa apa?" Tanya Afi.
Kami menggeleng kompak. Tiba-tiba seseorang muncul dari balik tubuh Ran.
"Ini dia, member baru kita." Ujar Ran.
Aku memperhatikannya dengan seksama. Laki-laki itu pasti adik kelas.
Ia tersenyum. "Halo, aku Ichan. Salam kenal."
Dan semua berjalan seperti saat aku baru masuk Ahaw.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bersama [AHAWFest]
Fiksi Penggemar"Sas perubahan itu gak pernah jauh dari kata 'tergantung'. Kau hanya perlu membiarkan semuanya berjalan seperti biasa. Kelak kau akan tahu perubahanmu menjadi baik atau lebih buruk..." story by @Rachmasasqiaa