Operation (2)

69 13 17
                                    

"Raam, kamu lama sekali sih," ucap perempuan berjas putih yang duduk di atas sofa beludru.

Orang yang dipanggil hanya mendengus sebal. "Ya, maaf Meity... Susah tau, tadi dia nyoba kabur lagi."

Meity memutar bola matanya. "Aku sendiri yang menangkap empat orang saja cepat, masa kamu berempat tangkap satu orang perlu dua jam."

"Kamu harus tau betapa lincahnya yang satu ini." Dadi angkat bicara, ia menyeret tubuh Haifa yang tergolek lemah dengan ikatan di sekeliling perutnya.

"Ervina sama Anna kemana?" Meity mengernyit.

"Kami hadir," ucap dua perempuan berjas putih yang ikut masuk.

"Kemana saja kalian?" tanya Meity gusar. Ervina menyikut Anna agar gadis itu berbicara.

"Kami tadi—" Anna mengusap tengkuknya.

"Kemana?" selidik Meity. Ervina menunduk pasrah.

"Tadi gadis itu merusak alat Transformor, kami butuh waktu untuk memerbaikinya," ucap Ervina jujur. Meity memutar bola matanya.

"Mau bagaimana lagi, sudah terlanjur. Kita mulai saja operasinya. Satu orang pegang satu pasien, Anna kamu urus Haifa, Ervina kamu urus Rifdah, Dadi urus Lintang, Ram urus Syifa. Sedangkan aku akan pegang Arfian."

***

Rifdah membuka matanya.

"Ah kamu sudah bangun rupanya," ucap Ervina tersenyum lembut. Rifdah membulatkan matanya menatap tali yang mengikat tubuhnya saat ini

"Dibanding yang lainnya aku ini paling ramah loh, kamu pasti enak deh dioperasi sama Ervina, gak akan terasa sakit kok." Ervina tersenyum lagi. Ia mendekat membawa suntikkan.

"Kamu kubius ya? Biar enggak sakit, biusnya kubanyakin jadi sebotol."

***

Di ruang sebelahnya, Syifa juga baru membuka matanya, kepalanya yang rasanya pusing ia goyang-goyangkan.

"Halo," panggil perempuan berjas putih yang ada di depannya.

"Aku Ram, dan aku minta izin untuk melakukan operasi pencabutan otak." Ram tersenyum dan mendekat.

***

Lain dengan Lintang yang ketika membuka mata, merasakan kepalanya geli.

"Ini ada apa?" gumam Lintang.

"Jangan banyak berbicara, nanti darahmu akan keluar banyak," sahut sebuah suara dari belakangnya.

"Lihatkan ternyata chipmu sudah kadaluarsa," lapor Dadi.

Lintang membulatkan matanya.

"Kamu mau lihat otakmu sendiri?"

***

"Hey bangun." Anna mendengus sebal. "Mau berapa lama kamu tidur hah? Pasti ini ulah Ervina melebihkan dosis bius."

Anna menampar pipi Haifa dengan keras, membuat gadis itu perlahan membuka mata.

"Nah bagus kamu sudah bangun, operasi sudah bisa dimulai. Hmm, kita tunggu efek biusnya hilang dulu deh, biar seru."

***

"Arfian." Meity duduk di sebelah Arfian yang tertidur oleh obat bius. Tangannya bergerak membelai rambut laki-laki itu dengan halus.

"Aku menyukaimu," ucap Meity dengan suara serak.

"Maafkan aku karena telah mengambil jalan yang berbeda. Kamu ingat waktu masa sekolah dulu? Masa dimana kita masih menjadi, uhm... kekasih?" Meity tersenyum tipis.

"Aku selalu ingat Fi, kumohon jangan pergi lagi." Meity mengusap pipi Arfian dengan punggung telunjuknya.

"Nah, sekarang kitaa mulai operasinya ya."

Rahasia [AHAWFest]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang