Operation (1)

59 14 21
                                    

"Ini lucu banget," ucap Nita menunjuk pernak-pernik yang terpampan di majalah yang Haifa bawa.

Haifa mengangguk. "Iya yang itu lucu, pulang sekolah beli yuk."

Nita dan Jessita saling tatap. Bingung. Keduanya menatap Aya penuh arti.

"Ah iya, nanti aku, Nita dan Jessita ada kerja kelompok," kata Aya.

"Kerja kelompok apa? Kok aku gak tau?" Haifa menelengkan kepalanya bingung.

"Ada tugas, kamu tanya Sasqia aja," ucap Jessita.

"Nah iya, Sasqia lagi ada urusan, paling bentar lagi nyampe." Nita menggaruk kepala belakangnya sambil tertawa canggung.

Fay masuk kelas membuat kecanggungan di antara mereka pecah. "Hey."

"Fay, kamu kemana aj--"

Fay mengamit tangan Haifa, membuat gadis yang disentuhnya menatap heran.

"Ikut aku Hay," ucap Fay dengan suara dingin.

Haifa menelan ludahnya. Walaupun pada akhirnya ia menurut saja ditarik oleh Fay.

Fay membawanya keluar dari kelas. Ia mendekatkan bibirnya dengan telinga Haifa, membisikkan sesuatu.

Sedikit ada sorotan bingung dari tatapan matanya, namun Haifa akhirnya hanya mengangguk saja.

"Kamu harus gerak cepat Hay, nanti di gerbang pasti kamu akan bertamu dengan Sasqia, abaikan dia dan lari." Fay menepuk-nepuk lengan Haifa ringan.

"Kamu gak ikut?" Suara Haifa yang cukup besar volumenya membuat Fay menempelkan telunjuknya di bibir.

"Kamu gak usah khawatir, lari aja terus." Fay menarik kedua sudut bibirnya. "Pergi Fa, tasmu nanti kulempar dari pagar belakang."

***

Haifa memercepat langkahnya. Perasaannya makin tidak enak, namun ia tetap meneruskan langkahnya.

"Haifa...." Tepat dua meter sebelum gerbang, suara itu memanggil namanya dari belakang. Ia kenal betul milik siapa suara itu. Sasqia.

Haifa tidak mau menoleh. Ia malah memaksakan lajunya agar lebih cepat lagi.

"Haifa, ada apa? Anak kelas tidak menghiraukanmu?" Suara lembut Sasqia membuat hati Haifa terenyuh juga pada akhirnya.

Gadis itu menoleh. "Ti-tidak Sas."

Tanpa menunggu waktu lama, Sasqia sudah sampai di hadapan Haifa. "Kamu mau ke mana?"

"A-anu...." Haifa mengusap tengkuknya canggung. Di kepalanya kembali terngiang kata-kata Fay barusan. Haifa meneruskan langkahnya, jaraknya dan gerbang sudah tinggal selangkah lagi. Ia menarik napasnya dan berucap, "Ada satu hal yang harus kuurus kak."

"Apa?" Sasqia mengejar Haifa, menggait tangannya.

Gadis itu--Haifa--menelan ludahnya. "Suatu hal."

Sasqia mencondongkan tubuhnya ke arah Haifa. Ia menyunggingkan bibirnya ke atas, menatap Haifa dengan tatapan yang sulit diungkapkan. "Kamu... Sudah tahu ya?"

Mendengar suara itu Haifa merinding. Ia menepis tangan kanan Sasqia yang memakai gelang, hingga Sasqia menjerit kesakitan.

Haifa lari, sekuat tenaganya. Ia tidak peduli lagi dengan tas dan barang-barang miliknya yang katanya akan dilempar di pagar belakang. Dalam hatinya ia menjeritkan berbagai pertanyaan yang belum terjawab.

Ini ada apa?

Haifa melaju lebih cepat ketika melihat sosok berjaket hitam di tikungan yang sepertinya mengikutinya dari belakang.

Rahasia [AHAWFest]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang