Chanyeol wanted a divorce. Baekhyun asked for a week.
▲
Hanya tujuh bulan mereka berstatus pacaran. Kebahagiaan mereka terukur dalam jumlah tawa yang mereka bagi, jumlah malam-malam tanpa batas dimana mereka menghabiskan waktu di lengan yang saling memeluk dan jumlah cinta yang mereka miliki untuk satu sama lain. Ciuman-ciuman singkat di kampus sudah cukup untuk mereka, karena saat-saat bersama yang dihabiskan saat malam lebih dari sekedar cukup. Perlu waktu dua minggu untuk Chanyeol mengumpulkan keberanian mendekati pria berambut cokelat yang ceria dan berpostur tubuh mungil di salah satu kelasnya, tetapi hanya perlu satu detik untuk Baekhyun mengatakan iya untuk apapun itu yang ditanyakan pria bertubuh tinggi itu.
Dalam waktu sebulan, mereka mengenal satu sama lain. Baekhyun adalah seorang penulis jurusan Bahasa Inggris dan Jurnalistik, walaupun ia tidak memiliki rencana bekerja untuk majalah ataupun surat kabar manapun. Ia lebih memilih menulis novel dan bekerja mandiri. Chanyeol sendiri di jurusan Pemasaran dan Bisnis. Setiap orang yang melihat mereka berpikiran bahwa keduanya tidak seperti pasangan. Baekhyun memiliki pikiran yang terbuka dan selalu tersenyum, sedangkan Chanyeol selalu memiliki wajah yang sejalan dengan sikap tenangnya. Perbedaan-perbedaan mereka lebih dalam dari sekedar perbedaan jurusan kuliah dan kepribadian. Baaekhyun menyukai kopi dengan susu dan gula, dan ia menulis hal-hal dari situasi yang tidak mungkin dan penuh fantasi. Chanyeol, di sisi lain, menyukai kopi hitam dan lebih memilih hal yang bersifat praktikal dan realistis dibanding fantasi. Orang-orang percaya bahwa pribadi Baekhyun yang terbuka dan menyenangkan tidak akan pernah cocok dengan Chanyeol yang rasional dan penuh pertimbangan, tetapi mereka salah.
Tujuh bulan penuh kesempurnaan, Chanyeol melamar pria mungil berambut coklatnya itu, Byun Baekhyun, mengatakan iya.
Mereka menunggu beberapa bulan sebelum berjanji akan saling mencintai hingga kematian memisahkan mereka. Setelah kelulusan dan pernikahan, mereka menemukan sebuah apartemen. Kecil namun tidak menjadi masalah untuk mereka berdua. Sentuhan Baekhyun membuat tempat itu menjadi terasa lebih seperti sebuah rumah, rumah yang membuat Chanyeol kembali dengan hati senang setelah waktu kerja yang cukup berat. Setiap malam ia memeluk Baekhyun dan membisikkan janji-janji—rumah yang lebih besar dimana ia bisa mendekorasinya dengan lebih bebas—tanpa batas. Dan setiap malam, Baekhyun akan tersenyum di dada Chanyeol dan berterima kasih pada pria itu.
Kinerja dan kepribadian Chanyeol yang menarik memungkinkannya untuk mendapatkan promosi jabatan dengan cepat. Seiring dengan pemasukan yang bertambah, begitu juga jumlah uang di rekening bank mereka. Suatu malam, Chanyeol dengan lembut menyingkirkan laptop Baekhyun dari pria itu dan meletakkannya di atas meja kopi di dekatnya. Kemudian ia berlutut di depan Baekhyun, dan menggenggam tangan pria itu.
“Baek,” ucapnya perlahan, tidak melepaskan pandangan dari Baekhyun. “Aku ingin membelikanmu rumah yang selalu aku janjikan padamu hari itu.”
Dengan bibir gemetar, Baekhyun tergagap dan kemudian mengangguk, melingkarkan lengannya di leher Chanyeol sembali mengucapkan terima kasih. Malam itu mereka saling memeluk, menyesapi setiap sentuhan, menyatukan tubuh dalam cinta—perlahan dan begitu dalam.
--ooo--
KAMU SEDANG MEMBACA
10080 [ChanBaek Fanfiction]
FanfictionSebuah kisah cinta dari sepasang kekasih bernama Chanyeol dan Baekhyun dengan konflik permasalahan yang sederhana namun fatal dan membuat cinta sejati mereka terpisahkan karena orang ketiga. "Penyesalan selalu datang di akhir cerita!"