pilihan terbaik

44 5 0
                                    

Shalin Pov full part.

Aku melihat Rendi yang uring - uringan, ia mendesah cemas menanti keluarnya dokter dari ruang operasi. Mama Rendi kini harus menjalani operasi karena kecelakaan hebat yang terjadi dua jam lalu.

Saat taksi yang aku tumpangi berhenti ketika melewati perempatan lampu merah aku melihat mama Rendi yang menyebrang tergesa-gesa, tanpa melihat lampu diarah berlawanan sedang memperlihatkan warna hijau, tiba-tiba sebuah truk pembawa galon oleng kekanan, dan dari arah belakang muncul sebuah kijang yang langsung menghantam tubuh mama Rendi hingga terpental beberapa meter.

Aku panik lalu menghampiri mama Rendi yang sudah bersimbah darah, matanya masih terbuka lalu menatapku, tangannya meraih tanganku yang menopang tubuhnya. Ia meringis kesakitan! Aku sungguh syok, tubuhku melemas.

"Tolong panggilkan ambulans!!!" teriakku panik. Tak lama sebuah ambulans datang dan membawa mama Rendi yang sudah terpejam.

Setelah menyuruh supir taksi agar membawa barangku kerumah sakit, aku memutuskan untuk ikut dalam ambulans dan menghubungi Rendi.

----*-*-*-

"Duduklah.." saranku pada Rendi yang kini malah berjongkok dan bersandar dilantai.

Rendi bangkit dan menatapku tak suka.

"Ini semua karena kamu!! Dasar pembawa sial!!" teriaknya marah.

"Pergi dari sini!!! Jangan pernah kembali lagi!!" usirnya sambil terus berteriak.

Hatiku mencelos. Aku memang pembawa sial.

"Ma-maafkan aku.. Semoga i-ibumu segera sembuh.." ucapku tulus lalu perlahan bangkit dan menjauh.

Hatiku merasakan seperti disengat aliran listrik yang kuat, rasa sakit menjalari hatiku.

Aku bersandar ditembok dekat salah satu pintu ruangan, aku menarik nafas dalam berharap bisa meringankan rasa sakit dihati, tapi yang aku dapat malah sebaliknya. Semakin melebar!

Air mata mengumpul dipelupuk mataku. Ah.. Rasanya sudah lama aku tidak menangis, biasanya aku selalu berpura - pura tegar, menepis semua rasa sakit yang aku alami. Tapi kali ini aku tak kuat!

Apa ayah dan ibu meninggalkanku juga karena aku pembawa sial ?? Benarkah ?? Teman ? Bahkan aku hanya punya hyun ju. Kekasih ? Aku tidak pernah berharap memiliki kekasih, dan penyakit ini.. Apa ia datang untuk membuktikan bahwa aku benar - benar membawa sial ? Haha!

Aku tersenyum miris lalu mengusap air mata kasar, aku tidak boleh menangis! Bahkan jika aku benar pembawa sial, aku bisa hidup sendiri!

Kkkkrrrrrruuuukkkk...

Aku mengelus perutku yang tadi berbunyi nyaring, untung saja tidak ada yang lewat! Aku harus mengisi perut sebelum kebandara!

-*-*-*-*-*-*

"Shalin!"

Oh tidak, padahal perutku sudah terisi, tapi kenapa aku masih berhalusinasi ? Aku kan tidak memiliki teman disini, Rendi bahkan telah mengusirku tadi. Tapi kenapa suaranya seperti suara Rendi ?

"Shalina!!"

Aku menoleh kesumber suara. Ternyata benar Rendi! Jantungku bermarathon sekarang. Bukan karena jatuh cinta! Aku takut padanya! Takut dengan kata-kata tajamnya!

"Kamu dengar aku nggak sih ?! Belum tuli kan ??" bentaknya menatapku tajam. Semua orang yang ada didekatku melihat kearah kami, ini masih kantin rumah sakit, dan dia membentakku lagi!

"A-ada apa ?" jawabku gugup, jujur aku sekarang sangat ketakutan. Terlebih ketika melihat sorot matanya.

Rendi tidak menjawabku, melainkan tangannya yang menarik tanganku dengan kasar. Dia membawaku keruang ICU dan kini pakaianku dibalut serba hijau.

HealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang