dia lagi

72 8 0
                                    

Setelah Rendi ingat bahwa gadis itu adalah pasiennya diSeoul, ia segera ikut menghampiri gadis itu.

"Dia pasien saya dok.." ucap Rendi ketika melihat gadis itu dari dekat. Dokter Santo melirik Rendi.
"Dia pasien saya ketika saya masih diSeoul. Saya akan menanganinya" lagi-lagi mulut Rendi kembali menegaskan bahwa gadis itu-Shalin- adalah pasiennya.

Dokter Santo pun terlihat lega karena ada yang mau menangani gadis aneh itu. Ia juga sekarang sudah pergi dan meninggalkan Rendi bersama suster-suster yang masih mengepung gadis itu.

"Hehh.. Gadis aneh! Kenapa berani sekali melakukan penerbangan!" Rendi berkacak pinggang. Shalin sekarang diam ditempatnya mendengar suara umpatan dari Rendi.

Shalin berbalik ke arah sumber suara, lalu dengan kecepatan penuh ia berlari mendekap dan menggigit bahu Rendi. Sh*t.. Umpat Rendi tergelek ditanah dengan Shalin yang menimpanya. Beberapa saat tak ada pergerakan dari Shalin. Rendi meminta tolong pada suster untuk mengangkat Shalin.

Rendi mengelus kepalanya yang sempat terbentur tanah tadi. lama-lama aku bisa geger otak jika terus bertemu dengan gadis itu, tapi ntah kenapa mulut bodoh ini malah mengakui bahwa gadis itu adalah pasienku tadi.

Rendi terus menyesal karena ucapannya tadi, ia mengelus kepalanya sambil menepuk-nepuk bibirnya. Saat ini gadis itu sudah ada dikasur pasien dan didorong oleh beberapa suster.

"Jangan dibawa keruang rawat" cegah Rendi saat berada dilobi rumah sakit.
"Lalu kemana dok ? Ruang isolasi ?" tanya suster itu yang mengerti jika Shalin dibawa ke ruang rawat bisa saja dia mengamuk lagi.

"Ke ruanganku.." perintahnya yang dibalas dengan anggukan tanda mengerti dan dengan segera suster itu mendorong Shalin menuju lift untuk keruanganku.

Shalin Pov

Aku mengikuti syarat Hyun Ju untuk berlibur, dan aku memilih ke Indonesia karena aku sudah merindukan merasakan masakan khas Indonesia, negara yang sudah bertahun-tahun aku tinggalkan.

Penerbanganku ke Indonesia untuk sekedar berlibur mengalami penundaan. Aku pun harus menunggu. Dan ini sudah 2 jam aku dibandara. Walau hanya duduk tapi cukup melelahkan.

Akhirnya setelah 2 jam lebih menunggu, pesawat yang kutumpangi segera terbang keIndonesia.

Kursi yang sedang kududuki ini, entah kenapa sangat nyaman. Aku memejamkan mata mencoba mengusir lelah yang melanda. Tapi tentu saja, aku tidak boleh tertidur. Hanya tutup mata saja!.

Aku terperanjat kaget karena aku ketiduran!! Aku ketiduran dipesawat! Dimana ini...

Aku melihat sekelilingku, ini bukan dipesawat. Aku menepuk jidatku. kenapa aku bisa begitu bodoh? Tidur dirumah saja aku membuat orang lain panik, apalagi dipesawat?

Saat aku menggeleng-geleng frustasi tiba-tiba semilir angin yang membawa sebuah keharuman. Bau itu.. Bau itu membuat tidurku nyaman dan tenang, penyakitku sembuh saat aku memeluk jas itu ketika tidur.

selama kurang dari sebulan lalu, tapi semakin lama bau itu semakin hilang dari jasnya. Membuat penyakitku datang kembali. Lancang sekali memang!

Aku mengendus aroma itu, dan ternyata berasal dari sebuah jas putih yang menggantung di sebuah kursi. Apa aku masih bermimpi ? Aku mencubit sekeras mungkin tanganku. Ahhh... Sakittt

Rendi Pov

Aku baru saja datang kerumah sakit saat anak kecil -lelaki- berumur sekitar 5-6tahun itu mengamuk dan menangis meraung-raung. Aku segera menghampirinya. Aku melirik suster Mitha yang sedang memeluknya. Menatapnya seolah bertanya 'ada apa?'

HealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang