Trouble's

65 8 0
                                    

"Tapi dokter Rendi sedang mengurus administrasi untuk pindah ke Indonesia nanti malam" jawab suster lain, suasana semakin mencekam saat tidak tahu darimana Shalin mendapatkan sebuah suntikan, dalam suntikan itu terdapat jarum yang berbahaya tentunya.

"Semua pasien diharap untuk menjauh dari sini" perintah suster itu lagi.

Rendi Pov

Aku sebenarnya tidak terlalu keberatan jika harus keIndonesia, toh memang pernah tinggal disana, ibuku juga pernah bilang ingin bertemu dengan sanak saudara disana. Tapi tak tahu mengapa aku merasa belum siap dinaikkan level untuk menangani pasien VIP, bebanku akan berat. Dan mungkin juga aku akan menangani para pejabat yang gagal menjadi pemimpin rakyat. Aku benci itu. Dimana aku harus mengikuti kemauannya, jika tidak gelarku sebagai dokter bisa terancam.

Aku menatap beberapa dokumen didepanku sambil sesekali menyesap kopi yang menghangatkan, malam ini cukup dingin dan jas dokterku dibawa oleh gadis aneh itu. Ngomong - ngomong jika sudah malam beginikan pasti penyakitnya akan kambuh.

Aku bergidik ngeri ketika bayangannya lewat. Sampai aku mendengar suara gaduh dari luar.

"Semua pasien diharap untuk menjauh dari sini" suara suster Park. Disertai suara teriakan dan pekikkan wanita. Ada apa sebenarnya, aku keluar dari ruang administrasi untuk melihat apa yang terjadi.

"Tolong semuanya menjauh!" serunya lagi. Pasien yang ada dilobi rumah sakit ini pun langsung menjauh.

"Apa yang terjadi ?" tanyaku pada suster park yang siaga dengan sapu ditangannya.

Gadis itu lagi! Dan apa yang dia buat sekarang ? Hehhh.. Merusuh!
"Dokter.. Dia pasienmu bukan ? Tolong tangani dia, dia membuat keributan sejak tadi, sangat membahayakan" ucap suster park yang masih dengan kuda-kudanya. Mencegah bila tiba-tiba gadis itu menyerangnya.

Kulihat gadis itu memegang sebuah suntikan. aku segera bergegas mengambil segelas air dari meja resepsionis dan segera membanjurnya dengan air itu.

Tubuhnya menegang, suntikan ditangannya dilepaskan. Ia sekarang masih berdiri diatas sofa, dan sepertinya ia akan jatuh. Dan..

Huppp...
Tak ada yang aku tangkap, hanya sekilas angin. Ternyata gadis itu merosot kebawah. Bukan jatuh kepelukanku seperti yang kuharapkan. Eh..

Aku melihat wajahnya yang basah, ia tak kunjung juga membuka matanya, padahal wajahnya sudah kuyup.

*-*-*-*-*-

Shalin membuka matanya, mengendus bau yang menguasai hidungnya. Bau dokter gila itu. Pikir Shalin dengan matanya yang masih tertutup. Tunggu.. Kenapa baunya masih ada ?. Shalin membuka matanya dan melihat sekeliling. Shalin ingat bahwa ini ruangan si dokter gila itu, dan bau dokter itu berasal dari jasnya yang menyelimuti sebagian tubuh Shalin. Tapi jas itu tetap berada ditempatnya, tak kusut juga tak pergi. "Apa penyakitku tidak kambuh ? Apa aku sudah sembuh ? Ahhhh.... Syukurlah.."gumam Shalin sambil tersenyum sumringah.

Shalin Pov

Cklek..
Pintu ruangan ini terbuka dengan sendirinya bersamaan dengan masuknya seorang wanita cantik, pasti dia suster disini.
"Selamat pagi.. Aku Min Ra, suster disini" sapanya hangat sambil tersenyum kearahku. Jika aku lelaki pasti aku sudah meleleh melihat senyum manisnya.
"Aku membawa makanan untukmu, dokter Rendi bilang kamu adalah pasiennya tapi belum sempat mendapat penanganan, makanya ia sangat menyesal dan meminta maaf pada semua pasien yang panik saat kamu membuat keributan semalam.." jelasnya dengan menekankan kata saat kamu membuat keributan semalam. Menyebalkan, ternyata aku belum sembuh. Hikss..

HealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang