4. R a m u a n
Cass menatap dua orang yang masih terkejut di depannya dengan santai. Tidak ada sedikitpun perasaan takut yang meliputi dirinya untuk berhadapan dengan Raja dan Ratu Acarnas.
Raja Acius tampak mencoba menormalkan kembali raut wajahnya. Sedangkan Ratu Bryna mengalihkan wajahnya dengan sedih.
Aneh, tadi sang ratu menatapku takut, sekarang terlihat sedih.
Cass mengernyitkan kening, menyadari perubahan ekspresi kedua orang dihadapannya yang terlihat aneh begitu melihat keseluruhan wajahnya, termasuk rambut merah darah menyala miliknya.
Kini, Raja Acius tau mengapa perempuan dihadapannya ini berani datang ke Kerajaan Acarnas sendirian, karena perempuan ini adalah kaum mata emas terkuat, mata emas terkuat adalah kaum dengan bola mata berwarna emas sempurna serta rambut merah darah menyala yang sangat mencolok. Menandakan perempuan ini merupakan salah seorang anggota kerajaan.
Raja Acius menggeram pelan. "Apa maumu, huh? Apa kerajaanmu ingin hancur sehingga berani-beraninya kau mendatangi kerajaanku, Mata Emas Berambut Merah?" Raja Acius berucap dengan nada keras, matanya menatap Cass tajam.
Dengan berani, Cass balas menatap mata Raja Acius tajam. "Demi saudaraku, tentu saja aku berani datang ke kerajaan Anda. Tak penting aku datang dari kerajaan mana, yang terpenting sekarang adalah ramuan Ciprata, aku menginginkannya."
Raja Acius tertawa sinis. "Kau pikir semudah itu mendapatkannya? Hanya tinggal datang, minta padaku, lalu kau mendapatkannya? Hah!" bentak Raja Acius geram.
"Acius," panggil Ratu Bryna pelan. Raja Acius dan Ratu Bryna saling pandang dalam diam, lalu membicarakan sesuatu dengan berbisik-bisik. Cass tetap diam, menunggu dengan sabar dua orang di hadapannya ini berdiskusi.
"Jadi, bagaimana?" tanya Cass tak sabar, dia sangat ingin cepat cepat pulang kepada Diamon.
"Aku akan memberikan ramuan Ciprata untukmu, tapi... kau harus membuatkan ramuan Pore untukku," ucap sang Raja.
Cass menggeram dalam hati, tentu saja harus ada yang di pertukarkan. Ia menginginkan ramuan Ciprata dan pria di depannya ini menginginkan ramuan Pore. Ramuan yang hanya bisa dibuat oleh pemilik rambut merah, ramuan ini digunakan untuk menyembuhkan orang yang terkena kutukan dari seorang rambut merah.
"Sepertinya ada yang terkena kutukan kaumku. Siapa yang memberi kutukan dan siapa yang terkena kutukan itu?" tanya Cass penasaran.
Tanpa berpikir panjang, Raja Acius langsung menjawab, "Saudariku, Valencia. Ia terkena kutukan oleh rajamu, Raja Alexius. Aku yakin rajamu itu sedang bersenang-senang dengan para selirnya sekarang, sedangkan Valencia harus terbaring lemah di ranjangnya selama bertahun-tahun."
Cass melebarkan sedikit matanya terkejut. Ia yakin ada alasan di balik kutukan yang ayahnya berikan untuk Valencia. Soal selir-selir itu, Raja Acius salah besar. Ayahnya tidak pernah bermain dengan selir, ayahnya begitu setia pada ibunya. Bahkan, sewaktu ibunya meninggal duluan pun, ayahnya tidak pernah menikah lagi. Ayahnya semakin mencurahkan perhatiannya kepada anak-anaknya dan rakyatnya. Itulah mengapa Kerajaan Anthurium sangat menghormati dan menghargai mendiang Raja Alexius. Hingga-hingga mereka rela ia bunuh daripada pergi ke kerajaan ini dan melanggar titah beliau, meski untuk sang putra mahkota sekalipun.
Cass mendongakkan kepala, pasti ada suatu alasan mengapa Raja Acius berkata begitu. Cass jadi sangat penasaran siapa sebenarnya Valencia dan ada permasalahan apa antara ayahnya dengan Valencia. Hanya ada satu cara agar ia mendapatkan jawaban yang sebenarnya, yaitu dari Valencia sendiri. Baiklah, ia sudah mengambil keputusan, ia akan menerima tawaran Raja Acius. Walaupun ia merasa kesal ayahnya dihina sedemikian rupa.
"Aku menyetujuinya." Senyum Raja Acius dan Ratu Bryna langsung merekah gembira begitu mendengar jawaban Cass.
"Rule." Raja Acius memanggil seorang prajurit yang berjaga di dekat pintu.
"Suruh Geraldo membuat ramuan Ciprata," perintah Raja Acius.
"Baik, paduka." Prajurit itu menunduk patuh, lalu izin pamit dari sana dan pergi menemui Geraldo. Dalam hati, prajurit yang sedari tadi mencuri-curi dengar percakapan itu merasa bingung dan takut. Bingung karena sang raja memberikan persetujuan dan takut pada si mata emas.
Tatapan mata Raja Acius kembali pada Cass lagi. "Kau dengar sendiri apa yang aku katakan tadi. Ramuan itu akan selesai paling lama satu minggu. Tenang saja, saudaramu akan bertahan selama itu. Sekarang buatkanlah aku ramuan Pore."
Cass menganggukkan kepala. "Ya," lalu melanjutkan lagi perkatannya, "aku akan kembali ke kerajaanku dan setelah selesai aku akan memberikannya padamu."
Alis Raja Acius bertaut, tanda tidak setuju. "Tidak, aku tidak percaya kau akan mengirimkannya ke kerajaanku, bisa saja kau menipuku. Buat saja di kerajaanku atau aku akan menyuruh Geraldo untuk membatalkan tugasnya membuat ramuan Ciprata. Pilihlah," tegas Raja Acius dengan suara beratnya.
Cass menatap Raja Acius tak suka, ingin sekali ia melawan ucapan Raja Acius, toh derajat ia dengan Raja Acius sama. Meskipun ia rasa Raja Acius tidak tahu itu, ia rasa Raja Acius hanya mengira ia salah satu sepupu kerajaan atau sejenis itu. Tapi, jika ancaman yang di berikan adalah ramuan Ciprata, ia tidak bisa membantah. Tapi, bagaimana dengan adiknya yang terbaring lemah dan hanya ditemani oleh para pelayan, bukan keluarganya sendiri yang tak lain adalah dirinya?
Cass menghela nafas, demi adiknya, demi ramuan ciprata untuk menyembuhkan adiknya, ia akan melakukan apapun. "Aku akan membuat ramuan penyembuh itu di kerajaanmu."
"Pilihan yang bagus, Nona." Raja Acius tersenyum.
"Prajurit," panggil Raja Acius ke arah pintu, kemudian seorang prajurit lain selain Rule datang menghampiri mereka.
"Ya, Paduka?"
"Bawa Nona ini kepada kepala pelayan, suruh kepala pelayan itu memberikan nona ini kamar untuk tamu kerajaan dan mengajaknya berkeliling kerajaan," perintah Raja Acius.
Prajurit itu pun mengangguk patuh. "Baik, Paduka." Prajurit itu beralih menatapnya dengan segan. "Ayo, Nona."
Cass memohon undur diri pada Raja Acius dan Ratu Bryna, lalu mengikuti langkah prajurit di depannya ini menuju ruangan kepala pelayan. Lalu kini ia mengikuti langkah seorang wanita berbadan gempal yang merupakan kepala pelayan istana kerajaan ini untuk mengelilingi serta mengenalkan setiap koridor mengarah kemana dan kegunaan setiap ruangan. Usai berkeliling istana, kepala pelayan menuntunnya menuju kamar yang akan ditinggalinya untuk seminggu ke depan.
"Ini kamar anda, Nona," ucap sang kepala pelayan. "Baiklah, saya mohon undur diri." Cass menganggukkan kepala dan memberikan senyuman berterimakasih.
Cass menatap setiap sudut berikut penataan kamar itu, setelahnya ia merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk istana Kerajaan Acarnas itu. Pikirannya kembali melayang-layang, merenungi segala sesuatunya. Cass tak menyangka ayahnya punya masalah dengan perempuan dari kerajaan ini, sampai-sampai mengeluarkan kutukan.
Cass menepuk-nepuk pipinya pelan, menyadari kalau ia tidak boleh langsung menghakimi ayah, ia belum tau apa yang sebenarnya terjadi antara ayah dan Valencia. Cass yakin, dengan menyembuhkan Valencia yang dikutuk ayahnya, ia dapat menyelesaikan masalah antara ayahnya dan Valencia yang belum tuntas.
Ia tahu ini adalah masalah yang belum selesai dari kata-kata Raja Acius. Raja Acius mengatakan kalau saudarinya terbaring lemah, belum meninggal. Bisa saja ayahnya memberi mantra untuk membunuh Valencia saat itu juga atau kutukan untuk membuat Valencia kesakitan selama berhari-hari lalu meninggal.
Sedangkan keadaan Valencia saat ini terbaring lemah, hal ini berarti, kutukan yang di berikan ayahnya adalah kutukan peringatan. Cass ingat, sebelum meninggal, ayahnya mengatakan kalau ayahnya itu punya beberapa masalah yang belum tuntas dan berharap ia bisa menyelesaikan masalah itu. Dan pasti, masalah Valencia termasuk di dalamnya.
Cass menghembuskan nafasnya lelah, berharap semuanya akan berjalan dengan baik. Karena tidak seperti pikiran orang orang di luar kerajaannya yang menganggapnya menakutkan dan kejam. Sejatinya ia adalah perempuan baik, hanya jahat dan kejam pada orang orang yang mengganggu ia serta kerajaannya.
Tbc
Hug,
Maroon Bubble.Rabu, 6 April 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
TQS(1)The Queen Of Anthurium
Fantasy06/01/18 #893 in Fantasy 07/01/18 #558 in Fantasy Demi menyelamatkan nyawa saudara kembarnya yang tertusuk pedang beracun Groda. Ratu kerajaan Anthurium itu rela pergi ke Kerajaan Acarnas. Pergi ke Kerjaan Acarnas berarti melanggar perintah mendiang...