Bag 10. Valencia

202 15 2
                                    

9.  V  a  l  e  n  c  i  a

Setelah berdiam diri di kamarnya selama seharian penuh dan memikirkan bantuan yang ingin diberikan oleh seseorang yang menemuinya diam-diam di hutan Kerajaan Acarnas kemarin. Hari ini Cass keluar dari kamarnya.

Cass berjalan menuju ruangan ramuan. Geraldo menghela nafas lega saat melihat Cass. Ia berjalan mendekati Cass dengan ragu-ragu dan menepuk bahu perempuan itu pelan.

"Apa kau tidak mau menyelesaikan pembuatan ramuan pore? Ini sudah empat hari ramuan itu di diamkan setelah empat hari sebelumnya," ucap Geraldo mengalihkan pembicaraan.

"Ah, ya, terimakasih sudah mengingatkan," ucap Cass, Geraldo mengangguk.

Cass mengambil ramuannya dan membuka penutup ramuan tersebut. Ia tersenyum kecil saat melihat ramuan yang di buatnya berhasil, tinggal menambahkan satu hal lagi.

"Geraldo," panggil Cass yang dijawab gumamam oleh Geraldo.

"Tolong ambilkan pisau itu." Cass menunjuk pisau kecil yang ada di dekat Geraldo.

"Untuk apa?" tanya Geraldo sembari mengambil pisau kecil itu dan memberikannya pada Cass.

"Terimakasih. Untuk ini." Cass mengambil sedikit rambutnya dan memotongnya, lalu menunjukkan potongan rambutnya itu pada Geraldo yang terdiam menatap rambut Cass dengan kagum.

Cass mengikuti arah yang dipandang Geraldo, ia terkekeh kecil. Rambutnya saat ini mengeluarkan cahaya-cahaya merah kecil, sekaligus rambut yang ia potong tadi kembali memanjang seperti semula.

"Apa rambutku juga bisa seperti itu?" tanya Geraldo.

"Mungkin bisa," jawab Cass, membuat keduanya tertawa kecil setelahnya.

"Lalu apa yang akan kau lakukan dengan potongan rambutmu itu?" tanya Geraldo.

"Potongan rambutku ini untuk di campurkan dengan ramuan yang sudah didiamkan ini," jawab Cass, Geraldo menganggukkan kepala.

Cass mencampurkan ramuan yang sudah ia buat dengan rambutnya. Ia mengucapkan beberapa deret mantra di dalam hati dengan mata terus menatap ramuan di hadapannya. Tak lama kemudian, ramuan tersebut mengeluarkan pendar-pendar merah kecil dan beberapa saat kemudian ramuan tersebut berubah warna menjadi merah.

"Woah," kagum Geraldo. Cass tertawa kecil melihat mata berbinar-binar Geraldo, wajahnya terlihat seperti anak kecil.

"Baiklah, ramuan pore sudah jadi. Dimana Valencia? Aku akan mengobatinya," ucap Cass.

"Kau harus bicara pada Raja agar bisa menemui Nyonya Valencia atau kau bisa memberikan ramuan itu pada Raja dan biarkan Raja yang mengobati Nyonya Valencia," saran Geraldo.

Cass menggelengkan kepalanya. "Aku harus membacakan mantra lagi."

"Kalau begitu kau harus bicarakan ini pada Raja," ucap Geraldo.

Cass menganggukkan kepalanya."Baiklah." Ia keluar dari ruangan itu setelah mengucapkan terimakasih pada Geraldo.

Namun saat tiba di pintu, ia membalikkan badan dan berucap dengan perlahan. "Geraldo, harus kau ingat, bahwa kemarin kau mengatakan padaku dibutuhkan tiga hari lagi agar ramuan ciprata jadi. Yang artinya tinggal dua hari lagi. Sebaiknya, ramuan itu benar-benar jadi dua hari lagi."

Setelah mengatakan itu, Cass berlalu dari sana. Geraldo meneguk ludah, memandang pintu yang di tutup dengan  mata lebar sarat ketakutan. Ia juga berharap ramuan ciprata selesai sesuai waktu yang ia perkirakan, ia tidak ingin mencari perkara dengan si mata emas berambut merah.

***

Kaki Cass melangkah menuju ruangan singgasana. Entah mengapa, saat ini ia merasa gelisah untuk menemui Valencia. Ia tidak tahu apa yang terjadi nantinya saat ia bertemu dengan Valencia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TQS(1)The Queen Of AnthuriumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang