6. P u t r a P u t r i R a j a A c i u s
Cass mengerutkan keningnya saat Geraldo hanya diam sembari menatapnya. Ia berjalan ke dekat Geraldo, lalu menyentuh pundak pria tua itu. Pria tua itu langsung menoleh kearahnya.
"Serigala berwarna emas katamu?" tanya Geraldo memastikan, yang di jawab anggukkan oleh Cass.
"Kau mendapatinya, ah, maksudku menemuinya dimana?" tanya Geraldo lagi.
"Di dalam hutan yang ada di belakang taman. Aku rasa, aku sudah berjalan cukup dalam saat itu," ucap Cass sembari menutup ramuan yang sudah ia buat. Ia berjalan ke arah lemari kayu kecil yang ada di samping rak, lalu menaruh ramuannya di sana.
"Mengapa kau menyimpannya? Kau tidak berencana untuk menghentikan pembuatan ramuan pore-kan?" Mata Geraldo menyipit curiga.
Cass melirik Geraldo jenaka dengan kekehan kecil. "Bisa di bilang begitu."
Geraldo menyambut ucapan Cass dengan tatapan meminta maafnya. Cass menganggukkan kepala, tak begitu memedulikan kata-kata Geraldo tadi. Cass merapikan barang-barang yang ia pakai tadi, lalu duduk di samping Geraldo.
"Tumbuhan yang aku tumbuk tadi harus didiamkan selama empat hari, setelah itu, baru aku bisa menambahkan bahan lainnya," jelas Cass. "Lagipula aku juga harus menunggu ramuan ciprata jadi selama seminggu. Makanya, aku tidak terlalu buru-buru membuatnya."
"Jadi," jeda Cass sejenak, "jelaskan padaku tentang serigala emas itu. Dan kenapa serigala emas itu bisa masuk ke wilayah kerajaan ini? Bukankah mereka hidup dengan pack mereka?"
Geraldo tempak menggaruk rambut belakangnya. "Aku bingung."
"Kenapa?"
"Entahlah, kurasa aku tak berhak memberi tahu pada orang asing sepertimu. Lebih baik kau bertanya pada Raja atau Ratu atau anak-anaknya," ucap Geraldo.
"Aku tak pernah melihat anak-anak Raja dari kemarin." Cass menautkan kedua alisnya.
"Hari ini mereka pulang dari kegiatan mereka masing-masing. Sepertinya, karena kau. Kedatanganmu ke sini pasti sudah sampai ketelinga mereka dan pastinya kabar Raja yang mau memberikan ramuan ciprata untukmu," jelas Geraldo.
"Kau akan bertemu dengan mereka nanti, saat makan malam," ucap Geraldo menambahkan.
Cass mengangguk-nganggukkan kepala. Ia berjalan kearah jendela besar diruangan itu. "Sudah malam rupanya, bukankah saat aku kembali ke sini masih siang? Cepat sekali."
"Tentu saja waktu cepat berlalu bagimu, kau menghabiskan waktu bersamaku yang menyenangkan ini." Geraldo mengedipkan sebelah matanya.
Cass tertawa kecil melihat tingkah pria tua itu. "Aku kembali ke kamarku dulu. Sampai jumpa."
Cass memasuki kamar untuk membersihkan diri dibantu oleh beberapa pelayan, setelah itu ia menggunakan gaun lengan panjang berwarna merah dan membiarkan seorang pelayan mengepang rambutnya. Cass tak ambil pusing soal keberadaan para pelayan itu yang tadinya tidak ada untuk membantunya.
Kemudian, para pelayan itu pergi. Cass menoleh sekilas ke arah pintu yang baru saja di tutup oleh pelayan, ia berjalan kearah balkon kamar, menikmati indahnya kerlap-kerlip bintang.
Tok Tok Tok
Cass membuka pintu kamarnya dan mendapati seorang pelayan yang mengatakan makan malam telah siap. Cass mengikuti pelayan wanita di depannya menuju ruang makan. Sebenarnya, Cass sudah menolak untuk di antarkan, karena ia sudah tahu arah ke ruang makan.
"Nona Cassandra," ucap Raja begitu melihat kedatangannya.
Cass membungkukkan badannya sedikit pada Raja Acius sebagai salam hormat. Pelayan yang mengantarnya kesini tampak menarik kursi di samping seorang perempuan berambut cokelat muda.
KAMU SEDANG MEMBACA
TQS(1)The Queen Of Anthurium
Fantasía06/01/18 #893 in Fantasy 07/01/18 #558 in Fantasy Demi menyelamatkan nyawa saudara kembarnya yang tertusuk pedang beracun Groda. Ratu kerajaan Anthurium itu rela pergi ke Kerajaan Acarnas. Pergi ke Kerjaan Acarnas berarti melanggar perintah mendiang...