"Apa tidak salah nih kita datang ketempat tes-nya Lee? Kalau lulus sih bagus.. kalau gagal lagi gimana?" Omoi menggaruk pelipisnya.
Sai tersenyum ramah. "Nggak ada salahnya juga menyemangati.. dia kan pantang menyerah."
'Ng?' Naruto menatap pemuda bersweater hijau keluar dari gedung. "Hey! Tuh orangnya keluar!"
"Lee! Bagaimana hasilnya?" tanya teman-temannya serempak.
"Ka.. Kalian datang ya.." Lee menangis terharu. "Aku lulus bro!"
Wooo~
Prok! Prok! Prok!
"Selamat!"
"Sukses Lee!"
"Selamat Lee!" Sorakan dan tepuk tangan begitu riuh didepan gedung tempat ujian SIM.
"Ka-Kalian.." Mata Lee berkaca-kaca dan tubuhnya bergetar manatap teman-teman satu kostannya. "WHOAAAAA." Lee berlari menerjang teman-temannya.
Glek!
Semua orang berlari terpencar karena tak mau mendapat pelukan Lee.
.
(눈_눈)
.
"Gochisousamadeshita!"
"Ah kenyangnya.. thanks ya Lee!" Ajisai mengelap bibirmya dengan tisu. "Yakiniku-nya enak banget!"
"Thanks Lee!" Shion tersenyum ramah seraya meminum jus mangga-nya.
"Arigatou Lee!" Ucapan terimakasih menghujani Lee.
Lee tersenyum lebar. "Tenang aja! Aku traktir kalian karena aku senang banget hari ini!"
Restaurant Yakiniku-Q yang selalu ramai menjadi semakin riuh karena Lee dan teman-teman kostannya ada disana.
Naruto membungkuk-menyandarkan kepalanya dimeja. Wajahnya pucat. "U-Ughhh. Mual. Nggak enak badaaan."
Ajisai tertawa riang. "Hahaha. Salah siapa menantangku lomba makan."
"Kali ini kau harus kapok Naruto. Jangan pernah menantang lagi perut ember Ajisai." Sai menyodorkan segelas air putih pada Naruto. "Lihat! Karena keadaanmu begini, kau tak bisa masuk kerja hari ini."
"Oi! Oi! Oi! Apa maksudmu Sai?!" Ajisai tak terima dengan ucapan Sai.
Sai tersenyum penuh arti menanggapinya. Lee, Omoi dan Suigetsu ngakak. Shion tersenyum kecil. Sementara Gaara hanya diam dengan wajah stoic-nya menatap teman-temannya yang menurutnya pada rada-rada sinting.
.
(눈_눈)
.
Pagi-pagi, Ino sudah dikerubuti teman-temannya. Sakura menatap Ino heran sambil melipat tangannya di dada. "Jadi, kau masih belum berterus terang pada Naruto?"
Pembicaraan yang sama, topik yang sama, membuat Ino bosan. Ino menganggukan kepalanya. "I-Iya."
"Hhh." Tenten menatap Ino intens. "Sekarang apa lagi alasan yang membuatmu tak bisa mengatakannya?"
"E-Etoo." Ino tersenyum kaku sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Banyak hal terjadi."
"Kami kira kalian sudah putus." celetuk Hinata.
Ino menatap temannya bergiliran. Heran. "Kenapa kalian pikir begitu?"
"Kemarin saat distasiun, kami melihat dia lewat sambil bonceng cewek." jawab Sakura acuh.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You So Mad
Fiksi PenggemarIno harus menyatakan cinta pada Naruto si berandalan karena kalah taruhan. Apa yang terjadi? Chapter 6 END! #NaruIno #Fluff