Special

4K 146 11
                                    


Naruto memasuki kelasnya sambil membawa kantong plastik berisi roti yakisoba dan jus jeruknya. Dia menghampiri dua gadis yang tengah duduk berhadapan sambil memegang kotak bentou.

"Mana Ino?" tanya Naruto, heran.

Gadis rambut coklat bercepol dua menengadah menatap Naruto. "Dia tidak enak badan. Sakura sedang menemaninya di UKS."

"Apa?!" Naruto sangat terkejut mendengarnya. "Makasih." Naruto sedikit membungkukan badannya—hormat, seraya berlari menuju UKS.

Naruto berlari dengan kecepatan maksimal, sampai akhirnya sampai di depan pintu UKS. Dia menarik napas panjang seraya meraih dan memutar kenop pintu.

Cklek.

Naruto membuka pintu kayu bercat putih tersebut seraya nyelonong masuk tanpa mempedulikan Shizune sang guru UKS yang menatapnya heran. Dia menghampiri ranjang yang dihalangi tirai putih. "Ino kau baik-baik saja?"

"Stt!" Sakura meletakan telunjuk dibibirnya sendiri. "Tenang! Jangan berisik."

Naruto tersenyum malu sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Maaf."

"Aku baik-baik saja kok." Ino tersenyum lemah. Wajahnya tampak pucat dan memerah.

"Kau yakin? Mau kuantar pulang?" tanya Naruto, khawatir.

Ino menyipitkan matanya, pandangannya terasa sedikit buram. "Tidak. Aku disini saja, lagipula dirumah tidak ada siapa-siapa."

Naruto duduk di tepi ranjang.

"Aku kekelas dulu ya, sebentar lagi bell masuk." Sakura mengacak rambut Ino pelan.

"Makasih Sakura."

Sakura tersenyum penuh arti seraya mengedipkan sebelah matanya. Dia pun meninggalkan Naruto dan Ino.

Ino memejamkan matanya sambil menghela napas panjang. "Malah terbaring tidur disini, bisa-bisa aku ketinggalan pelajaran..."

"Jangan khawatir, Ino." Naruto tersenyum lebar seraya mengacungkan jempolnya. "Aku juga sering tidur di kelas kok!"

Ino Sweatdrop menatap pacar bodohnya.

.

.

Special Gaara

"Gaara-kun! Bantuin angkat jemuran donk!"

Walau malas, Gaara bangkit seraya menghampiri Shion yang tengah mengangkat jemuran di halaman belakang rumah. Tanpa banyak kata, dia langsung membantunya kemudian mengangkut keranjang berisi tumpukan baju tersebut ke dalam rumah dan meletakkannya di karpet depan televisi.

"Thanks Gaara-kun." ucap Shion, tersenyum.

Gaara membalas senyumannya dengan senyuman kaku. Dia melirik langit kelabu dibalik jendela. Lirih desir angin berbisik halus ketelinga. Sayup-sayup terdengar suara rintik air turun menyapu tanah.

Bruk!

Gaara kembali merebahkan dirinya di sofa depan televisi. Dia menatap datar pada televisi yang menampilkan acara kuis berhadiah. Dia tidak fokus menonton acara tersebut, dia lebih sering melirik Shion yang tengah duduk di karpet sambil melipat baju.

"Daripada nonton televisi sambil rebahan gitu, mending sambil bantuin lipat baju." dengus Shion sambil mengerucutkan bibirnya.

"Baiklah." Gaara turun dari sofa—duduk tepat dihadapan Shion seraya melipat sarung bantal.

Shion tersenyum kecil. "Kau irit banget sama kata-kata. Heran deh, kok bisa kenal dan temenan sama Naruto yang bawel. Kapan kalian mulai berteman? Bagaimana bisa terjadi?"

I Love You So MadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang