Ketika siang hadir mengirim terik menyengat,
aku melemah seperti sungai yang mulai mengering karena kemarau.
Semua orang bisa bicara soal kepercayaan,
tapi tidak semua mampu mengerti.
Aku luka tanpa darah.
Aku menangis tanpa air mata.
Adakah tempat sekecil apapun untuk bersandar,
saat peluhku telah habis digerogoti lelah,
setelah ragaku mulai tertatih meniti jalan tajam.
Ajarkan aku percaya,
selemah apapun, aku masih mampu berdiri.
sesakit apapun, aku masih sanggup tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
rayuan manis dalam diam
Non-Fictionkamu,, seseorang yang entah sejak kapan bertahta di dalam dimensi ku,,, setiap mengenang tentang mu aku hnya ingin merajut untaian kata,,merayu dengan manja dan berpuitis romantis, tak jarang pula bercengkrama dengan luka,, melewati segalanya dengan...