Namun, sesaat sebelum mereka benar-benar pergi,
CKREK.
Pintu kamar nomor dua terbuka, mendadak menjadi fokus lensa mereka yang sedang berbenah.
Tiba-tiba, keluarlah segerombolan perempuan dari kamar itu, dengan tangan Sasqia yang memegangi sebuah kue blackforest berukuran cukup besar dengan lilin berangka satu dan sebuah tulisan happy birthday di atasnya.
Bahkan pasien yang beritanya sakit, ikut memeriahkan momen ini. Lintang, Rifdah, Jessita, Anna, Bella, dan Meity memegang balon-balon dengan beraneka warna.
"Happy birthday to us, happy birthday to us, happy birthday, happy birthday, happy birthday to us!" Mereka kompak bernyanyi, sedangkan mereka yang berada di hadapannya terbengong-bengong.
Terburu, Fadya, Syifa, Vanessa, dan Finka berlari menghablur menjadi satu dalam segerombolan perempuan itu. Airmata karena haru, terkejut, juga sedikit bumbu sedih turut mengalir di pipi mereka.
"Ah, ya, ampun," rintih Finka sambil mengusap benih airmatanya. "Jadi ini setting-an?"
Aya dan Aver mengangguk kompak. "Gimana? Keren nggak acting gue?"
"Kalian nggak sakit?" Tanya Vanessa sambil mengecek suhu tubuh para pasien yang sebelumnya dinyatakan demam tinggi.
Mereka kompak menggeleng, dengan wajah polos, tanpa dosa, dan agak pucat, efek dari bedak yang ditaburi oleh Aya beberapa menit yang lalu.
"Kalian tau bangke, nggak?" Tanya Syifa dengan senyum yang dibuat-buat, membuat terbahak.
"Sebenernya dalam rangka april fools juga, HAHAHA," Sasqia tertawa cetar.
"Kita berenam susah payah nahan ketawa di dalem," umbar Jessita yang dibenarkan oleh Lintang.
"Udah ngebayangin kalo seandainya kalian beneran masuk, masih bisa nahan nggak, ya?" Tambah Rifdah.
"Kita pun sempet dengerin alarm ringtone naga nyembur api buatannya Kaver," kata Lintang berapi-api.
Bella mengungkap. "Pas Sasqia masuk, buru-buru dia nyuruh buat bangun, padahal lagi enak leyeh-leyeh."
"Apalagi cuacanya mendukung," imbuh Meity dengan semangat.
"Pengennya, sih, tidur lagi, tapi Kasas nyuruh bangun," kata Anna sambil terkekeh.
Mereka terbahak, masih dengan posisi yang sama. Hingga akhirnya, ada satu hal yang mereka baru sadari. Setelah berbincang mengenai behind the scene, tak satupun dari kelompok laki-laki yang ikut bersuka ria. Sebaliknya, wajah mereka justru bermuram.
"Eh, sini, ayo! Tiup lilin, trus potong kue!" Ajak Aver pada kelima laki-laki itu.
Namun, tawaran Aver ditolak.
"Apa, sih, kalian? Sok jaim gitu, sini, buru!" Aya lagi-lagi mengaja mereka seperti apa yang dilakukan oleh Aver.
"Kalian mau pergi? Yaudah, gih, hush, sana." Haifa mengebaskan tangannya, dengan tujuan bercanda karena ia melihat mereka telah menggendong tas ransel masing-masing.
"AHAW udah gede aja!" Seru Anna sambil melompat kecil.
"Perasaan baru kemaren pindah kesini, ya," ucap Sasqia membenarkan.
"Iya,"
"Guys," seseorang berkata. "Ini nggak lucu."
Seketika, suasana mendadak hening.
![](https://img.wattpad.com/cover/68003786-288-k756692.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Other Side [AHAWFest]
Short Storyakan ada hikmah dibalik semua hal yang terjadi. rifdah hanandra ©2016