awal segalanya

385 14 2
                                    

       pagi belum menjelang, sang fajar baru saja mengeluarkan sinarnya. Suasana di sekitar lereng bukit pujang masih sunyi, belum terdengar suara kicauan burung yang ada hanya suara deru angin memecah kesunyian. Seorang bocah laki-laki berusia belasan tahun berjalan menyusuri lereng gunung punjang. Tampak langkahnya menapaki jalan dengan penuh semangat, langkah kakinya makin lama makin cepat. Bahkan terkadang ia seperti berlari.
Ia terus barjalan menelusuri lereng gunung memasuki kumpulan pohon pinus. Ia mempercepat langkahnya saat memasuki hutan pinus, kemudian terus berjalan menyusuri jalan setapak. Jalan setapak tersebut membawanya ke tepi sebuah sungai. Ia melanjutkan perjalanannya setelah melepaskan dahaga dengan meminun air sungai. bocah laki-laki tersebut berbelok saat jalan setapak membawanya semakin jauh memasuki hutan pinus. Ia mengambil jalan menjauhi sungai dan melanjutkan perjalanan dengan menelusuri lembah hutan pinus. Jauh di belakang hutan pinus tampak sebuah bukit yang cukup lebat. Bukit besar tersebut di tumbuhi oleh bermacam-macam pohon. Dari kejauhan terdengar suara kicauan burung dengan beraneka ragam bunyi.

              Saat memasuki hutan lebat, ia mengambil pedang yang sedari tadi menggantung di pinggangnya. Ia mulai memperlanbat langkahnya dan mengedarkan pandangan ke sekeliling. Terlihat jelas bahwa ia sedang mencari hewan buruan yang bisa dibawanya pulang hari ini. Tapi sedari tadi tidak ada satupun hewan buruan yang tampak olehnya. Ia terus masuk kedalam hutan lebat, meskipun ada perasaan takut saat ia terus masuk ke dalam kelebatan hutan. Setiap orang yang berada di desa melarang orang-orang di desa untuk memasuki hutan lebat. Mereka percaya bahwa d hutan lebat tersebut ada hewan mistis yang menguasai hutan. Selama ini belum ada orang d desa yang berani masuk terlalu dalam kedalam tuhan lebat. Tetapi ia tidak mungkin kembali begitu saja ke desa tanpa membawa hewan buruan setelah ia masuk sejauh ini kedalam hutan lebat.

        Ia terus berjalan terus ke dalam hutan tanpa sadari ia telah masuk terlalu jauh kedalam hutan. Pohon di sekitarnya mulai berubah satu persatu tanpa ia sadari, ia sampai di sebuah padang luas yang dipenuhi oleh beraneka ragam bunga. Ia terpeson oleh keindahan bunga-bunga yang bermekaran dengan indahnya, tanpa sadar kemana ia melangkah. Aroma harum menyeruak dari bunga-bunga yang bermekaran, suara kicauan burung menambah damai suasana d tengah padang di puncak bukit. Ia tak pernah membayangkan bahwa di tengah taman bunga tersebut terdapat bahaya yang sedang menngintainya, sebuah lobang besar tersembunyi dibalik bunga lili yang menjalar. Bunga itu mekar dengan indahnya, alangkah bahagianya jika ia bisa memetik bunga tersebut untuk neneknya seorang wanita tua yang sangat disayanginya. dalam sekejap ia terperosok ke dalam lobang besar tersebut. Teriakannya memecah kesunyian di hutan lebat tersebut. Ia meringis saat merasakan tulang rusuknya ada yang patah akibat membentur batu yang ada di dasar lobang.

          Ternyata ia tidak jatuh terperosok kedalam lobang Ia mendapati dirinya berada di dalam gua yang cukup besar. seberkas cahaya menimpa wajahnya memulihkannya dari rasa sakit yang mendera sekujur tubuhnya. Cahaya tersbut berasal dari atap goa. Tampak sebuah lobang kecil di atap goa tempat ia terperosok tetapi lobang tersebut terlalu tinggi untuk dapat didaki.

         Untuk sejenak yang bisa dilakukannya hanyalah duduk sambil memegangi punggungnya. Sepertinya ada beberapa tulang rusuknya yang patah. Di tangannya penuh dengan luka gores, akibat bergesekan dengan dinding gua yang dipenuhi batu-batu tajam.
Dengan sedikit meringis ia mulai merangkak di dalam gua untuk mencari jalankeluar yang lain. Ia terus melangkah menyusuri goa yang gelap. Selangkah demi selangkah ia terus berjalan terseok-seok di dalam goa pekat. Suara kelelawar memenuhi dinding goa. Di antara gemeuruh suara kelelawar ada suara lain yang tedengar aneh. Ia terus berjalan sampai ia menemukan sebuah undukan batu yang cukup tinggi berada tepat di tengah2 ruangan besar menyerupai sebuah aula besar. Tumpukan batu tersebut menjulang tinggi dan d puncaknya terdapat sebuah dataran mnyerupai sebuah sarang burung lengkap dengan rerumputan kering serta ranting-ranting pohon. Suatu pemandangan yang sangat menggiurkan untuk di lewatkan . rasa penasarannya membawa dia mendaki undakan tersebut. Setelah berhasil mendaki undakan tersebut barulah ia sadar bahwa undakam tersebut adalah sebuah sarang burung yang sangat besar, tak hanya itu sarang tersebut juga mempunyai penghuni. Sebuah telur raaksasa tergolek diatas sarang tersebut. Rasa kagum dengan sekejap membuatnya lupa akan tulang rusuknya yang patah. Ia mengamati lagi telur tersebut ukurannya cukup besar untuk telur burung biasa, rasa penasarannya semakin memuncak.

  Tangannya terjulur menyentuh telur raksasa itu, permukaanya terasa agak kasar untuk warnanya yang putih bersih. Ada rasa hangat yang menjalar ke tubuhnya saat ia memeluk telur tersebut, sejenak kemudian bocah laki-laki itu meringis lagi sembari memegangi tulang rusuknya. Rasa sakit akibat benturan dengan lantai gua tadi kini sudah menguasainya. Ia menjatuhkan tubuhnya dan berbaring sembari menatap dinding gua yang kasar dan berbonggol-bongol. tampak sarang laba-laba mengisi setiap cerukan-cerukan kecil pada dinding gua, sangat mengagumkan itulah yang terlintas di benaknya saat memandangi dindingn gua yang penuh dengan sarang laba-laba.

    Perlahan pandangannya semakin kabur dan perlahan-lahan semakin gelap dan hingga akhirnya bocah itu jatuh pingsan disamping telur raksasa tersebut. Tiba-tiba saja langit menjadi sangat gelap, awan-awan bergumu diangkasa seperti segerombolan tentara yang siap berperang. Burung-burung disekitar gunung beterbangan gelisah, halilintar menyambar membelah langit dengan cahaya putih menyilauakan. Angin bertiup kencang mengeluarkan deru yang sangat menakutkan, sejenak suasana di gunung hutan lebat menjadi sangat mencekam.

          Diluar goa suasana menakutkan sedang terjadi, tetapi bocah tersebut tetap lelap dalam tidurnya yang damai, seperti tidak ada peristiwa apapun. Awal dari sebuah ikatan yang baru saja dimulai tanpa pernah melihat siapa yang akan terlibat dalam hubungan tersebut.

THE RETURN OF DRAGON KINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang