Menjadi nyata

267 8 2
                                    

Hai......
Aku balik lagi ni.... part ini kemaren dah aku upload tapi pas bikin part selanjutnya rasanya kurang nyambung....
Jadi aku putusin buat upload ulang dengan bikin perubaha~ pada plotnya.....

Semoga suka sama plotnya yang baru ini...

Sorry banyak typo....

__________

  Mimpi itu kembali lagi, membawa Carl jatuh semakin dalam, tersesat antara mimpi dan kenyataan. Mimpi itu membawanya kembali ketempat dimana semuanya dimulai, saksi dimana takdir mulai mengikatnya, gua itu.

       Carl berdiri di puncak undakan di tengah goa bermandikan cahaya bulan, mematung menatap sosok besar di sudut goa. Sosok itu hanya diam tak bergeminng, berlindung di balik kegelapan, menyembunyikan wujudnya dari pemuda itu, pemuda yang menatapnya, Carl. Semilir angin bertiup memecah keheningan, semerbak bau harum bunga memenuhi dasar goa. Carl masih sama, berdiri mematung di tengah undakan, mencoba terbangun dari mimpinya.

       Sesuatu di balik kegelapan mulai bergerak, perlahan, menuju cahaya bulan, kini kegelapan tak lagi mampu menyembunyikan wujudnya. Carl menatap makluk itu, matanya terpaku, tak percaya akan penglihatannya, seokor naga. Naga yang sangat besar, bersisik hitam berkilauan menutupi tubuhnya, sepasang mata rubi bewarna kuning keemasan, carl ingat itu warna kuning yang selalu hadir dalam mimpinya. Lama ia berdiri mengagumi makluk itu, naga adalah makluk mitos yang mengagumkan, penuh rahasia, tapi itu sudah lama berlalu sejak naga terakhir terlihat.

       “selesai mengagumiku?”

      “bagaima kau membawaku ke sini?”

       “hmmmmmmm…..

      “aku rasa itu bukanlah pertanyaan yang tepat”

      “apa maksudmu?,

      “hahahahaaha……”, sebuah tawa keluar dari mulut naga itu.

      “pertanyaanya bukan bagaimana, tapi kenapa. aku bisa membawamu kesini dengan mudah, tapi kenapa aku harus bersusah payah untuk makluk hina sepertimu?” perlahan ia bergerak menuju ketengah undakan menghampiri Carl.

      “aku tak pernah meminta seekor naga yang mulia untuk membawaku ke sini”, jawab Carl penuh kemarahan, ia tak terima dengan perkataan tentang dirinya makluk hina.

      “baiklah, itu bukan keinginanku, tapi aku harus”

      “takdir kitalah yang menginginkannya “

      “takdir?”

       “ya, takdir yang mengikat antara kau dan aku, takdir tentang nasib kaumku dan kaummu”

       “bagaimana mungkin?”

        “akan aku tunjukkan padamu, bagaimana semua ini berawal”

       Dalam sekejap semuanya menjadi gelap bagi Carl, ia tersedot ke dalam kehampaan, berubah menjadi cahaya merah kecil yang berpendar di angkasa, hingga akhirnya hilang menjadi debu di angkasa. Carl terombang ambing dalam kehampaan, berenang melintasi waktu, berada antara kilatan cahaya merah yang dalam sekejap digantikan oleh seberkas cahaya putih menyilaukan mata, hingga akhirnya ia berdiri di tempat yang sangat asing baginya. Tempat yang begitu indah, hijau dan menawan, sebuah lembah penuh bunga dan makhluk lainnya.

     Belum selesai Carl mengagumi tempat itu, tiba-tiba naga itu sudah ada di sampingnya.

      “ ia adalah awal dari semua ini”

      “ ia”,

        Carl mengalihkan pandangannya menuju sesosok naga merah yang tengah duduk di atas undakan, naga itu terlihat sangat besar dan mengagumkan, sisik merahnya berkilauan diterpa cahaya matahari dengan sepasang sayap merah yang sangat besar. Mata hitam miliknya memancarkan kasih sayang yang tulus, sangat menenangkan. Segala yang melekat di tubuhnya menunjukkan betapa agungnya dirinya, Carl masih terpaku pada sosok itu saat bayangan lain tiba-tiba muncul menggantikan sosok naga merah itu.

******

       Carl tidur terlentang di tempat tidurnya menatap langit malam dari celah dinding gubuknya, mimpinya barusan meninggalkan bekas yang dalam di hatinya. Mimpi itu begitu menyedihkan, meskipun ia tahu itu bukanlah sekedar mimpi, itu kenyataan, dan ia baru saja mengalaminya. Dalam sekejap sebuah kasih sayang tulus berubah menjadi bencana hanya karena keserakahan seseorang. Saat hati telah dibutakan keserakahan maka kehancuranlah yang akan datang.  Perkataan naga hitam itu masih terngiang di kepala Carl.

     “ mampukah kau menjadikan pengorbanannya seperti seharusnya?, menjadi anugrah bukannya petaka”.

      Perkataan itu terus menggangunya, “mampukah aku” itulah kata yang dirapalkannya sepanjang malam. Kegelapan malam perlahan pergi meninggalkan peraduaanya digantikan cahaya mentari pagi. Carl masih sama, berbaring sembari menatap langit yang perlahan berubah menjadi cerah.  Sebuah kata terlontar dari mulutnya.

       “aku akan menyelamatkanmu, tunggulah aku”

*********














________

Gomen ya.....
Lw cerita nya makin gaje dan jelek...
Ntar klw jelek bangek aku bakal revisi lagi...

Kasih saran ya.. lw ceritanya jelek..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 10, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE RETURN OF DRAGON KINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang