The Romantic-Tragic Story (#2)

1.1K 24 0
                                    

Setelah pertemuan pertama dengan Shy, hari-hari berikutnya aku lebih sering mengajaknya pulang bersama mengenakan mobil alphard kepemilikanku. Shy nampaknya sesuai namanya, dia sebenarnya sangat pemalu. Maksudnya, dia sosok yang shyness. Hmm iya, dia sangat memiliki sifat sungkan. Bagaimana tidak ketika naik mobil ia ingin duduk dibelakang, tidak ingin duduk berdampingan denganku saat aku mengemudia. Alasannya, katanya menjaga kesopanan. Hah? Sopan darimana ya? Bukannya senyuman dan gaya ngobrol dia yang sangat santai itu sudah menunjukkan kesopanannya? Hmm, Shy memang sosok yang shyness dan aku harus memahami itu. Akupun harus pandai memposisikan diri saat bersamanya.

Serasa di atas awan perkuliahanku saat ini. Bagaimana tidak, setiap hari aku pulang bersama satu mobil satu posisi bersama wanita yang sangat cantik dan sangat aku kagumi, baik dari segi fisik maupun sifat. Aku menjadi banyak tahu bagaimana Shy sebenarnya. Masalahnya, Shy nampaknya yang kurang tahu tentangku. Iayalah, saat berkomunikasi kami cenderung satu arah saja. Aku bertanya terus dan dia menjawab terus. Tidak ada feed back bertanya darinya untukku. Ah, yasudahlah. Tapi ini juga sebagai keuntungan dan kemenangan bagiku, dia sampai saat ini tidak tahu jika aku adalah sosok playgirl yang sudah sekitar puluhan wanita aku PHP dan hanya aku nikmati keindahan fisiknya saja tanpa mempedulikan perasaan mereka. Padahal kami sesama perempuan, haha ntahlah. Itulah aku.

Satu minggu, dua minggu, tiga minggu dan hampir menginjak dua bulan kami sering bersama, terutama saat pulang dari kampus. Di hari inilah pertama kalinya aku menginap di asarama Shy, ya karena teman satu kamar Shy sedang ke luar kota untuk melaksanakan lomba. Akupun memutuskan untuk bersinggah satu malam di asramanya. Fikiranku sudah tidak karuan, bagaimana aku akan tidur satu ranjang dengan wanita secantik Shy? Apakah aku akan biasa saja atau aku akan tidak bisa mengendalikan pola fikirku yang selalu digandrungi pola berfikir negatif? Ah, if you know what i mean, you will see somewrong on my brain, hmm, maybe.

Setelah memasuki kamar Shy, aku terkaget. Nampaknya asrama Shy dengan asramaku adalah berbeda. Jika di asramaku satu kamar hanya da satu dipan, sedangkan di Shy ada dua dipan. Jadi setiap orang tidur di ranjang yang berbeda. Hahaha aku menarik nafas dan agak geli, fikiran kotorku langsung begitu saja hilang ditelan bumi. Wkwk. Ya, akau mengejar pola fikir positif dan rasaku terus berucap bahwa aku harus mulai belajar tidak mempermainkan wanita. Ntahlah, keramahan dan kesopan-santunan Shy membuatku seolah berfikir berbalik. Aku tidak ingin lagi mempermainkan wanita dan aku hanya ingin mendapatkan Shy untuk saat ini dan selamanya.

Shy mempersilahkanku duduk. Ia pergi ke dapur untuk nampaknya membuatkanku minuman. Bukan jus dan bukan minuman spesial, hanya minuman botol. Oh no, apakah mungkin Shy tidak pandai memasak. Hehe aku langsung mengarah kepada pertanyaan itu. Bisa jadi, di dapurnya hanya ada beberapa makanan instan dan tidak ada alat masak canggih. Hanya ada wajan dan alat penggorengan lainnya. Nampaknya ini menandakan bahwa Shy memang tidak bisa memasak. Hmm.

"Silahkan di minum. Pasti kamu haus Pei..."

"Hmm iya nih, ruangan kamar kamu cukup panas yaa.." Aku sambil mengipas-ngipas tubuhku dengan tangan seadanya. Danmencoba segera meraih minuman botol yang dingin itu.

"Ohya sorry , AC nya belum aku nyalakan. Dan aku lupa, kamu nampaknya belum membuka jaketmu Pei!" Shy sambil senyum yang seolah itu adalah taw menggelitik.

"Astaga, iya ya aku belum buka jaket, makanya panas sekali. Hehe. Aku izin buka jaket ya Shy."

"Ngapain izin? Itu an jaket kamu dan itu tubuh kamu, hehe."

Ah, Shy ini ada-ada saja fikirku. Hehe. Aneh sih tapi hal-hal seperti inilah yang membuatku semaki gemas dengan Shy. Hmm Shy kalau sedang seperti itu memang sangat cantik dan sangat manis sekali. Ingin rasanya aku segera menyatakan cinta kepadanya. Namun, aku harus menyiapkan diriku dan, baik dari segi finan sial dan dari segi jiwa. Hahaa. Ya, untuk perkara finansial memang aku selalu begitu, setiap kali menyatakan cinta kepada seorang Femme, maka aku harus bertanggungjawab dengan segala pengeluarannya. Bukan maksud sok kaya, hanya saja aku ingin menunjukkan kepada dunia jika aku adalah sosok Andro-Femme yang patut disegani dan patut di ajungin jempol.

Malam sudah larut, tidak terasa aku adn Shy sudah ingin membaringkan badan secepat mungkin setelah pembicaraan ngalor ngidul yang kami lakukan. Tentu kami tidur dengan sangat sopan, kami berbeda ranjang, dan syukurlah fikiranku tetap baik-baik saja. Hahaha.

75

girlxgirl | Love in Same-sex | LGBTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang