6. Rio Tamat

1.5K 85 5
                                    

Tittle: Camera In Love

Author: Fanny Salma

NB: Sorry for space, typo and feel. Tambahan, aku nyaris lupa ini part berapa! HAHAHA -_- terus terus, ada kesalahan waktu copast dari ms. word ke sini.

Hari pertama. Seperti dihipnotis, Ify terpaku melihat Rio sudah ada di depan rumahnya dengan cagiva miliknya, motor yang beda dari biasanya pasti. Setelah mendapatkan pesan singkat bahwa pemuda itu sudah menunggu di depan, Ify emang sengaja langsung buka pintu dan nggak nyangka banget as known as surpise si Rio kelihatan... beda. Itu cowok nyebelin jadi mirip Pedrosa yang biasa dilihat Ify di televisi waktu si Rafli kebetulan nonton.

Omong-omong soal Rafli, si maniak time zone itu udah berangkat dari pagi banget gara-gara belum ngerjain PR. Emang sih, semalem Marsha nggak main ke rumah padahal tiap ada PR itu bocah dua selalu ngerusuhin rumah. Entah, Ify juga nggak tahu apa mereka lagi berantem atau marahan eh sama aja ya? Ya gitu lah. Alvin juga tumbenan nggak main ke rumah Ify.

"Ify sayang, mau sampai kapan berdiri di situ?" tanya Rio yang mulai usil. Tapi Ify bersyukur soalnya Rio nggak pake kedipin mata dan bikin ilfeel eh... apa? Ilfeel? Jadi sebenernya Ify ada 'feel' sama Rio?

"Heh! Ayo!"

Terpaksa, Ify menunda acara ngalamunnya. Lagian nggak penting juga ngalamunin si penyamun. Dia langsung naik ke motor Rio. Omong-omong, sudah berapa kali ya Ify naik motor diboncengin Rio? Dia sendiri nggak sadar jadi sering boncengan sama Rio.

"Pegangan ya, sayangku."

Ify udah hampir protes waktu Rio masih seenak jidatnya manggil dia 'sayang' tapi Rio langsung nge-gas motornya gila-gilaan. Mau nggak mau, tangan Ify udah melingkar di perut Rio. Yeah! Holly shit! Ify misuh-misuh dalam hati dan kepikiran omongan Rio yang bilang dia nggak akan rese. Iya, emang nggak rese tapi beneran sedeng dan nyebelin!

"Pelanin odong!" teriak Ify geregetan.

"OGAH! KAPAN LAGI DIPELUK ELO?" balas Rio tak kalah toa.

Helm Rio udah kena tinju Ify tapi cowok itu makin jadi nge-gas motornya.

Ify benar-benar pasrah meluk Rio kayak gini. Anehnya, kenapa dia jadi deg-degan? Ohmygod! Ify baru sadar kalau punggung Rio itu nyaman banget buat senderan. Lagi-lagi Ify blushing, dia nggak tahu juga untuk alasan apa dia blushing segala. Nggak nyadar aja ini cewek kalo Rio udah mesem-mesem di belakang helm. Dan yang paling penting Rio itu wangi pake banget! Itu kan... salah satu kriteria cowok Ify yang paling wajib. Eh._.

"Turun sayang, kita udah sampai. Mau sampe kapan meluk aku?"

Suara Rio yang kedengeran genit bikin Ify neguk ludahnya sendiri. Cewek itu pun segera turun dari motor Rio dan benahin rambutnya yang jadi kusut. Tapi, tangannya ditimpa tangan Rio.

Cowok itu nurunin tangan Ify dari kepalanya dan ngerapiin rambut Ify. Temen-temen seangkatan Ify yang baru berangkat sampai tutup mulut saking kagetnya. Ify jadi salah tingkah sambil nyembunyiin muka malunya, tapi bukannya gadis itu marah-marah atau monyong-monyong kayak biasa, dia malah bilang makasih sama Rio.

"Romantis," desis Ify tak kentara.

***

Acha Archyda alias si Pachul eh... Achul maksudnya, udah melongo waktu lihat sahabat sehidup se(gak)matinya masuk bareng cowok yang selalu dia bilang rese, penyamun, sedeng dan istilah norak lainnya. Via yang emang rada telat mikir cuma ngelihatin ekspresi Acha, lalu balik lagi baca buku berbahasa aksara jawa.

"Cieee rujukan," celetuk Acha tanpa dosa.

"Rujukan pala lo! Balik lo ke bangku," semprot Ify.

"NO! Gue duduk sama elo. Selamanya."

Mini Cerbung [FF] - Camera In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang