Duval - Pradjaparamita

8K 801 76
                                    

Pradjaparamita. Adalah salah satu aspek sifat seorang bodhisattwa yang disebut paramita. Arti harfiahnya adalah kesempurnaan dalam kebijaksanaan dan merupakan salah satu dari enam atau sepuluh sifat transendental manusia. Dalam aliran Buddha Mahayana, Dewi Pradjaparamita dikenal sebagai dewi kebijaksanaan transendental.

Terdengar batuk seseorang dan aku berbalik hampir seketika. Seorang perempuan bertampang segalak jenis Presa Canario dengan muka tembam dan cemberut memelototiku dari balik kacamata segi empatnya yang membosankan. Pemilik toko buku tak jauh dari kampusku, Mines ParisTech.

"Est-ce-que tu vas acheter cette livre ou non?" tanyanya dengan tangan melambai pada buku di genggamanku.

"Pardon," ucapku pelan, meletakkan kembali buku tebal itu kembali ke rak, "Je ne vais pas l'acheter, peut-être la prochaine fois."

"La prochaine fois lit a la bibliothèque. Mon vieux magasin ne sera jamais en profit si tout le monde qui viennent lisent mes livres gratuitement tout le temps," ujar perempuan pemilik toko seraya melirik ke arah pintu masuk.

"Je sais," aku mencoba tersenyum, "Merci," dan aku melangkah menuju pintu.

Udara musim panas menyambutku, begitu aku keluar dari toko buku kecil yang mengkhususkan diri menjual buku-buku sejarah dan budaya dari seluruh dunia. Sinar matahari menghangatkan wajahku yang kutengadahkan ke langit, mencoba melawan rasa malu karena diusir dari toko buku yang beberapa hari ini rajin kusambangi untuk membaca gratis. Bersama dengan setiap langkah yang kutapak, rasa malu dan terhina perlahan menguap berganti tekad dan semangat. Suatu hari nanti aku akan memasuki pintu toko buku yang sama dan memborong buku-buku sejarah dan budaya yang kusukai lalu membacanya di sebuah kedai kopi mahal di daerah elite di kota ini. Tapi sebelum itu, aku harus menyelesaikan dulu kuliah teknik pertambanganku.

Hiruk pikuk kendaraan melintas disepanjang jalan dan sudut mataku menangkap bus gandeng berwarna putih yang menuju flatku mendekat dari sudut jalan. Tergesa aku berlari menuju halte, lalu melompat naik begitu bus tiba. Bus bergerak maju dan aku berjalan mencari bangku kosong. Di baris keempat aku menyelinap dan mendaratkan bokongku sambil memandang kios-kios disepanjang jalan.

Butuh waktu setengah jam hingga aku tiba di halte pemberhentianku. Aku melompat turun dan menapak jalan batu menuju flat yang kutempati bersama teman satu kampusku, Saphir. Saphir berasal dari Aljazair. Orangtuanya merantau ke Marseille ketika Saphir berusia 10 tahun dengan harapan memperoleh penghidupan yang lebih baik. Ketika aku melangkah masuk ke dalam flat, aku melihat Saphir mendongak dari buku bacaannya di meja makan.

"Tu es rentrer," sapanya, "Comment se passe ta journée?"

"Rien de spéciale," kataku datar lalu melangkah melintasi ruangan menuju kulkas. Dengan sekali sentak pintu kulkas membuka dan aku menyambar botol berisi air putih.

"Apa yang kau lakukan hari ini?" tanyaku setelah botolku habis, aku menghempaskan botol ke meja makan lalu duduk di seberang Saphir.

"Membaca novel pembunuhan."

"Tidak biasanya kau lepas dari laptopmu, Saph," kataku sembari mengelap mulut dengan lengan baju kausku.

Saphir tertawa kecil, "Sedang tidak ingin."

"Sudah putus dengan pacar onlinemu?" tanyaku sambil berusaha menyembunyikan senyum.

Sudah lebih dari delapan bulan ini Saphir berkencan dengan gadis dari Asia yang dikenalnya melalui biro jodoh online. Menurutku itu agak menggelikan. Saphir cukup tampan, sifatnya periang dan ia jelas salah satu mahasiswa pintar di kampusku. Cukup banyak gadis-gadis yang tertarik padanya. Akan tetapi seperti mahasiswa asal Aljazair lainnya, Saphir membatasi diri hanya berkencan dengan gadis-gadis muslim. Dan karena kebanyakan dari gadis-gadis itu tak terlalu tertarik dengan konsep berpacaran, Saphir memiliki gagasan aneh untuk mencari gadis muslim melalui biro jodoh online. Dan akhirnya ia menemukannya. Gadis muslim dari Asia, yang katanya cukup cantik, menyenangkan, cukup memenuhi kriteria gadis idaman Saphir. Dan itulah yang dilakukan Saphir beberapa bulan ini, saling menggombal dan merayu melalui pesan teks.

NyanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang