Nyanya - Berlarinya Separuh Hati

6.1K 616 34
                                    

Duval Moreau menghilang. Setelah hampir sembilan bulan lamanya merayuku melalui perantara dunia maya, cowok Perancis itu menghilang. Ia raib tepat setelah aku memintanya untuk bertatap muka melalui skype. Aku tidak mengerti mengapa Duval melakukan hal ini padaku. Selama berbulan-bulan kami berkomunikasi dan sedikit saling rayu, aku mulai mengenal Duval sebagai sosok yang menghargai suatu hubungan. Walaupun terlalu dini tapi ia terlihat baik, bertanggung jawab dan menyenangkan. Ia selalu tepat waktu dan menerapkan peraturan yang sama untuk hubungan kami.

Ketiadaan kabar Duval dalam dua minggu ini memaksaku menarik kesimpulan yang membuat hatiku nyeri. Pertama, Duval mengalami kecelakaan, kemalangan, suatu masalah ataupun itu namanya yang membuatnya tak bisa menghubungiku. Kedua, ia memang menghindariku, karena pada akhirnya seperti cowok iseng lainnya yang mencari mangsa gadis dungu di dunia maya, ia mendepakku ketika ia sudah bosan. Alasan pertama itu membuatku memikirkannya berhari-hari, menyadari aku mencemaskannya dan berharap ia baik-baik saja. Akan tetapi, bila alasan kedualah yang terjadi, sungguh aku ingin sekali untuk menendang diriku sendiri karena begitu bodoh menghabiskan sebagian waktuku beberapa bulan ini untuk seorang penipu sialan. Penipu itu mengerjaiku habis-habisan, merayu dan membuatku terbang ke awang-awang, untuk kemudian menghempaskanku ke bumi dan sangat terlambat sebelum aku mengetahui bahwa aku telah menjadi korban kencan online. Mungkin aku tak setragis nasib orang-orang lain yang dihabisi, ditipu bahkan diselingkuhi oleh pacar online-nya. Aku hanya ditinggalkan karena meminta untuk bertatap muka, tidak secara langsung pula. Jadi aku menghibur diriku sendiri dengan menceramahi diri, bahwa mungkin nasibku lebih baik daripada korban-korban kencan di dunia maya lainnya.

Akan tetapi ketika aku berbaring di ranjangku yang sempit setelah memeriksa email untuk kesekian kalinya, berharap Duval mengirimiku kabar, aku masih bertanya-tanya, apa yang melatarbelakangi Duval mengikuti kencan online. Ia hanya mengatakan bahwa ia menyukai perempuan asia. Tertarik untuk menjajaki suatu hubungan karena sepengetahuannya perempuan asia itu memiliki daya tarik yang amat kuat. Cantik, ramah, cinta keluarga, amat menghargai hubungan, amat toleran dan cenderung religius.

Terkadang terlintas di pikiranku, seandainya Duval tahu sebenarnya aku tidaklah seperti gadis yang ia bayangkan. Apa kiranya yang akan ia lakukan? Meninggalkanku. Apa lagi. Dengan rasa ngeri yang merambat naik hingga ke puncak kepala, aku mendapatkan kemungkinan itu bercokol di kepalaku. Ya! Bukan tidak mungkin Duval tahu aku tidaklah yang seperti dibayangkannya. Aku ini setelah sembilan bulan diamati tidaklah masuk kategori cantik, jutek, tidak mencintai siapapun selain diriku sendiri, tidak setia, egois dan jarang mengingat pada Tuhan kecuali jika aku ada masalah. Sadar penuh bahwa akhirnya petualanganku telah berakhir dengan amat menyedihkan dengan hasil akhir aku tertangkap basah sebagai penipu dan jelas bukan Duval pelakunya, aku mulai melanjutkan hidupku sebagaimana seharusnya. Tidak memikirkan Duval lagi.

Tapi semua itu hanya bertahan hingga aku jatuh tertidur. Pagi harinya ketika aku membuka mataku, aku melompat bangun, mondar-mandir di kamarku yang sempit, menghidupkan radio yang sialnya memutarkan lagu kesukaan Duval dan aku mau mati rasanya bila ia tak menghubungiku juga sesegera mungkin. Aku ini mulai sekarat oleh penyakit rindu berat pada Duval.

*****

"Kita nonton, yuk," ujar Bagas.

Aku dan dia sedang berjalan menuju tempat parkir dalam hawa sejuk yang menyegarkan. Hujan baru saja reda dan bau tanah basah bercampur dedaunan memenuhi udara. Kepalaku pusing karena kurang tidur. Bermalam-malam walaupun hati nuraniku memintaku untuk melupakan Duval sebagaimana ia mengenyahkanku dan kembali bersikap setia pada Bagas, aku tetap tak bisa melakukannya. Isi kepalaku hanya terisi Duval.

"Aku males."

"Kenapa?"

Aku terdiam memikirkan jawabanku, "Aku mau tidur."

NyanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang