"Mark Tuan." sahut Yugyeom saat memasuki ruangan Mark yang lebih besar dibandingkan ruangan kerjanya.
"Wae?" Mark berjalan menuju sofa ruangannya dan melepas dasinya yang membuatnya sesak. ia duduk sambil memejamkan matanya, pertemuannya dengan beberapa manager di perusahaannya cukup membuatnya lelah.
"Kau sangat keterlaluan" Yugyeom duduk di samping Mark sambil menatap pria tinggi itu dengan tatapan kesal.
"Apa yang kau bicarakan?"
"Kapan kau mau merubah sifat mu itu?" Mark membuka matanya, ia membenarkan posisi duduknya dan menatap mata bulat Yugyeom.
"Sifatku baik-baik saja. Tidak ada yang perlu dirubah. Wae?" Jawaban yang masih sama jika Yugyeom menanyakan hal itu. Astaga, sudah 6 tahun Mark bersifat seperti itu pada karyawannya.
"Cobalah bersikap baik terhadap karyawan. Kau itu seorang Direktur Utama disini. Bisakah kau tersenyum pada mereka?"
Mark yang mendengar Yugyeom memintanya untuk tersenyum, ia pun melakukannya. Tapi hanya untuk Yugyeom. Bahkan senyuman tampan Mark itu sangat menambah Yugyeom kesal.
"Hentikan, Mark Tuan!"
"Waeyo? Aku sudah tersenyum. Kau lihat?" Yugyeom mendelik ke arah lain. Yang ia maksud bukan tersenyum untuknya, tapi untuk seluruh karyawan di Tuan Group. Jika Mark tersenyum untuknya, itu membuat Yugyeom bosan. Hampir setiap hari ia melihat Yugyeom tersenyum hanya untuk dirinya.
"Mark Tuan! Bukan itu yang aku maksud!"
.
.
.
.
Bambam membuka matanya perlahan. Aroma obat-obatan sangat menyengat indra penciumannya. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan serba putih ini, ia menebak. Pasti ia berada di rumah sakit.
"Bambam hyung?" Suara itu sangat Bambam kenal. Pria bermata panda ternyata menemaninya di rumah sakit.
"Tao-ya?" Tao membantu Bambam untuk bersandar pada sisi ranjang. Bambam merasakan kepalanya sangat pusing. Apa ia terlalu banyak menangis sehingga membuatnya sakit seperti ini?
"Apa yang terjadi, Tao-ya?"
"Kau jatuh pingsan saat di Lobby. Aku dan Jinhwan hyung yang mengantarkanmu ke rumah sakit. Tapi Jinhwan hyung kembali lagi ke kantor karena ada urusan mendadak" Bambam mengangguk lalu memijat pelepisnya.
"Oh iya, Hyung. Kata dokter, kau jangan terlalu banyak pikiran"
"Ne. Gomawo, Tao-ya. Maaf, aku sudah merepotkanmu"
"Gwaenchana, hyung" mereka terdiam beberapa menit. Namun, Bambam menundukan kepalanya dan kembali menangis. Suara isakan tangis Bambam membuat Tao khawatir.
"Hyung? Kau kenapa?"
"hiks.. Y-yiennie" Tao memiringkan kepalanya bingung. Yien? Siapa itu?. Kenapa nama itu Bambam sebut saat di kantor? Dan nama itu ia sebut kembali?. Tao sangat bingung dengan Bambam dan Yien, apa mereka memiliki suatu hubungan? Batin Tao yang sangat teramat bingung.
"Hyung?"
"Aku... hiks, tidak percaya"
"Hmm, Hyung? Mungkin kau bisa menceritakannya padaku. Apa kau mempunyai masalah?"
.
.
.
.
.
"Yugyeom-ah, dimana sekretarisku? Ada yang ingin aku bicarakan dengannya" ucap Mark yang sedang duduk di kursi kerjanya sambil membuka beberapa dokumen penting untuk membuka proyek baru di Jeju.
KAMU SEDANG MEMBACA
REBORN | MARKBAM [✔]
Fanfiction-Masih di revisi- SAYA HANYA ME REPOST DENGAN PEMERAN YANG BERBEDA. SAYA JUGA SUDAH MENDAPAT IZIN DARI PENULIS ASLINYA YAITU @real__chanbaek SILAHKAN BACA FF ASLINYA DENGAN JUDUL YANG SAMA DAN CAST 'CHANBAEK' ...