"Besok aku akan mulai melakukan perjalanan lagi,karena itu bersiaplah untuk besok.",Ucap Ran sambil kembali ke kamarnya.
****
Ana's pov
Mentari mulai terbit,perlahan aku membuka mataku,merentangkan kedua tanganku untuk melemaskan otot yang kaku saat tidur.Aku membuka jendela dan mulai mengumpulkan kesadaranku yang belum pulih sepenuhnya dari mimpi.
"Tok! Tok!, hei!, cepat bangun atau aku kan meninggalkanmu disini!."
Suara yang terdengar tidak asing itu menggerakkanku menuju pintu kamar.
Krieeet....
"CEPAT SANA GANTI BAJUU!!. ",teriak Ran segera setelah aku membuka pintu.
"UWARRRGH!, SETAN!. "
Dikagetkan dengan teriakan Ran saat nyawaku masih setengah adalah hal yang paling menyebalkan.
"Hm?, begitu ya!."
Ran memasang pose berfikir dan mengeluarkan note dari sakunnya.
"Pelanggaran hari ini:berteriak pada partner yang usianya lebih tua.
Hukuman:Tidak dapat jatah sarapan!".Ucap Ran seraya membacakan apa yang dia tulis di note kesayangannya itu."TYDAACCC!!!!. "
Dengan lesu aku keluar menuju meja sarapan semuanya sudah duduk disana menikmati sarapan masing-masing.
"Duduklah dan makan!, hari ini perjalanan akan sangat sulit dan penuh dengan monster yang merepotkan, kalau kau pingsan karna lapar kau hanya akan jadi beban!. ",ucap ran sambil menatapku sinis.
Entah aku harus senang atau sedih,yang pasti aku lapar!.
Dengan cepat aku langsung duduk dan menyantap hidangan yang tersedia disana.
***
"Ran!?. ""Apa?."
"Anak kecil itu sungguh ikut dengan kita?. "
"Sepertinya otakmu terlalu kecil untuk menangkap informasi yang hanya di jelaskan satu kali ya?. "
"Bukan itu~,kalau memang dia ikut dengan kita bukankah lebih baik jika dia memberitahu namanya pada kita?. "
"Dia menolaknya,dia tidak ingin memberitahu namanya. "
"...."
Aku berfikir sejenak dan menoleh kearah bocah lugu itu.
"Hei!, aku dan ran akan sulit memanggilmu jika kau tidak memberitahu namamu, um..,bagaimana kalau aku memberimu nama panggilan?. "
Aku mulai mensejajarkan caraku berjalan dengan bocah itu dan menanti jawabannya.
Bocah itu hanya meresponnya dengan anggukan.
"Ah!!, benar boleh?,asyik!!. "
"Ran,apa kau punya ide?. "
"Panggil saja dia 'demitz' karna kemunculannya mirip dedemit di malam hari. ",Ucap Ran seakan itu adalah hasil pemikiran keras darinya.
"Nama macam apa itu-.....",protesku pada ran.
"....jangan dengarkan ran, dia punya selera yang buruk dalam masalah nama!.",bisikku pada bocah itu.
Hoti marut
Zrash
Satu pohon yang tidak bersalah pun menjadi korban kekejaman ran.
"Lain kali mantra ku itu akan mengenai siapapun yang membicarakanku dari belakang.",Ucapnya dingin dengan tatapan mematikan.
"Ya~,maafkan aku...aku tidak akan mengulanginya~.",ucapku sedikit memelas.
"Hn..aku suka nama yang berawalan 'Z' bagaimana kalau 'Zahra' ?.",Ucapku penuh semangat.
Dengan wajah yang memerah dia menuliskan sesuatu di bukunya dan menunjukannya padaku sambil menggeleng tak setuju.
Aku kan laki-laki!,aku tak bisa memakai nama itu (n)
Melihat wajahnya memerah dan menggeleng seperti itu membuatku benar-benar ingin mencubit pipinya.
"Haha!,benar juga!,maaf deh~,hm...bagaimana kalau 'Zen'?,ah...sepertinya kau tidak akan...eh?."
Aku terkejut melihat wajahnya yang semakin memerah bahkan kini dia hanya menunduk diam dan tidak menulis apapun.
"Um...kau kenapa?,kau tidak suka ya?,uwaa...jangan marah~,aku bisa mencarikan yang lain,bagaimana kalau..."
Mendadak dia menggenggam tangan ku dan menunjukkan buku catatannya.
Itu saja!, aku sangat menyukainya!
Terimakasih (n)"Yosh!,mulai sekarang namamu adalah 'Zen'!."
"Ngomong-ngomong zen~,memangnya kenapa kau tidak memberitahukan namamu pada kita?,apa kita masih mencurigakan bagimu?."
Ibuku melarangku untuk memberitahukannya pada siapapun(n)
"Ho...baiklah aku mengerti!."
Mendadak ran menghentikan langkahnya dan berbalik.
"Aku akan memakai 'hoti vayu' karna itu berpeganglah padaku."
Aku pun segera memegang tangan ran,tapi zen terlihat masih terdiam.
"Ayolah zen!,ini tak se seram yang kau bayangkan,ini sangat mengasyikkan loh!.",Ucapku mencoba menenangkannya.
"Aku tahu kau tak terbiasa, tapi dia akan curiga kalau kau tidak menurutiku ,zen!."
Seperti biasa ran selalu berbicara hal yang tidak ku mengerti.
Kamipun melanjutkan perjalanan sampai ke sebuah kota yang sangat indah
Bersambung>>>>>
Test test masih adakah manusia yang baca cerita gaje ini?
Kalo ada terimakasih banyak masih mau baca padahal udah hampir setahun gak update,atau emang dh setahun? Wkwk maaf ya semua :'(Udahan dulu yak
Sampe ketemu di next chapter !
KAMU SEDANG MEMBACA
Srikandi
FantasyAku ingin kembali ke duniaku!,aku tidak mau ada di dunia yang penuh dengan peperangan ini!,cepat katakan apa yang harus ku lakukan?. Hanya satu....bertarunglah!,dan jadilah pemenang!,atau menyerah dan mati saja dengan sia-sia di sini!.