S-Arga's Issue

52 2 0
                                    

1. Shella

Kalian tau dimana gue sekarang? Perpustakaan. Dan lo tau sama siapa gue sekarang? Oke, gue sama si centil Lara.

Tadi, pas bel pergantian pelajaran, Lara nyamperin gue ke kelas, gue sama dia emang lagi jamkos. Oke, gue sama Lara beda kelas, tapi sebelahan, gue sama dia akrab, karena udah lima tahun bareng sampai sekarang sejak SMP.

Dia maksa-maksa gue untuk ke perpustakaan di saat gue lagi seru-serunya bolak-balikin GoGirl! Halaman fashion. Niatnya, setelah gue lihat semua gaya fashion terbaru gue bakal nyolong inspirasi desain dari situ, tapi gak mirip-mirip amat, ya gue modifikasi sedikit lah. Tapi Lara merusak semuanya, walaupun gue udah nolak-nolak sampai-sampai teriak-teriak, dia tetep nyeret gue. Kan kesel.

Dan hasil ulah pemaksaan Lara, kita disini sekarang. Pasti lo semua ngira gue sama dia nyari atau baca buku, tapi gak. Mau tau ngapain? Lagi-lagi gue dipaksa sama dia untuk ikut ngintipin kelas dua belas ipa dua dari balik pintu perpustakaan.

"La, kita ngapain sih ngintipin territorial kelas dua belas dari balik pintu perpus? Untung Bu Hana gak ada, gue pegel tau gak," gue bertanya untuk kesekian kalinya tentang aksi bodoh Lara yang gue juga kena imbasnya.

"Duh Shel, gue jawab deh, gue lagi nungguin anak dua belas ipa dua keluar, sebentar lagi bel istirahat bunyi, gue gak mau nyia-nyian kesempatan untuk liat Arga." Dan itulah jawaban yang keluar dari mulut Ra, gue hanya bisa mendumel dalam hati.

Ya lo bayangin aja, gue diseret-seret ke perpus dan dipaksa ngikutin dia ngintipin kelas dua belas ipa dua dari balik pintu perpus cuma buat liatin seorang cowok primadona seantero sekolah keluar keluar saat jam istirahat, ternyata. Gue memutar kedua bola mata gue melihat aksi sahabat gue sendiri.

"Lo tau? Gue bisa narik lo sekarang juga ke Kak Arga kalau lo mau," ucap gue dengan nada sarkastik, ya habis gue gondok, rencana gue buat ngesketch segala model baju gagal karena ulah si Lara.

Gue langsung meninggalkan Lara yang masih setia di balik pintu nunggu bel istirahat bunyi ke meja dekat rak buku bagian depan.

Merasa gue gak ada di belakangnya lagi, Lara langsung menoleh dan ia sudah mendapati gue kembali disibukkan dengan majalah, lagi.

Melihat itu, Lara langsung ngehampirin gue sambil berkata setengah memaksa, kerjaannya emang maksa mulu, "Shel, ayolah, lo kan teman terbaik gue, masa lo gak mau bantuin sahabat lo ini buat ngintipin sosok yang dipuja-pujanya? Gue berasa akward banget kalau sendirian." Lara terus narik-narik tangan gue.

"Kalau lo gak mau akward, gak usah ngintip, ke kelasnya aja langsung." Tepat saat gue jawab itu bel istirahat berbunyi nyaring dari balik pintu perpustakaan.

Tanpa menarik gue lagi, Lara langsung kembali ke posisinya di balik pintu, menunggu seorang Arga. Laki-laki yang dipuja seluruh kaum hawa Einstein Senior High. Gue hanya bisa menggeleng-geleng kepala sendiri melihat Lara yang matanya udah berbinar terang, bak melihat cahaya percikan sura, ck, gue baru inget semua fans Arga nyebut dia percikan surga. Gue sih, antara setuju dan biasa aja.

"Udah liat si doi kan? Gue ke kelas ya, bye." Gue langsung melambaikan tangan kepada Lara yang masih berbinar melihat Arga yang emang baru keluar kelas seraya tertawa membicarakan sesuatu bersama keempat teman cowoknya.

Melihat gue yang keluar perpustakaan, Lara langsung ikut keluar perpustakaan sambil narik lengan gue supaya gue nungguin dia. Dan lagi-lagi, gue hanya bisa sabar diperlakukan seperti ini. Gimana pun juga, Lara satu-satunya temen gue yang gue suka, dia kalau ngomong beneran blak-blakan, dan gue suka punya temen kayak gitu, seenggaknya, gak naif. Halah.

Her ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang