Crazy

353 41 10
                                    


Waktu menunjukkan pukul 11 siang, lokasi perpustakaan.

Jinhwan si lelaki berukuran minimalis itu tertidur di kelas dengan posisi kepala yang ia letakkan pada kedua tangan yang bertumpuk. Dihadapannya ada beberapa kertas tulis yang berhamburan, kertas berisi materi-materi yang harus dikejarnya, mengingat olimpiade telah dilewatinya. Bagi Jinhwan, hasilnya belum begitu memuaskan, mengingat ia masih berada di peringkat terbawah pada babak 5 besar. Meski begitu, ia tetap menjadi kebanggaan sekolah.

Jujur, Jinhwan benci saat-saat dimana ia harus mengejar materi tertinggalnya yang harus ia selesaikan dalam beberapa bulan. Demi Tuhan, hal ini begitu melelahkan.

Beberapa orang kerap memperhatikan Jinhwan yang sedang tertidur, ia terlihat manis sekaligus polos dalam saat yang sama. Bahkan para gadis terus berteriak mengatakan, "Kyaa~ Jinhwan oppa terlihat begitu manis!" kata itu cukup mengganggu, beruntung penjaga perpustakaan cepat-cepat membubarkan mereka. Kalau tidak, kau tahu sendiri apa yang biasanya gadis-gadis lakukan jika sedang bertemu dengan sesamanya kan?

Dasar, gadis-gadis.

Bel istirahat pertanda jam makan siang telah dibunyikan sejak 5 menit yang lalu, dan si lelaki yang tidur di meja kedua dari belakang itu pun masih terlelap. Tidurnya begitu lelap, wajahnya begitu tenang saat tidur, sampai-sampai, si penjaga perpustakaan itu tidak tega membangunkannya.

Tapi persetan dengan semua setelah lelaki bertubuh atletis itu memasuki perpustakaan, kemudian duduk dihadapan Jinhwan. Suara husky itu kerap terdengar, meminta Jinhwan untuk bangun dengan segera. Kau tahu, kan? Siapa lagi kalau bukan Koo Junhoe.

"Hyung sampai kapan kau tidur disini?"

Tidak ada reaksi dari Jinhwan.

"Aish, bahkan bel istirahat sudah berbunyi!"

Masih tidak ada reaksi.

"Ya, Kim Jinhwan!"

Berkali-kali ia membangunkan Jinhwan, dan ia kembali gagal untuk kesekian kalinya. Malahan rasanya tidak sesulit ini membangunkan Donghyuk. Akhirnya Junhoe menyerah. Ia berhenti melakukan kegiatan yang tidak akan membuahkan hasil, seperti tadi, membangunkan Jinhwan.

"Bung, orang ini sulit sekali ku bangunkan. Ku pikir dia mati." Gumamnya sembari meninju meja dengan kepalan tangannya.

Dilihat kembali olehnya sosok mungil yang masih terlelap dihadapannya, wajah si pemilik yang kini sedang terlelap terlihat begitu manis, damai, dan polos dalam waktu yang sama. Wajah ini yang membuat orang-orang jatuh cinta dengan beberapa detik saja, dan kurasa, Junhoe termasuk salah satunya.

Junhoe sangat menyesal ketika ia mengingat bahwa hyungnya ini adalah seorang lelaki, yang mana, berjenis kelamin yang sama dengannya. Jika Jinhwan seorang gadis, Junhoe bersumpah akan menjadikannya sebagai kekasih.

Kedua sudut bibirnya terangkat, membentuk sebuah senyuman. Jemarinya mengusap puncak kepala Jinhwan.

"Hyung, aku-"

"Ternyata kau disini, Junhoe-ya!" suara itu kembali terdengar, "Aku sudah mencarimu kemana-mana tak ku pikir kau malah berada di perpustakaan" pemilik suara yang tak lain adalah Donghyuk itu terkekeh. Tangannya menepuk bahu Junhoe, kemudian menarik seragamnya.

Junhoe berdecak, mengganggu saja.

Ia bangkit, kemudian melangkah meninggalkan Jinhwan. Setelahnya ia menarik lengan Donghyuk hingga keluar dari perpustakaan. "Kali ini kau harus mentraktirku makan!" gumam Junhoe, dibalas dengan anggukan oleh si partner, "Aye, aye!"

.

.

.

Tidak lama, Jinhwan terbangun dari tidur panjangnya. Ia meregangkan otot-ototnya yang terasa begitu kaku. "Uh-" gumamnya.

"Aku ketiduran lagi." Tambahnya sembari membereskan kertas-kertas yang berserakan. Jinhwan menggerang frustasi, pasalnya ia baru mengerjakan 2 dari 10 lembar salah satu tugas.

"Aku menyerah dengan semu-"

Gumamannya berhenti seketika netranya menangkap sebuah kotak makan. Diatasnya terdapat selembar kertas bertuliskan,

Kau tertidur disini. Dan ini bukan pertama kalinya.

Aku selalu memperhatikanmu dari jauh, aku tahu kau tidak sadar.

Atau mungkin, belum sadar ya hyung?

Selama beberapa minggu ini aku terus menjaga perasaan ini.

Perasaan yang membuat hatiku terasa begitu nyaman tiap aku memandang wajahmu, hyung.

Kau boleh menganggapku gila atau semacamnya, namun, kau tahu sendiri.

Seseorang jatuh cinta dengan cara yang tidak terduga, dan mungkin merupakan caraku jatuh cinta padamu dengan cara yang berbeda, gila, kan?

Jangan lupa dimakan, hyung!

- Hoobae

Jinhwan tersenyum sendiri dibuat si penulis surat ini, pikirannya tertuju pada satu orang. Benarkah orang itu yang menyiapkan ini untuknya?

.

.

.

Yeaayy akhirnya jadi juga lanjutan FFnya! 

Maaf kalau bikin nunggu rada lama, writer sempet keabisan ide/? Hahaha.

Tapi akhirnya ini jadi juga setelah ngebut 2 hari 

Semoga suka, dan jangan lupa vomment ya! 

- Love, writer.

Why do I keep needing you?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang