Second

1.5K 75 23
                                    

Kau menunggu datangnya malam,
saat ku menanti fajar.

Bilang saja aku labil, karena aku berkata kepada diri sendiri untuk tidak menangisi Adam kembali. Tetapi, hari ini, aku menangisinya. Dia memelukku dan berpamitan untuk pergi ke Boston. Di dada bidangnya aku meneteskan air mataku.

"Aku yakin, kita bisa ngelewatin masa LDR ini, Clay," katanya. Aku tidak berkata apapun, dan hanya menangis.

"Udah jam 7.15, aku harus check in. I'll text you pas aku udah nyampe." Dia melepaskan pelukkannya, aku masih terdiam. Lalu berjalan kedalam. Dua tahun selalu bersama-sama, jika aku nggak bisa tidur, aku gangguin Adam. Sekarang nggak bisa, perbedaan waktu Amerika-Indonesia yang jauh ngebuat aku makin tersiksa dengan hubungan ini.

Takut, aku takut dengan segalanya. Aku takut disana ia bertemu lagi dengan gadis lain, and she make him happier than I could. Aku juga takut ketika nantinya dia akan selingkuh, dua bulan yang lalu aku sudah enggan memperjuangkannya. Dua bulan yang lalu, dia meruntuhkan segala kepercayaan yang selama dua tahun sudah aku bangun.

***

Malam itu, aku sedang mengerjakan tugas menggunakan laptopku. Dengan tiba-tiba temanku memberikan screenshot yang menunjukkan chat temannya bersama Adam. Detik itu juga aku minta penjelasan kepada Adam.

"Punya cewek lain di SMA seberang enggak bilang-bilang aku?" sindirku.

"Maksud kamu apa sih, Sayang?"

"Nggak usah pura-pura bego, Dam. Emang aku nggak tau? Perlu aku bacain chatnya?" Aku sangat-sangat kesal kepadanya.

"Aku butuh waktu sendiri, jangan hubungin aku." Lalu langsung aku mematikan telfon itu, dan menangis sejadi-jadinya. Aku nggak butuh penjelasan apa-apa dari dia, dan besok aku minta putus ke Adam.

Ketika di sekolah, aku langsung dicegat oleh Adam. "Aku mau ngomong sama kamu."

"Aku nggak butuh penjelasan kamu." Aku memalingkan wajahku.

"Aku mau kita putus," kataku. Tanpa melihat matanya.

"Look me in the eyes and say it again!" Katanya. Sial, aku nggak bisa.

"Look me in the eyes and say it again, Clay." Sialan. Baiklah. Baik.

"Aku mau putus," dan seketika air mata itu jatuh.

"Maafin aku. Sekarang aku mau jelasin semuanya, Clay. Please, dengerin aku." Katanya. Air mataku jatuh kembali. Sialan, sialan!

Dia menjelaskan, bahwa dia bosan dengan hubungan kita. Lalu dia selingkuh, sudah masuk bulan ke dua dan Adam mengaku bahwa gadis itu tidak sepertiku.

"She's different. All the care you would take, all the love that we made, semuanya beda kalau sama dia. Aku mau putusin dia, aku masih mau sama kamu, Clay. Maafin aku." Dari situ, semakin kita ingin memperbaiki hubungan ini, semakin juga hubungan ini menjadi renggang.

PamitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang