Izinkan aku pergi dulu, yang berubah hanya tak lagi ku milikmu.
Kau masih bisa melihatku, kau harus percaya ku tetap teman baikmu.Jam 2 pagi, dan aku tidak bisa tidur. Di Boston sekitar jam 10 pagi, apa yang sedang dilakukan oleh Adam sekarang? Dua hari setelah aku memutuskan itu, dan sekarang aku merindukan Adam. Aku merindukan di kala seperti ini, dia datang dan selalu menemaniku. Selalu.
Dengan muka yang sudah aku taruh entah dimana, aku menelfon Adam. Sungguh aku rindu berat dengannya.
Sialan, diangkat! "Dam, sorry ganggu."
"Nggak apa-apa, Clay. Kenapa? Bukannya disana udah pagi? Kok kamu nggak tidur?" tanya Adam. Sialan. Aku semakin rindu. Adam, aku merindukanmu.
"Seperti biasa, Dam. Kita masih berteman baik 'kan?" tanyaku.
"Masih, Clay." Lalu aku langsung menuju ke maksudku, yaitu aku ingin Adam menemaniku pagi ini. Sampai terlelap.
Adam bersedia, betapa senangnya aku mendengar hal tersebut! Kenapa ketika aku sudah memutuskan hubungan kita, aku ingin kita kembali berdua. Rasanya aku jatuh cinta lagi kepadanya.
Tetapi tidak, aku sudah terlalu terluka bersamanya. Aku tidak ingin bersama lagi dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pamit
Short Story"Perdebatan apapun menuju kata pisah. Jangan paksakan genggamanmu." TERINSPIRASI DARI LAGU PAMIT - TULUS. © 2016 by Shania Angelista.