Part 2

852 30 0
                                    

Ben

Namaku Ben, bukan bento atau benjol atau benny atau semacamnya itu.

Lebih lengkapnya namaku
Alamsyah Ben Raharjo, keren tidak? menurutku tidak, aku bingung, namaku antara nama ke indoan yaitu dari keluarga ku Raharjo, sedangka nama Ben ke barat baratan, dan Alamsyah ke arab araban, ada ada saja bukan membuat nama dicampurkan seperti itu.

Baiklah itu sangat tidak penting.

Kalian harus tau hari ini aku sudah sampai ke tanah air tercintaku ini. Sudah sekitar 7 tahun aku meninggalkan Indonesia dan baru hari ini aku kembali lagi ke Indonesia.

Rasanya aku sangat rindu sekali dengan suasananya, ramai, macetnya, berisiknya. Tidak pernah aku menemukan suasana ini di Jerman.

Kepulanganku ke tanah air tentunya ada alasan, yang pertama teman ku David ingin menawarkan bisnis bersama yang mungkin banyak peluang untuk suksesnya. Yang kedua tentunya aku rindu kepada kedua orang tua ku. Dan yang terakhir aku mencari perempuan yang selama ini aku puja, dan yang membuatku selalu semangat dipagi hari jika aku mengingat namanya.

oke itu cukup lebay.

tapi kenyataannya seperti itu, demi sang dewi ku aku berani sumpah di jerman aku tidak pernah melakukan apapun, dan tidak berpacaran dengan siapapun, karna yang kuingin hanyalah dia seorang.

aduhai bahasaku ini puitis banget, jadi pengen muntah pelangi hoek.

kalian tahukan muntah pelangi? ituloh emot yang ada di Line coba cek deh.

Lanjut sampai mana tadi, oiya, membicarakan tentang sang dewi ku, tidak akan pernah lelah dan tidak akan pernah habis. jadi stop sampai sini untuk membicarakannya

Seperti yang aku bilang bahwa aku akan bekerja sama dengan sahabat ku David, dan dia mengajak bertemu di kantornya.

Baru juga sampai disini, sudah membicarakan pekerjaan saja.

Tiba-tiba terdengar deringan handphone ku dari atas meja, ya aku sudah berada di hotel.

"Halo?"

"EHH ANAK DURHAKA SEKALI KAU"
seketika aku menjauhkan hp ku dari telinga, bisa bahaya nih telinga, tuli selamanya iya deh, amit-amit.

"mah sabar mah, orang sabar pantatnya lebar" jawabku polos

"DASAR ANAK DURHAKA KAU KU KUTUK KAU JADI BATU"

waduhh serem banget mamah ngacemnya jadi batu, nikah aja belom udah dijadiin batu

"iya maaf maaf maaf Ben khilaf"

kudengar helaaan nafas dari mamah
"mamak kau tuh khawatir sama kau, malah langsung pergi saja kehotel bukannya kesini dulu" jawabnya melembut

"maaf mahh, besok abis ketemu David, Ben janji kerumah, kan aku juga kangen sama mamah ku sayang, uu tayang dan btw mamah tau dari mana aku di hotel?"

"yaa ku lihat lah update path kau tadi, pas ku check ternyata kau sudah di hotel, gini ya update path bisa, ngabarin mamak kau tak bisa"

waduh lupa aku kalo mamah punya path, sempet-sempetnya sih dia ngecek path.

"yasudah hati hati saja lah kau disana, ingat jangan lupa sebelum tidur sikat gigi terus shalat isya" hadeh si mamah dikira aku masih kecil apa ya

"iyaa maa, love u mah"

"iyaa much love"

dan kututup telfon, waktunya istirahat sepertinya, sudah lelah sangat. Langsung aku mengambil selimut untuk menghangatkan tubuhku ini, tapi kayak ada yang kurang

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang