Part 5

533 17 0
                                    


Ben

aku menjelaskan sedikit bagaimana aku bisa menonlong anty, hem maksudku lisha.

setelah pertemuan akward di kantor nya David, aku ingin ke cafe sebentar untuk menenangkan pikiran, tak sengaja aku melihat ke jalanan.

ada seorang wanita yang terdiam saja padahal dari arah lawannya ada mobil yang berkecepatan tinggi

segera ku tolong wanita tersebut dan dia adalah Felisha

dan beberapa saat dia pun pingsan ke pelukanku, karna aku panik akhirnya kubawa lisha ke apartemenku, lalu ku telfon dokter pribadiku.

Dokter niko pun datang, dan memeriksa Lisha, yang ku dengar dari hasil pemerikasaan dokter Niko, Lisha terlalu banyak minum obat anti depresi.

Apa yang terjadi dengan wanitaku selama aku pergi? kemana perginya wajah ceria yang selalu dia pajang di sekolah tiap harinya?

pantas saja dia berubah, tapi belum saat nya aku menayakan tentang kejadian yang menimpa dia.

lagipula aku siapa nya dia? teman? kayak dianggap saja, pacar? beh temen aja gak di anggap apalagi pacar. calon suami? ehmm nice hushh terlalu tinggi mimpinya

menunggu lisha sadar dari pingsan nya, lebih baik aku menyiapkan makanan berserta obat yang harus di minum.

sesudah menyiapkan semuanya aku segera masuk ke kamar ku, aku membiarkan lisha untuk tidur di kamar ku

pada saat aku membuka pintu kamar, ternyata Lisha sudah bangun, terimakasih Tuhan.

dia tidak sadar apa ya aku membuka pintu kamar ini, dan kulihat wajahnya murung sekali ada apa ya?

"udah ngerasa baikan?"

oke pertanyaan yang sangat bodoh sekali
lisha mengalihkan pandangan ku dengan wajah yang sulit kuartikan

"Ben?"

Wajahnya terlihat kesal melihat diriku yang berada di depan nya. Memangnya aku kenapa sih?

"kenapa gue malah ketemu lo sih"

jleb

dari beberapa macam kosa kata yang ada di dunia ini, mengapa dia malah berbicara seperti itu coba? bilang makasih kek gitu, yaampun udah tulus bantuin malah di jawab kayak gitu, hayati sesak

"masih untung gue nolongin lo nty, eh maksud gue felisha"

jawab ku kesal, siapa yang tidak kesal. udah dibantuin malah dia jawabnya gitu, coba perasaan kalian gimana kalo nolongin doi kalian tapi jawabannya malah seperti itu? kayak udah dapat hadiah eh taunya malah tulisan "anda kurang beruntung"

"ini gue udah nyiapin makanan buat lo, terus kata dokter lo harus minum obat yang ini, biar lo lebih tenang"

aku tidak peduli dia menganggap ku seperti apa, yang penting dia sehat aku tenang.

yaampun lisha, dia hanya memandangi doang makanan yang sudah ku siapkan

"jangan dipandangin doang, mereka minta dimakan"

seketika dia tersadar dari lamunannya, gadis yang kulihat ini begitu sangat rapuh, aku rela jika dia ingin membagi kesengsaraannya bersama ku.

tuhkan dia masih saja melamun, aku pun mengoyang gitankan badannya

"woy felisha"

"apasih"

jutek banget sih neng

"cepetan itu dimakan jangan diliatin dong"

dia pun memulai makan makanannya dengan perasaan kesal.

sambil menunggu lisha makan, aku hanya menatap tv didepan ku, aku tidak menonton acara yang di tayangkan di tv tersebut, terlalu banyak pikiran di otak ku

"lisha"

lisha pun menoleh kepada ku

"maafin gue bikin syok pertemuan awal kita tadi, sumpah gue gak bermaksud ngagetin lo, ataupun ngebuat lo risih, gue hanya seneng aja bisa ketemu lo setelah sekian lama"

ya mungkin ini semua gara-gara aku, sehingga dia menjadi stress seperti ini,

"iya, tapi tolong gak usah manggil gue anty ataupun mengingatkan gue dengan masa lalu, karna itu hanya ngebuat gue membenci lo"

aku sedikit kecewa mendengar jawabannya, sebenarnya aku ingin melihat kembali Anty ku, yang sangat bahagia. tapi segera aku tutupi kekecewaam tersebut, setidaknya dia sudah memaafkan

"it's okay gue janji"

lisha pun melanjutkan aktivitas makannya, seketika suasana menjadi hening, hanya suara dentingan garpu dan sendok yang memenuhi apartemen ini.

"ehmm"

aku melihat ke arah sumber suara tersebut.

"udah jam segini gue harus pulang"

aku pun segera berdiri dan menyusulnya

"gue anter lo pulang"

*******

Di dalam mobil sangatlah hening, ayolah Ben cari percakapan yang seru, jangan diam diam saja begini.

"sha lo udah berapa lama kerja di kantor David?"

"3 tahun"

lumayan lama juga ternyata, andaikan aku udah balik dari 3 tahun yang lalu

"lumayan lama juga sha, gak berminat untuk cari tempat yang baru?"

"gak udah nyaman"

sumpah ini lisha sayang, kenapa sih kamu jutek banget gregetan aku jadinya ih.

"lo bisa.."

"kalo lo mau nawarin kerja di tempat lo, gue tolak, gue udah nyaman di tempat nya Pak David"

BELOM JUGA GUE NGOMONG ET..

"dasar cenayang"

aku melihat sekilas ke Lisha , dia tersenyum

WOYY DIA SENYUM

"cie senyam senyum"

godaku ke Lisha, dan seketika wajahnya menjadi datar

"siapa juga yang senyum"

lucu juga kalo lagi salting, kayak dede emesh

"kalo bohong hidung nya pesek loh, eh tapi kalo mancung nanti makin cantik, makin tinggi deh saingan gue aish"

apasih Ben receh banget lawakan lo sumpah.

"hempfft"

"kalo mau ketawa ketawa aja kali, daripada keluarnya dari belakang kan bahaya"

"apasih jayus banget huh"

walaupun jayus, asalkan kamu tersenyum aku sih rela felisha:")

"itu didepan rumah gue"

aku melihat rumah tersebut lumayan besar, tetapi suasananya sangatlah sepi

"lo tinggal sendirian sha?"

"iya"

"lo selain jadi sekretaris pasti ada pekerjaan lain kan?"

"iya gue ada.."

aku menempelkan tangan ku dimulutnya
"shhhh, gue tau apa pekerjaan lo"

"apa?"

"bisnis babi celeng buat ngepet, dan menyewakan orang-orang buat jaga lilinnya"

"Apasih ben jayus banget sumpah"

yaampun susah banget sih bikin cewe ini ketawa

"jutek banget yaampun lisha"

"sebenernya itu lawakan yang sangat receh banget"

alahh sok sokan bilang receh padahal lucu kan

"makasih udah anterin gue dan nolong gue"

"iya sama sama"

lisha pun pergi masuk ke dalam rumahnya dan aku hanya melihat dia dari kejauhan.

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang