R 14 - Rumah Sakit

2.5K 89 0
                                    


Aku membuka mataku. Hal pertama yang ku lihat adalah atap rumah sakit yang berwarna putih bersih. Aku mengedarkan pandanganku kepada kakiku yang kini penuh dengan perban. Aku menghela nafas lega. Pasalnya aku masih punya kaki, tidak seperti bayanganku tentang kaki yang diamputasi.

"Mamaaa.. hape Za mana?" Tanyaku tak sopan.

"Kamu tuh ya baru bangun jugaan yang dicariin hape. Ini.." kata Mama. Walau sambil terus menggerutu mama tetap memberikan ponselku. Aku hanya bisa tersenyum tanpa fosa kearah mama.

Tak lama kemudian Mama Ical yang tak lain adalah tante Rina datang. Dengan parsel buah di tangannya. Aku sempat salah fokus karena buah-buah dalam parsel itu sangat menggoda apa lagi buah apel merahnya itu. Sangat menawan dengan warna yang sangat segar dan menggugah rasa. Aku buru-buru mengalihkan pandanganku.

Beliau tersenyum. "Assalamualaikum.." salam tante Rina. Penuh dengan senyum lembutnya.

"Waalaikumsalam." Jawabku dengan mama bersamaan. "Ehh Rina.." setelah melihat siapa yang datang mama langsung berdiri dan bercipika-cipiki ala-ala ibu-ibu.

Setelah meletakkan parsel diatas meja dan mengobrol sebentar dengan mama, tante Rina menghampiriku. Aku buru-buru mencium tangan tante Rina. Dan tante Rina hanya mengusap kepalaku pelan. Aku hanya bisa tersenyum.

"Maaf ya, tante baru kesini." Kata tante Rina.

"Iya tante nggakpapa." Kataku.

"Tadinya Ical juga mau kesini jengukin kamu tapi nggak dibolehin sama tante soalnya dia belum sembuh." Kata tante Rina.

Bukannya kemaren Ical nggakpapa? Kan dia yang jemput aku.

"Ical sakit tante?" Tanyaku cemas.

"Iya. Semalem dia kecelakaan. Tumben-tumbenan semalam Ical pergi buru-buru. Tante udah peringatin dia padahal biar nggak ngebut dijalan. Tapi kayaknya Ical nggak dengerin tante." Kata tante Rina.

Aku terdiam. Aku mencoba mencerna kata-kata tante Rina. Apa benar yang dikatakan tante Rina? Ical kecelakaan? Semalam sepertinya aku melihat mobilku baik-baik saja. Tapi biar aku periksa nanti sepulang dari sini untuk mengetahui semuanya.

"Trus Ical dimana tante?" Tanyaku.

"Dia dirumah. Dia nggak mau tante bawa kerumah sakit. Anak itu keras kepala jadi tante susah bujuknya." Kata tante Rina.

"Diakan emang begitu tante. Suka batu kalo di bilangin hahaha" kataku. Tante Rinapun ikut-ikut tertawa.

"Iya bener. Dan cuma kamu yang bisa luluhin dia yang batu itu hahhaaha" tante Rina tertawa lagi.

***

Rumah. Rumah. Rumah.

Aku hanya ingin segera sampai rumah. Dokter sudah mengizinkanku pulang. Dengan berbekal berpuluh-puluh butiran obat yang membuatku bergidik ngeri membayangkan bagaimana aku harus meminumnya. Tapi setidaknya kalau aku di rumah aku bisa membuang obat itu saat tak ada satupun yang tau tidak seperti dirumah sakit yang semuanya serba diteliti oleh para suster yang bertugas.

Terlebih lagi aku ingin bertemu dengan Ical. Aku ingin melihat keadaannya. Aku ingin memastikan apa penyebab kecelakaan itu. Dan yang pasti aku mengkhawatirkannya.

Tak lama kemudian kamipun sampai dirumah. Aku buru-buru menghampiri honda jazz putih kesayanganku.

"Kamu ngapain si Za?" Tanya Papa.

Aneh! Aku tidak mendapati mobilku lecet sedikitpun. Sepertinya saat pulang membawa mobilku Ical sudah kecelakan. Karena tidak mungkin Ical pergi kebengkel untuk memperbaiki semuanya. Karena semalam jelas saat aku pulang mobilku sudah berada disana.

RINDU (DREAME/INNOVEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang