(series) SEHUN - IRENE

just you

Irene memasuki apartemennya dengan langkah gontai. Hari yang cukup berat dirumah sakit membuat seluruh tenaganya habis. Sudut bibirnya terangkat keatas mendapati sehun duduk sambil merentangkan tangan menyambut nya "selamat datang" sehun tersenyum menenangkan yang membuat irene berjalan cepat kearahnya sambil menenggelamkan dirinya dalam pelukan sehun yang tentu saja disambut baik oleh sehun "kau pulang lebih cepat?" irene mendongakkan kepalanya menatap sehun Sehun mengangguk sambil mengelus pelan kepala irene. "bagaimana harimu? Menyenangkan?" irene menggeleng pelan dalam pelukan sehun "ingin menceritakannya padaku?" irene diam , semakin mempererat pelukannya pada sehun. Sehun mengangguk paham. "kau sudah makan? Ingin kubuatkan sesuatu?" irene menggeleng. "aku tak bernafsu" Sehun menyusupkan tangannya ke perut irene dan mengusapnya pelan "apakah anak ayah sudah makan?" irene melepas pelukannya "nasi goreng kimchi" sehun tersenyum mendengar jawaban irene.

-----

Sehun POV Sesekali aku menyeruput kopi sambil membaca beberapa dokumen yang sengaja aku bawa pulang. Aku masih fokus dengan deretan tulisan disana hingga panggilan seseorang dengan piyama hitam polos yang kebesaran ditubuhnya mengambil penuh atensiku untuk memperhatikannya "sehun ah..." ia mempoutkan bibirnya lucu Aku tersenyum melambaikan tanganku menyuruhnya mendekat. Piayama milikku seolah menenggelamkan tubuh kecilnya ditambah rambut hitam yang berantakan dan wajah khas bangun tidur menjadi pemandangan yang lucu untukku. Irene mendekat dan merangkak naik keatas pahaku dan merebahkan kepalanya ke pundakku dan mengalungkan kedua tangannya di pinggangku. "kenapa bangun hm?" sekarang baru jam 1 malam, terlalu 'pagi' untuk bangun "aku mendapat surat teguran" ia menegakkan tubuhnya menghadapku, dengan sigap aku melingkarkan tanganku di pinggangnya menjaga tubuhnya agar tidak jatuh "kenapa?" ia hanya menunduk kepalanya dan menyandarkan tubuhnya malas padaku "aku bertengkar dengan jina, anak direktur rumah sakit" aku hanya diam menunggu kelanjutan ceritanya "padahal aku hanya menegurnya karena salah menyuntikkan obat kedalam infus pasien, tapi ia malah menghina dan menyiram ku" aku menggumam sambil sesekali memeperbaiki posisi irene dalam pelukanku "sehun ah apakah menurutmu aku salah?" irene mendongakkan kepalanya menghadapku "menurutmu apa yang akan pasien lakukan jika ia tau dokter salah menyuntikkan obat ke tubuhnya? irene tampak berfikir "tentu saja membunuhnya!" irene tampak bersemangat mengatakannya. aku terkekeh "kita anggap saja perlakuan mu padanya sebagai perwakilan dari sikap yang seharusnya dilakukan pasien itu" irene mengerjap matanya. "irene ah...lakukan hal yang menurutmu benar, jangan takut hanya karena kedudukan seseorang. Bukankah janji seorang dokter adalah menyelematkan pasiennya? Yang kau lakukan tadi merupakan salah satu contoh nya" irene tersenyum dan mengangguk. Ia kemudian menundukkan kepalanya sambil mengelus perutnya yang sedikit membuncit "aegi ya ayahmu benar benar jjang" aku ikut tersenyum melihat interaksi yang dilakukan irene bersama calon bayi kami. Aku kemudian meletakkan tanganku di perut irene "sayang jaga ibumu jika tidak ada ayah ya, ingatkan dia untuk jangan memendam perasaannya sendiri jika ada masalah bukannya malah berniat mogok makan" irene berdecih pelan "arasso appa" irene menjawab sambil menirukan suara anak kecil membuatku mau tak mau tertawa. Ia kemudian menguap dan menyendarkan kepalanuya malas pada bahuku "ingin tidur sekarang?" ia mengangguk namun satu pernyataan nya sukses membuatku tertawa "aku ingin digendong sampai kamar dan di peluk hingga pagi" nada bicaranya membuat ku gemas sendiri. Aku memperbaiki posisinya agar nyaman dalam gendonganku dan menjaga jarak aman agar perutnya tak ikut terjepit. Aku rasa semenjak kehamilannya irene menjadi lebih manja. "kau terlihat seperti bayi koala" aku mengejek tingkahnya "aku tak perduli"ia mengeratkan rangkulannya di leherku.

Dia bukan cenayang dan juga bukan peramal...tapi dia selalu bisa menebak perasaan ku -irene

Jangan lupa voment readernim....maaf buat typo dan keabsurd an ceritanya
Juga maaf buat judul yang nggak nyambung ama cerita...jujur aku bingung mau kasih ni cerita judulnya apaan